"Untuk saat ini tak ada. Tak ada yang bisa kusembunyikan darimu. Bahkan untuk kabur dari pengawasanmu saja, saat rencana itu masih dalam pikiranku, kau sudah bisa menebaknya. Menyesal aku memintamu menjadi bodyguardku." Ucapnya terkekeh.

Ia melirik ke arah bodyguardnya. Tatapan tajam Kapten Song membuatnya merotasikan mata malasnya.

"Jangan memandangku seperti itu. Kau menyeramkan. Kau tak percaya padaku ?"

"Kau terlalu sering bertindak sesukamu. Otakmu mungkin jenius, tapi tidak dengan tindakanmu. Di tengah misi kau tiba tiba keluar dari tempat persembunyianmu dan menghadang musuhmu di tengah jalan. Tak bisakah kau tahan emosimu itu. Kau membuat panik seluruh tim."

"Maafkan aku." Ucapnya, menundukkan kepalanya.

"Dan kau melakukannya lagi. Dengan sesukamu kau melakukan rencanamu sendiri."

"Melakukan apa ?"

"Kau menyebarkan rumor tentang dirimu sendiri."

Jungkook nampak terkejut.

"Kau sendiri yang menyebarkan foto penyeranganmu bersama Seokjin dan Yoongi. Kau mendapat fotonya dari kamera yang terpasang di mobilmu. Membuat berita palsu tentangnya dan mengirimnya ke portal berita. Begitu juga dengan rumor kepergianmu dari agensimu, kolaborasimu dengan penyanyi lain."

Jungkook diam tak menjawab.

"Kalian selalu bersama selama ini, kau pasti tahu hal hal yang kakak kakakmu benci yang bisa merusak kepercayaan kalian satu sama lain. Kau sengaja membuat mereka salah paham padamu. Kau mempermainkan perasaan mereka. Rencanamu berhasil. Mereka menjauhimu. Itu yang kau inginkan bukan ?"

Jungkook tersenyum sedih.

"Kau benar. Ini yang aku mau. Itulah rencanaku. Mereka membenciku. Mereka tak berbicara denganku. Mereka bahkan tak mau melihatku. Dan Hoseok hyung, sunshine hyungku, yang paling lembut diantara mereka, yang membunuh seekor lalatpun tak mau, dia memukulku."

Jungkook menggigit bibirnya. Menahan tangis yang ingin keluar.

"Itu yang aku mau. Aku sengaja merusak kepercayaan mereka padaku. Hati mereka pasti sangat terluka. Meskipun begitu, mereka masih sangat baik padaku. Sepagi apapun aku berangkat, selalu ada bekal makanan di depan pintuku. Selalu ada yang menungguku pulang, selarut apapun aku datang. Mereka bodoh sekali. Aku sudah menyakiti mereka, tetap saja mereka memperhatikanku. Bertahun tahun aku tak bisa terbuka pada mereka, tetapi mereka masih menyayangiku seperti itu. Aku tak pantas berada di antara mereka ahjussi."

Tetes air mulai turun dari matanya.

"Hanya ini cara yang terpikirkan olehku. Mereka sudah terlibat terlalu dalam. Bahkan nyaris menjadi korban. Tapi aku juga tak sanggup bila jauh dari mereka. Berkali kali aku ingin kembali pada mereka tetapi bayangan kematian orang tuaku dan kejadian penyerangan itu selalu terlihat di mataku. Ditambah dengan peristiwa Sejin hyung."

"Itu bukan tanggung jawabmu seorang diri. Itu tanggung jawab kita sebagai satu tim. Bukan hanya kamu seorang. Berhentilah merasa bersalah. Apa kau tak percaya pada kami ?"

CODE NAME : BUNNY Where stories live. Discover now