PART 06 || Cemburu

16 11 10
                                    

"Cantik itu masih gw nomor duakan karena yang nyaman akan menjadi prioritas gw"

TANDAI TYPO‼️
HAPPREAD🥰


"Gimana dok keadaan teman saya" tanya Jimy dan Asep saat pintu ruangan terbuka menampilkan salah satu dokter.

"Teman kalian mengalami patah tulang pada tangan kiri butuh proses penyembuhan sekitar 2 bulan atau bisa lebih. Jadi dimohon agar pasien tidak melakukan aktivitas fisik yang membebankan tangannya dan untuk kesehatan lainnya kalian tidak perlu khawatir karena semuanya baik"

"Baik dok, terimakasih".

Jimy dan Asep memasuki
Asep dan Jimy memasuki ruangan tempat Juan dirawat. Sesekali Jimy terbatuk karena bau obat-obatan yang menyengat membuat siapapun tidak akan betah berlama-lama di tempat seperti itu.

"Weishh broo" sapa Jimy menepuk-nepuk tangan kiri Juan yang diperban.

"Shhhht" yang ditepuk Juan tapi yang meringis tak tega Asep.

"Yeee Lo Sep, gw tepuk tangannya Juan kenapa Lo yang meringis, dasar bocil aneh" timpal Jimy.

Dari mereka berlima Asep yang umurnya termuda.

"Lo rasa Gak sakit apa ditepuk begitu?"

"Sans aja Sep, sebenarnya ini gak sakit sih cuman gue masih menghargai usaha dokter dan suster tadi yang ngurus gue" jelas Juan sedikit terkekeh.

"Denger tuh Sep, orangnya aja gak sewot gue tepuk"

"Semerdeka Lo aja"

"Dihh terus tadi kenapa teriak-teriak kayak orang yang mau melahirkan kalau gak sakit, anaknya gak keluar ehh malah pingsan"

"Oh Iyah tadi kenapa Lo pingsan"

"Njrit tadi itu gue cuman lagi gak siap aja yaudah gue ambruk dan satu lagi tadi itu gue cuman lagi malas berantem makanya gue sengaja pingsan sekalian tidur eh tau-taunya udah disini" jawab Juan.

"Alasan banget woyy" sembur Jimy.

"Seribu alasan cuman satu yang kupakai ohhh" Asep bernyanyi dengan suara khasnya.

"Salah lirik nyet"

Suara pintu terbuka menandakan ada yang masuk ke dalam ruangan itu. Dan benar saja dua kepala beserta badan dan seperangkat anggota tubuh lainnya ikut masuk.

"Haii kak" sapa Ela kepada Ketiga teman Algathar.

"Hai Ela" jawab Juan dan Jimy

"Haii juga Ela, bang Algathar gak mau sapa kita juga?" Tanya Asep.

"Buang-buang wakt-ahww" tegas Algathar namun Ela malah mencubiti perutnya.

"Gak baik Athar"

"Hahahahhha mampus" tawa ketiganya.

ALGATHAR POV

Ela berjalan mendekati Juan dan memberikan makanan yang dibelikan gw.

"Nih kak Juan, jangan lupa dimakan terus minum obatnya biar cepat sembuh terus biar bisa main basket lagi" kata Ela.

"Wahh makasih Ela tau banget ini makanan kesukaan Aku" ucap Juan tak sadar bahwa ada yang salah dari kalimatnya.

Gw menatap tak suka pada Ela yang begitu peduli terhadap Juan. Lihat saja Juan jika sudah sembuh.

"Gw gak salah dengarkan??" Gw kaget bisa-bisanya gaya bicara Juan menganggap Ela seperti pacarnya.

Walaupun gw sadar kalau Ela juga bukan pacar gw tapi setidaknya tidak boleh ada yang menggunakan gaya bicara seperti orang pacaran terhadap Ela terkecuali gw.

"Eh maaf boss mulut gw keceplosan" cengir Juan.

"Maklum boss kelamaan jomblo makanya gitu" timpal Jimy.

"Huss dasar emang Lo tuh buaya jadi pacar Lo dimana-mana beda sama Juan" ucap Asep.

"Ohh jelas, jadi gw pake skincare ada gunanya" bangga Jimy.

"kalau si Juan mah setia makanya setia sama satu perempuan sampai sekarang-" jelas Asep tapi belum menghabiskan ucapannya.

"Walau tuh perempuan udah jadi mantan iyahh gak tuh???" Jimy terkekeh melihat perubahan raut wajah Juan yang berubah mungkin malu terhadap Ela.

"Bangun bang Juan bangun gak sakit dijatuhin Mulu sama maskulin?? Sekali-kali jangan lupa balas bang walau saya tidak berpihak pada maskulin" kompor Asep.

Mau bagaimanapun Juan menjawab atau melawan ia akan tetap kalah dengan duo kembar otak beda muka.

"Gak lucu" balas Juan dengan malas meladeni kembaran tersebut.

"Beruntung banget cewek yang bisa ngerebut hati kak Juan pasti ceweknya cantik" ucap Ela.

"Cantik itu masih gw nomor duakan karena yang nyaman akan menjadi prioritas gw" jelas Juan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Wahhh kak Juan bisa aja" cengir Ela.

Kenapa perasaan cemburu terus muncul disaat Ela memuji orang lain. Pusing gw mikirin perasaan yang terus dipendam.

☠️☠️☠️☠️

Sepulang menjenguk Juan, Ela belum diantar pulang oleh Algathar. Algathar malah membawa Ela ke rumahnya seperti apa yang dikatakannya tadi di dalam perjalanan.

"Athar kamu kemana lagi?" Tanya Ela dengan raut wajah bingung. Algathar sedari tadi hanya diam kadang kalau jawab hanya "iya dan tidak" semakin hari tingkah Algathar semakin aneh.

Kemudian Algathar datang dari arah dapur dengan membawa minyak urut yang biasa ibunya gunakan. Tadi ia sempat pergi ke kamar ibunya meminta minyak itu untuk Ela.

"Athar ngapain bawa minyak segala??"

"Athar capek atau pegal jadi mau aku urutin??"

Ela tersentak karena Algathar malah menarik kakinya dan meletakan dipahanya, Algathar memijit Ela.

"Athar, ini enggak terbalik? Harusnya aku yang mijit kamu kenapa malah kebalik"

"Udah diem aja kamu tadi jalannya pakai kaki terus jauh makanya pasti capek".

"Hah?? Hanya karena itu?".

"Hm".

Mau heran tapi ini Algathar jika bucinnya kumat seperti inilah jadinya.

" Kamu nginep disini aja yah?? Soalnya udah malam ini" saran Algathar.

"Enggak Athar aku mau pulang". Tolak Ela.

" Kenapa nolak hm? Kan biasanya juga gitu"

"Kalau aku bilang enggak mau ya enggak mau jangan maksa Athar. Janji deh kapan-kapan".

"Yaudah yuk aku antar pulang". Ajak Algathar sambil menarik tangan Ela.






















Bersambung.....















Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AlgatharTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang