"Gampang, nanti bisa dibangunin dulu."

Ucapannya tak bisa kubantah. Ana dan mobil ini adalah miliknya. Terserah dia mau apa.

"Aku mau ketemu sama Tante Ratri."

Hah? Bertemu dengan mama?

"Aku mau lamar kamu."

Pipiku memanas lagi. Dia mau melamarku? Secepat ini?

"Boleh nggak?"

"Eng... Iya bo-leh."

Ada apa dengan diriku ini? Aku merasa jadi seperti ayam betina yang tengah masuk masa petelur dan ngebet mendekati pejantan. Kak Indra yang berulang kali meminta ijin saja selalu kularang. Sementara dia, baru satu kali dan tanpa berpikir panjang langsung kuiyakan. Mungkin nanti aku harus membenturkan kepalaku ke tembok dulu satu kali. Ke mana perginya Aisha Dianitha Pramono yang seharusnya menjaga sikap layaknya seorang perempuan baik-baik?

___

"Iya, Arya kemarin udah bilang sama Tante."

Mama menjawab pernyataan keseriusan Kak Dean setelah mereka tadi sempat berbasa-basi sebentar. Pria itu tadi bilang jika dia mencintaiku dan ingin mempersuntingku. Sejujurnya, aku tak begitu seksama memperhatikan. Di dalam perutku seperti ada sepasang kupu-kupu yang berputar-putar. Lalu di samping kanan kiriku seolah ada peri-peri kecil yang menabur butiran sihirnya. Aku tadi sudah hampir melayang tak bisa memijak lantai jika Ana tak mengeliat di pangkuan, menyadarkan jika aku masih di dunia nyata. Anak ini masih lelap meski telah berpindah tempat.

"Kalau Tante sih terserah sama kalian berdua. Kalian udah sama-sama dewasa. Pasti udah tahu gimana baiknya."

Mama menjawab dengan bijak sambil mengusap kepala Ana yang menelungkup di lenganku. Mama memang sudah dekat dengan Ana, jauh sebelum aku pulang ke Indonesia. Tak hanya dengan Ana, mama pun dekat dengan Triple Jun dan Jan adiknya. Mereka semua sudah dianggap cucu sendiri oleh mama.

"Tapi Dean, kalau kamu benar mau menikah sama Dian. Kamu harus siap satu hal."

"Siap apa, Tan?"

Aku memasang telingaku baik-baik. Jangan sampai aku lemot di saat mama menjawab.

"Siap ketambahan anak lagi, Dian kadang-kadang masih kayak anak kecil."

"Mama ...."

"Engghh... Papa ...."

Ana terbangun setelah aku menggerutu. Aku, seperti anak kecil? Mungkin iya, kemarin malam itu adalah salah satunya.

_________

Hari pernikahanku dengan Kak Dean sudah ditetapkan. Masih sekitar dua bulan lagi. Kedua keluarga sudah saling bertemu. Tante Lis dan mama malah seperti teman yang lama tak bertemu, mereka langsung bisa akrab. Sejak awal mama memang tak mempermasalahkan siapa pria yang kupilih. Mbak Ari sekeluarga sudah pulang. Pas sekali dengan kontrak kerja suaminya yang telah selesai. Kakak iparku itu tak memperpanjangnya lagi. Katanya dia ingin tinggal kembali di Indonesia dan dekat dengan seluruh keluarga besarnya. Lalu Lintang, dia menjerit-jerit saat sambungan video kami terhubung. Tak menyangka jika kami akan jadi saudara ipar sekarang.

Sekelumit Rinduحيث تعيش القصص. اكتشف الآن