10. Crown Prince

537 60 3
                                    

Sudah memasuki hari ketiga bagi NCT Dream hidup di tempat antah berantah, di zaman beribu-ribu tahun lamanya, jauh dari orang-orang yang dikenal.

Sejujurnya, semua ini masih diluar akal mereka, terkadang mereka ragu, benarkah ketujuhnya berada di masa lalu?

Berkali-kali mereka meyakinkan diri kalau ini hanyalah mimpi, namun buktinya sudah dua malam mereka tertidur lalu bangun masih dalam keadaan yang sama.

Yakni berada di bilik para dayang, dengan pakaian kuno yang agak lusuh.

Atau mungkin beberapa sempat berpikir kalau mereka sudah gila.

Sudahlah. Menyambungkan logika dengan apa yang terjadi saat ini hanya buang-buang waktu dan energi.

Omong-omong tentang hubungan mereka dengan para dayang, ini adalah hari kedua bagi ketiga dayang harus menjalani masa-masa terburuknya sebagai pelayan member dream.

Dan kini, mungkin alam sedang berpihak dengan para dayang, sejak tadi ketujuh pemuda itu belum minta apa-apa selain Zhong Chenle yang subuh tadi minta diurut karena lehernya salah urat disebabkan oleh tidur yang tidak benar.

"Eunso-yaa... tolong bawakan rempah-rempah dari dapur kemari," Pinta seorang ahjumma yang sedang asyik berkutik dengan sebuah kuali besar,

Son Eunso yang sedang bengong-bengong menatap sang ahjumma memasak pun segera bergegas ke dapur lalu kembali lagi dengan wadah besar berisikan berbagai macam rempah-rempah.

"Bagaimana kabar tuan putri, Eunso-yaa...?"

Eunso tersenyum,"Begitulah..."

Gadis itu tiba-tiba menghela nafasnya, mengingat bagaimana bahagianya dia melihat sang putri saat tersenyum di pertandingan pedang dengan Lee Jeno si rambut pink yang amatiran.

"Lalu, bagaimana kabar para pendatang itu?"

"Mereka? Yah... kurasa mereka selalu baik-baik saja--" Kalimatnya terputus saat ekor matanya menangkap sebuah sosok mengerikan tengah berjalan kearahnya. Jangan lupakan senyumannya yang sama mengerikannya,

"Anyeong gadis-gadis...!!" Sapa Haechan yang disambut tawa dan senyuman dari para pekerja disana.

Seperti yang kita tau, Lee Haechan memang selalu membawa aura positif. Jadi, kini entah siapa yang harus diragukan kewarasannya, karena Eunso tak bisa merasakan aura positif itu.

"Tuan butuh sesuatu?" Tanya Eunso berusaha dimanis-maniskan. Karena ini masih hari kedua dirinya menjadi pelayannya.

"Aku butuh penyegaraaaan... bisa mati muda kalau tiap hari cuma tidur-tiduran. Oh, apa ada yang bisa kubantu noona..?" Kalimat 'Noona' itu ditujukan untuk ahjumma yang sedang masak,

"Noo-noona..?" Si ahjumma salah tingkah, sementara Eunso hanya memutar bolamatanya malas.

Haechan tersenyum lebar sampai menampakkan seluruh giginya, matanya menatap ahjumma yang sedang memasak itu dengan berbinar-binar.

"JANGAN TUAN!"

Siapa yang tidak kesal saat ingin memotong kubis tiba-tiba pisaunya disambar begitu saja?

Haechan tidak mengerti apa yang ada dipikiran Eunso, gadis itu bahkan sampai melukai telapak tangannya karena pisau yang dia ambil paksa dari tangan Haechan,

"APA-APAAN SIH! BAHAYA TAU!"

"Tu-tuan jangan melakukan apapun... biar saya saja..." Sahut Eunso gugup,

Helaan nafas berat berhembus dari pemuda berkulit tan tersebut, kini dia paham kenapa dayang itu bersikap demikian. Karena perintah sang putri untuk melayaninya.

The Ice Princess ; AESDREAM [Complete] ✔️Where stories live. Discover now