16.I LOVE YOU MORE, ZEN.

64 6 0
                                    

ZENAZA
-
Karena kamu,adalah anugerah terindah yang di titipkan Tuhan untukku.❞

°❀•°✮°•❀°
VEEL LEEZPLEZIER
SELAMAT MEMBACA

16.I LOVE YOU MORE, ZEN.

  Malam ini Zen dan Daisy akan menginap di kediaman Wijaya. Setelah insiden di taman tadi siang keduanya nampak canggung, bahkan tidak saling menyapa.

Merasa ada yang tidak beres Naufan bertanya,"Kenapa nih pengantin baru pada diem-dieman?"

"Enggak kok, Pa." Daisy menjawab sambil meletakkan mangkuk sisa bubur kacang hijaunya.

"Itu juga Leo kenapa mukanya merah banget. Kaya habis liat setan."

"I-ini lebih dari setan, Pa." Adelio menjawab gugup, pemuda itu nampak aneh sejak tadi. Naufan, Kirani juga Adelia yang tidak paham dengan suasana ini hanya mengernyit kebingungan.

"Kalian pada kesambet apa gimana sih?" Adelia menimpali, "heran deh."

"Zen sama Daisy pamit kekamar duluan ya, Pa, Ma." Ucap Daisy sambil beranjak dan menarik tangan Zen untuk berdiri.

"Zen pamit duluan ya, selamat malam semua."

"Malam juga."

Setelah sepasang suami-istri tersebut sudah benar-benar tak terlihat, Naufan dan Kirani menatap Adelio penuh tanya. Dalam benak mereka sepertinya sikap Adelio ada hubungannya dengan keanehan Daisy dan Zen.

"Pasti kamu tau sesuatu kan, Leo?"

"I-iya. Tadi pas Leo mau ambil bola basket di taman Leo l-liat..."

"Liat apa, Yo!?" seru Adelia tidak sabaran.

"B-bang Zen c-cium--"

"Oke stop gausah dilanjutin. Yang penting kamu gak boleh contoh, jangan sampai kejadian sama gadis itu terulang." Naufan memotong ucapan Adelio lalu terkekeh pelan.

"Mereka mulai saling mencintai, Ma. Cepet banget ya. Padahal dulu kita pisah rumah dulu dua bulan baru saling mencintai." Kini Naufan berkata pada Kirani yang sibuk memainkan handphonenya, sepertinya ibu-ibu sosialita itu sedang berbelanja online.

"Heh apaan sih!" seru Kirani kesal, wanita itu meletakkan handphonenya lalu menatap anak kembarnya yang terlihat sibuk sendiri-sendiri.

Adelio yang tampak gugup karena melihat adegan live ciuman Zen dan Daisy lalu Adelia yang menyimak sambil sesekali menjawab pesan dari pacarnya, William.

"By the way, siapa gadis yang kamu polosin, Leo?" Kirani bertanya pada Adelio.

"Polosin gimana sih, Ma. Cuma gak sengaja cium dikittt." Elak pemuda tersebut.

"Yaa apa ajalah itu,"

"Laras. Ma.. "

"APA!??"

***

Zen mengedarkan pandangannya keseluruh kamar Daisy yang nampak simpel dan rapi dengan nuansa biru muda. Didalam kamar Daisy hanya ada satu buah ranjang queen size, satu set meja belajar dan satu buah boneka beruang raksasa di pojok ruangan.

"Daisyy, lama banget sih. Ngapain didalem?" Zen memangil Daisy yang berada di kamar mandi.

"Bentarr, Zenn."

Zen menatap foto yang nampak menarik di matanya, sebuah foto dua anak kecil yang sangat familiar.

Cklek

"Ngapain lo liatin foto gue sama ayang."

"Ayang? Jadi ini pacar lo?" dengan percaya dirinya gadis itu menganggukkan kepalanya.

"Udah jadi suami lo kali," ucap Zen santai sambil menarik Daisy kedalam pelukannya.

"AAA GUE NGAK NYANGKA LO ITU PRINCESS GUE!!!" Zen berteriak gemas, Daisy mematung.

"P-princes? Lo-"

"Iyaa Leaa ini pangeranmu, duh gue seneng bangett!!!"

"Gak percaya, ada bukti?"

Dengan tergesa Zen merogoh saku celananya dan mengambil handphonenya, kemudian membuka case handphone itu. Terdapat foto polaroid berukuran kecil.

Daisy membulatkan kedua matanya,"PANGERANNN!!"

Dan akhirnya mereka berpelukan dengan teriakan alay Princess dan Pangeran. Sedangkan Naufan dan Kirani yang mengintip dari celah pintu menahan tawa mereka.

"Mereka heboh gitu pas tau kalau mereka emang udah pacar-pacaran dari masih bocil." Bisik Kirani pada Naufan.

"Lucu ya, mereka bisa ngak sadar satu sama lain."

"Tapi Puji Tuhan ya, mas. Daisy terlihat bahagia dengan pilihan kita."

"Iya, aku cuma bisa berdoa semoga mereka langgeng sampai tua nanti."

Sedangkan didalam kamar, Daisy malah menangis sambil tertawa bahagia karena penantiannya selama ini membuahkan hasil. Padahal ia sempat putus asa dan menyerah karena ia sudah di jodohkan dengan Zen.

Yang ternyata Zen adalah orang yang selama ini ia cari.

"Udah ah nangisnya, kan aku udah disini dan selamanya akan ada di samping kamu. Karena kamu adalah Princess Lea-nya Pangeran Zen."

"Hiks... alay banget anjir, gausah hiks... pake pangeran-princess lebay bangett... hiks..."

"Hehehe... udah dong. Gimana kalau kita lanjutin aja tadi yang di taman..." Zen menaik turunkan alisnya menggoda Daisy.

"Aduhh aduh sakit sayang... ih katanya pangerannya katanya pacarnya kok malah di cubitt awwhh.. lepas dong sayang..." Zen mengaduh kesakitan ketika mendapatkan cubitan keras dari istrinya di pahanya.

"Makanya gausah di bahas, lo emang orang yang gue cari tapi yaa gak sekarang juga lah macem-macemnya."

"Macem-macem apaan? Cuma satu macem kok." Zen membalas dengan polosnya.

"Anj!"

"Gakboleh ngomong kasar. Udah ayo tidur, sini biar ayang Zen peluk."

Pipi Daisy memerah sangat memerah, Zen tertawa kecil,"Ihh gemoi banget istri gue. Sini-sini..."

Tangan Zen terulur meraih pinggang Daisy lalu menariknya kedalam pelukan.

"Mulai detik ini, Azalea Daisy adalah milik Zennio Alderian untuk selamanya."

Daisy beralih menatap suaminya,"Z-Zennio juga milik Azalea Daisy selamanya."

"I Love You Lea."

"I Love You More, Zen."

WORDT VERVOLGD
BERSAMBUNG
°❀•°✮°•❀°

-ZENAZA-

ZENAZA [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang