"Ewh! NOO!!!"

Azsa tertawa dengan ciri khasnya yang membuat Zya candu akan tawanya.

"Butuh waktu untuk semuanya sembuh. Tapi luka juga ngga akan sembuh kalo kita cuman nunggu."

"Apa yang harus gua lakuin lagi?"

"Berdamai dengan masa lalu." Jawab Azsa cepat.

"Maksudnya??" Tanya Zya terlihat bingung.

"Tutup buku lama Zy, semuanya udah ngga sama dan terus akan berubah."

Zya berbalik badan menyamakan posisinya dengan Azsa.

"Kedamaian lo sekarang ada di Bokap lo. Tutup semua masalah Bokap lo, susun dari awal semuanya bareng Bokap lo."

"Gua tau ngga gampang." Sambungnya.

"Harus mulai dari mana, Sa?"

"Yang menurut lu terbaik. Gua bakal selalu ada di sini bantu lo." Balas Azsa dengan senyum tipis.

Zya mengangguk paham, sepertinya ada benarnya juga yang di bicarakan oleh Azsa. Ia terlalu memendam rasa sakit dirinya kepada Kriss yang mengakibatkan dirinya keras. Ia tak pernah mau berdamai dengan Kriss.

"Azsa."

"Hm?"

"Gua sayang lo." Tubuh Azsa sedikit terhuyung kebelakang kala Zya memeluknya tiba-tiba.

"Eh,Eh,"

Zya memeluk begitu erat seraya mencium dalam-dalam Aroma mint di tubuh Azsa. Harus bagaimana lagi Zya mengucapkan kebersyukurannya ia bertemu dengan Azsa?

Azsa terkekeh kecil seraya geleng-geleng. Jujur saja, Azsa salah tingkah sendiri dengan perlakuan Zya. Zya yang di kenal jutek dan galak itu bisa luluh padanya.

"Sayang juga lo sama gua?" Tanya Azsa bercanda.

"Sedikit." Jawabnya pelan.

"Sedikit tapi sering?"

"Bisa di bilang gitu."

"Bilang apa?"

"Itu."

"Apa?"

"Sedikit sayang tapi sering."

"Jadi banyak?"

"Lumayan."

"Sayang ngga?"

"Lo ngga bisa rasaian gimana gua meluk lu?"

"Kurang kenceng."

"Ih." Desis Zya. bukan menguraikan pelukannya ia malah semakin mengeratkan pelukannya.

Azsa tertawa seraya membalas pelukan Zya. Ia kecup puncak kepala Zya dalam-dalam.

"Ekhm... Dunia bukan milik lo berdua..."

Zya reflek menguraikan pelukannya, dan reflek merapihkan tataan rambutnya serta seragamnya.

AzzyaWhere stories live. Discover now