satu permainan yang sama

5.4K 592 76
                                    

❗❗BACA INI DULU, PLEASE❗❗

Sebelumnya aku mau minta maaf jika adanya persamaan alur,tokoh, kriteria tokoh,persamaan dialog dan lainya itu.

Jujur,aku sempet kaget waktu ada beberapa yang bilang kalo cerita ini mirip dengan alur series yang di adaptasi dari Wattpad. Dan bahkan, series itu aku tonton juga.

Alur yang aku buat disini Alhamdulillah murni pemikiran aku sendiri. Ngga ada penjelplakan, menyama-nyamakan, atau menjeplak. Jujur, takut banget pas ada yang bilang alur ini sama. Bukan takut karna aku melalukan kesalahan. tapi aku takut banyak orang yang salah paham, dan salah nangkep yang ujung-ujungnya mencap aku sebagai 'plagiat.'

Aduh ngga kuat ngetiknya sambil nangis. Kaya kalian paham kan, sesusah apa promosi cerita Wattpad biar banyak yang minat ::)

Kalo kalian baca cerita aku sebelumnya yang berjudul 'deras' itu juga sama hal nya kaya cerita yang sekarang. Jadi, aku buat cerita seperti ini tuh ngga sekali doang. Dan sekali lagi, kalo ada yang merasa alur ini mirip degan cerita ini, cerita itu, aku mohon maaf banget. Karna ini benar-benar pure pemikiran aku sendiri.

Andd, thankyou guys perhatiannya 🤍❤️

Happy reading love ❤️

Btw, jangan berharap disini azsa tersakiti ya HAHAH

***

Azsa beserta yang lainya kini sedang berada di salah satu club di kota Jakarta. Seperti malam-malam biasanya, mereka menenangkan otak mereka dengan lantunan dj yang mengasikan. Namun, sepertinya malam ini bukan malam yang biasa.

Ponsel alam terus berbunyi, namum hal itu terus di acuhkan oleh alam.

"Lam, hp lo noh bunyi," beritahu geo kesal.

Alam berdesis kesal, ia melihat disana siapa yang menelfon.

Sisil
Incoming call...

"Angkat lam, siapa tau penting," ucap irlan saat tahu alam akan mematikan telfon tersebut.

Alam memutar matanya jengah, baru saja alam ingin membuka suaranya. Suara di sebrang sana sudah lebih dulu terbuka, dengan nada tergesa-gesa dan nafas memburu.

"Kak, to-to-long ka," ujarnya di sebrang sana.

Alam mengernyitkan dahinya, ia melihat kembali ponselnya, memastikan jika ini benar benar sisil.

"Aku di-" panggilan terputus begitu saja dari sebrang sana. Sedangkan alam, masih diam tak mengerti.

Tak lama dari itu, ponsel alam kembali berdering. Namun bukan dari sisil, melainkan dari claudia.

"Apa?" Tanya alam tanpa ekspresi apapun.

"Alam, sisil di culik!"

Alam sontak menegakan tubuhnya sempurna.

"Tolongin dia lam, gua ngga bisa keluar malam-malam gini.." ujar claudia di sebrang sana.

AzzyaWhere stories live. Discover now