"Gak bisa! kamu urus saja bersama jalang itu, aku akan segera menikah dan dia gak mau aku membawa anak." Seorang wanita membantah perkataan suaminya atau mungkin sebentar lagi akan jadi mantan suami sambil memegang pipinya.

Plak

"--dan itu balesan karna kamu sudah berani menampar ku!!"

"Jalanggg sialan, beraninya kamu nampar saya!!" Ucapnya sambil mengangkat tangan hendak membalas tamparan istrinya, namun urung karna---

"Gak asik banget sih kalian berantemnya, tiap hari main nya tampar tamparan. Yang elit dikit dong pakai pisau atau pistol sekalian biar langsung menghadap yang maha kuasa. Kan dunia jadi terbebas dari manusia gak beradab kaya kalian"

"CLARISSA!! Jaga bicara kamu!" Wanita yang tak lain ibu Rissa menatap penuh permusuhan pada anaknya. Sementara ayahnya hanya menatap nya datar.

"Loh emang nya gue salah ngomong ya? Gue cuma ngasih saran sama kalian, masalah kalian kan gak ada ujungnya seperti dunia ini. Sebagai anak yang berbakti pada orang tua, gue cuma menyarankan yang terbaik untuk kalian."

"Dan saran gue sebaiknya kalian mati!!" ucap Rissa sambil melangkah pergi, meninggalkan orang tua nya yang sedang mengumpat penuh amarah padanya.

______

Rissa mengendarai moge nya dengan kecepatan tinggi, dia tidak nangis mendengar ucapan orang tuannya yang tak menginginkannya, karna dia sudah kebal dengan yang namanya sakit hati karna ucapan pedas mereka.

Rissa memarkirkan moge nya setelah sampai di sekolah, banyak teriakan kagum dari siswa maupun siswi yang melihat Queen sekolah mereka tiba di sekolah.

Rissa tak menghiraukan teriakan alay di sekitar nya. Dia berjalan ke arah kantin. Dia butuh makanan pedas supaya bisa meredam emosinya.

"Mang, saya pesan seblak level terpedas ya."

"Yakin neng? Apalagi ini masih pagi loh?" Ucap mang Udin si kang seblak.

"Yakin mang, saya kan sudah biasa menghadapi pedasnya hidup. Jadi amanlah." Mang Udin hanya geleng-geleng kepala mendengar ucapan Rissa.

"Oke neng Rissa, ditunggu ya." Rissa hanya mengangguk lalu mencari tempat yang nyaman, dia melihat Revan sedang makan di salah satu meja lalu ia menghampirinya.

"Woy Revanjing, kurang ajar ya lo, rekomendasiin gue novel sampah kaya gitu."

"Bukannya terhibur, ini malah nambah beban hidup gue aja!" Ucap Rissa nge gas.

"Wow sabar Sa, baru datang tuh mulut udah minta di cium aja." Rissa yang sedang memanyunkan bibir mendelik sinis pada temannya itu.

"Menurut gue tuh novel bagus tau beb." Ucap temannya satu lagi yang bernama Reva.

"Nah kan, lo nya aja yang beda dari yang lain. Novel sebagus itu di bilang sampah." Rissa yang akan membalas bacotan Revan urung karna mang Udin datang dengan membawa pesanannya.

"Sok atuh di makan neng, hati hati makanna nya, soalna seblakna teh lada pisanan."

"Sip mang." Revan dan Reva menelan ludahnya dengan susah payah.

"Riss lo yakin bisa makan tuh seblak, itu mah bukan seblak di cabein, tapi cabe di seblakin." Ucap Reva sambil menatap horor temannya.

"Gue butuh makan pedas biar gak setres." Rissa mulai memakan seblaknya dengan lahap, perlaha keringat membasahi dahinya saking pedasnya, namun dia tetap memakannya.

Revan dan Reva menelan ludah melihat Rissa benar benar memakan seblak itu.

"KENAPA KALIAN MASIH DI SINI!!, KALIAN GAK DENGAR BEL SUDAH BERBUNYI SETENGAH JAM YANG LALU?!" teriakan menggelegar dari Pak Bandi seorang guru BK yang berdiri di belakang Rissa.

Uhuk, uhuk, uhuk!

Rissa yang kaget mendengar suara menggelegar seseorang di belakangnya seketika langsung tersedak.

"Rissa lo gak apa-apa?!" tanya kedua temannya panik.

"A--airr uhuk uhukk" Rissa berusaha menelan seblak yang nyangkut di tenggorokannya.

"ADUH GIMANA INI AIR NYA SUDAH ABIS?!, PAK BANDI AMBIL AIR INI SEMUA KAN SALAH BAPAK!!" sahabat Rissa malah berteriak heboh saking paniknya.

Sementara pak Bandi yang tak kalah panik, dia buru- buru pergi mengambil air.

"Riss, lo sabar dulu ya. Pak Bandi lagi ngambil air nya!"

Dada Rissa terasa sesak, nafas nya terengah- engah hidungnya terasa perih karna kuah seblak yang masuk hidung ' apa gue kualat sama orang tua karna sudah menyumpahi mereka mati, jir gak elit gini gue metongnya karna tersedak seblak' batinnya sambil memukul dada nya.

"INI AIR NYA!" Teriak pak Bandi sambil membawa seember air.

"ASTAGA PAK, KENAPA BAPAK BAWA AIR KOBOKAN MANG UDIN, SAYA KAN BUTUHNYA AIR MINUM!!" Ucap Revan sambil berteriak.

"MANA SAYA TAU, KAMU NYURUHNYA BAWA AIR DOANG!!"

Nafas Rissa makin tak beraturan. 'Tuhan moga amal ibadah gue di terima, walau gue gak tau punya amal atau tidak' perahan matanya tertutup.

'Selamat tinggal dunia' sebelum benar benar menutup mata, Rissa masih bisa mendengar teriakan teman laknatnya itu.

"RISSA BANGUN LO JANGAN MATI DULU DONG, NANTI MALAM ADA BALAPAN WOY!!"

"DOSA LO MASIH BANYAK RISS? LO GAK MAU NYICIL BUAT NEBUS DOSA?!!"

______

WARNING⚠

KOMEN YANG SEWAJAR NYA BEATIE, KARNA KOMENAN KALIAN AKU PANTAU. AKU SUKA KENA MENTAL KALAU LIHAT KOMEN KALIAN YANG KETERLALUAN. DAN BUAT AKU GAK BISA MIKIR LAGI BUAT CARI SEBUAH IDE.

CERITA KE DUA AKU, SEMOGA KALIAN SUKA.

CERITA KE DUA AKU, SEMOGA KALIAN SUKA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FIGURAN GIRL ( LENGKAP )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang