Part 9

4K 136 7
                                    

Happy Reading.









Melihat jam tangannya, sudah 5 menit dirinya menunggu, membuat Elio terkekeh pelan, karena sepertinya Serena tidak akan datang.

Mengambil beer kaleng di meja, Elio membuka kaleng itu, lalu menenggak beer itu dengan cepat. Saat sudah habis, ingin melempar kaleng itu ke arah tong sampah, suara langkah kaki terdengar.

Elio menoleh. Mata Elio mengejap saat melihat Serena yang datang. Tapi bukan kedatangan Serena yang membuat Elio mengerjapkan matanya, melainkan penampilan Serena.

Jika 1 minggu yang lalu, Serena terlihat sangat anggun dan feminim, maka kali ini benar-benar sangat jauh berbeda. Penampilan Serena sudah seperti seorang perempuan yang memang memiliki pakaian khusus untuk latihan menembak.

"Maaf aku terlambat. Ada masalah dengan motorku," ucap Serena.

Elio tersadar, menatap Serena dengan wajah tidak percaya. "Kau mengendarai motor?" tanya Elio.

"Yeah," jawab Serena.

"Apa Uncle Matteo dan Auntie Editta tahu kau pergi naik motor?" Elio kembali bertanya.

"Tentu saja tahu. Bahkan sebelum pergi, aku berpamitan pada mereka," jawab Serena.

Melihat Elio diam, Serena kembali bersuara. "Kalau begitu, kita mulai latihannya sekarang," ucap Serena.

Elio menatap Serena sesaat, sebelum bangun dari duduknya. Elio melangkah lebih dulu menuju lapangan tembak, Serena mengikuti di belakang.

***

Mata Elio menatap Serena dengan tatapan tidak percaya.

"Bagaimana? Apa kemampuanku memuaskan?" tanya Serena sambil meletakkan pistol di meja, lalu melepaskan penutup telinga dan kacamata yang dikenakan.

"Sejak kapan kau berlatih menembak?" Elio balik bertanya.

"Lima tahun yang lalu, sebelum aku pergi ke London," jawab Serena.

"Apa selama di London, kau tetap latihan?" Elio kembali bertanya.

"Yeah," jawab Serena.

"Senjata apa lagi yang kau pelajari?" tanya Elio.

Serena tertawa pelan. "Kau ini seperti wartawan saja, banyak bertanya," ucap Serena.

"Jika kau tidak mau menjawab, tidak masalah," balas Elio.

"Aku bisa memanah, dan melempar pisau," jelas Serena.

"Aku ingin melihat kemampuanmu," ucap Elio.

"Boleh. Tapi tidak hari ini, karena aku ingin berkencan denganmu," balas Serena.

"Berkencan?" tanya Elio dengan satu alis terangkat.

"Yeah. Aku sudah menyiapkan romantic dinner di restoran favorite-ku," jawab Serena.

"Kau mengajakku romantic dinner dengan pakaian seperti ini?" Elio kembali bertanya.

Elio benar-benar tidak menyangka bahwa Serena sangat jauh dari pemikirannya, membuatnya mendadak sangat bingung.

"Tentu saja tidak. Kita akan ke butik dulu untuk membeli pakaian," jawab Serena.

"Lalu motormu?" tanya Elio.

"Aku akan meminta seseorang mengambilnya," jawab Serena.

Serena melangkah mendekat. Saat sudah di hadapan Elio, Serena memeluk lengan kanan Elio, lalu langsung melangkah. Elio mengikuti langkah Serena dengan pikiran yang dipenuhi banyak sekali pertanyaan.

CRAZY OBSESSION [END]Where stories live. Discover now