Part 6

5.2K 175 3
                                    

Happy Reading.









New York, USA.

Sudah sampai New York. Elio langsung menuju penthouse-nya. Sampai di penthouse, Elio mendengar suara dari dapur. Melangkah menuju dapur, Elio melihat Belva sedang memasak.

Elio memang mempekerjakan maid, tapi maid itu tidak tinggal di penthouse. Hanya datang untuk membersihkan penthouse dan menyediakan bahan makanan.

Kalau Belva sedang dihukum tidak boleh makan, maka Elio akan meminta maid mengosongkan semua bahan makanan.

Elio juga mengancam maid itu agar tidak menolong Belva atau memberi makan secara diam-diam. Pernah ada maid yang menolong Belva, Elio langsung memecat maid itu.

Ting... Tong.

Belva menoleh saat mendengar suara bel. Belva tersentak kaget saat melihat Elio. Sementara Elio menatap Belva dengan tatapan datar.

"Buka pintunya," ucap Elio.

Belva mengangguk. Setelah mematikan kompor, Belva langsung melangkah menuju pintu utama. Elio memutuskan ke kamarnya.

"Di-diego." Belva berucap dengan gugup saat membuka pintu, ternyata Diego yang menekan bel.

"Kenapa kau seperti melihat hantu?" tanya Diego terkekeh.

"Untuk apa lagi Anda datang ke sini?"

Sebelum Belva bersuara, suara Elio lebih dulu terdengar. Elio tadi memang ingin menuju kamarnya, tapi karena penasaran siapa yang datang, memutuskan menyusul Belva.

Mendengar suara Diego, seketika membuat Elio menahan diri agar tidak marah. Elio bertekad akan memecat semua bodyguard yang berjaga, karena mengizinkan Diego ke penthouse-nya.

"Rupanya Anda sudah kembali ke sini, Mr. Ricci. Saya datang ke sini hanya untuk kembali memeriksa keadaan Belva," jawab Diego ramah.

Elio menaikkan satu alisnya mendengar Diego memanggil Belva dengan santai, seolah sudah seperti teman. Sementara Belva meremas dress yang dirinya kenakan.

Berada di tengah di antara Elio dan Diego membuat Belva sangat gugup. Aura Elio dan Diego jelas berbeda. Belva sudah merasakan kemarahan Elio, sementara Diego masih terasa tenang.

"Anda tidak perlu lagi memeriksanya. Keadaannya sudah baik-baik saja. Jika terjadi sesuatu, saya akan memanggil dokter lain," ucap Elio dengan suara dan wajah datar.

"Kenapa harus memanggil dokter lain? Apa Anda tidak percaya dengan kemampuan saya?" tanya Diego.

"Mana mungkin saya tidak percaya dengan kemampuan dokter yang terkenal sangat hebat seperti Anda. Tapi Belva memang sudah mempunyai dokter sendiri. Emily Stewart, atau sekarang lebih dikenal Emily Roberts. Dia dokter pribadi Belva, saya yakin Anda mengenalnya," jelas Elio.

"Ya. Saya mengenal dokter Emily. Tapi kenapa bukan beliau yang memeriksa keadaan Belva sebelumnya?" tanya Diego.

"Saya rasa Anda tidak berhak bertanya terlalu detail. Karena itu bukan urusan Anda," jawab Elio.

Diego diam beberapa saat, tatapannya beralih menatap Belva. Diego bisa melihat Belva terlihat seperti ketakutan dan gugup.

Tidak ingin membuat Belva semakin tertekan, Diego kembali menatap Elio. "Baiklah. Maaf, saya sudah lancang, karena terlalu banyak bertanya. Kalau begitu saya permisi," ucap Diego.

"Jaga dirimu." Diego mengucapkan itu sambil menatap Belva dengan wajah serius.

Belva menatap Diego lekat, hanya mampu menganggukkan kepalanya. Elio melihat itu, tanpa sadar mengepalkan kedua tangannya. Diego melirik ke arah tangan Elio yang terkepal, sebelum pergi dari sana.

CRAZY OBSESSION [END]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum