32.Kelakuan Brayen

37 27 29
                                    

Jangan lupa ya kasih Dukungan nya. Vote, komen, Follow itu sangat di butuhkan🥰

🦄

Hujan turun tanpa sebuah tanda. Meskipun gerimis, tetap saja membuat orang basah jika berkendara motor tanpa jas hujan.

Mobil Felicia masuk dengan santai ke pekarangan rumahnya yang besar. Perempuan itu dengan cepat keluar dan berlari menuju pintu utama. Tangan nya dengan cepat membuka handle pintu cukup kasar, matanya langsung di hadapkan dengan pafer bag yang begitu berserakan dimana-mana. Jangan tanya soal boneka, Brayen benar-benar membelinya.

"BRAYEN!!!" Teriak Felicia lalu mendudukan dirinya di lantai. Hampir saja dia membanting tas nya saat laki-laki itu datang bersama Ghea.

"Mama oka ea anyak" Ucap Ghea tersenyum lalu mengambil satu boneka yang berserakan.

"Beresin ya mama Ghea" Goda brayen manis. Tangan Felicia mengepal erat. Lama kelamaan mungkin Felicia akan menjadi tulang bungkus kulit.

"GUE CAPE BERANTEM TERUS SAMA LO! SEHARI AJA LO GAK BIKIN GUE KESEL! LO MAU BIKIN RUMAH GUE APAAN, MALL?" Ucap Felicia jengkel. Brayen mengangkat alisnya lalu kembali menatap Felicia.

"Yess!!lo marah"ucap Brayen menghempaskan tubuhnya di sofa.

"Jangan duduk disitu, lap. Nanti gue injek"ujar Brayen. Felicia menatap nya tajam. Sedangkan laki-laki itu malah terlihat santai dengan kakinya yang di tumpu. Felicia ingin sekali melontarkan semua kekesalan nya. namun disayangkan, ada Ghea disana.

"Apa ma?" Tanya Ghea. Felicia memejamkan matanya sejenak lalu bangkit dari duduk nya, menggendong Ghea lalu pergi ke kamarnya.

"Mau kemana? Telinga gue belum puas denger-"

Brak!!!

Felicia menutup pintu kamarnya degan kasar. Brayen mengerjap lalu ikut berlari menaiki anak tangga.

Saat hendak menggedor pintu, Tiba-tiba saja tangan nya berhenti di udara. Kenapa gue peduli?  Setelah beberapa saat terdiam. Brayen menutup matanya lalu melanjutkan aksinya.

"Buka,lap. Awas aja kalo lo mutilasi anak gue" teriakan Brayen sama sekali tak mendapatkan balasan.

"Buka,Lap!!!" Teriaknya lagi. Felicia tetap diam. Bukan lelah lagi yang dia rasa, bahkan Felicia tak habis pikir dengan jalan pikir Brayen.

Brayen termangu beberapa saat di tempat nya. Dia jadi ikut kalau dan menyesali perbuatannya.

Satu jam berlalu. Akhirnya Brayen menyerah dan memilih kembali ke bawah.

Brayen langsung berdiri saat Melihat Felicia berjalan ke arah nya, matanya terlihat sayu.

"Mana anak gue?" Tanya Brayen to the point.

"Mati" Balas Felicia singkat.

"APA LO BILANG?"

"MATI. GUE HARAP LO MATI SEKARANG. GUE CAPEK SAMA KELAKUAN LO! APA GAK ADA NIATAN BUAT BIKIN GUE TENANG? BUKAN GUE GAK MAU NGURUS GHEA. TAPI LO BERLEBIHAN. LO ITU BERTINGKAH SEMAUNYA! LO GAK MAU KAN IBU LO SEDIH? Ghea juga gitu kali" Ucap Felicia yang mulai terisak. Air matanya mengalir begitu deras, kepala nya pun tertunduk.

Rafel Où les histoires vivent. Découvrez maintenant