6.Bencana Felicia

181 92 77
                                    

Biasakan Follow dulu ya kak ☺Dan jangan lupa tinggalkan Jejak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Biasakan Follow dulu ya kak ☺Dan jangan lupa tinggalkan Jejak

🦄

Felicia terbangun dari tidur nya. Dia menatap layar handpone yang melihatkan kamar Brayen.  Namun, laki-laki Itu sudah tidak ada disana. mungkin udah bangun dari tadi tuh ember

🦄


Tangan lentik Felicia membuka handle pintu mobil belakang Dryan, membuat sang pemilik menoleh bingung.

Tanpa memberi penjelasan apapun, Felicia membuka handponenya, Namun Mobil tak kunjung berjalan. Felicia mendongak menatap Dryan yang juga menatapnya.

"Buruan, nunggu apalagi, sih? telat, nih nanti" gerutu Felicia kesal.

"Ngapain?"tanya Dryan datar.

"H-hah?" beo Felicia yang tak mengerti apa maksud dari pertanyaan sahabatnya.

"Maju, lo!" suruh Dryan.

"Gak mau!" balas Felicia acuh.

"Brantem disini boleh, tuh" Dryan menatap sinis orang yang duduk di belakang nya.

"Gila, lo!"

"Gue bukan supir lo!"

"Gak mau gue duduk di depan, buruan maju atau gue turun?"

Dryan menghela napas nya lagi sebelum menjalankan mobil menuju sekolah. Dia sedikit berat hati karena merasa Felicia sedikit berbeda.

"Lo mau kening gue benjol, hah?!" gerutu Felicia kesal.

"Tar kelapangan" ucap Dryan masih dengan datar. Felicia tak kunjung menjawab, dia kepalang jengkel dengan orang yang di debut sahabat nya itu!

"PMS?" tanya Dryan singkat.

Felicia langsung turun dari mobil, Malas rasanya jika dia harus menjawab Dryan yang menyebalkan.

Saat mata Felicia melihat Brayen, matanya langsung berbinar dan menghapirinya dengan senyum mengembang, membuat Dryan kesal melihatnya.

"Mana janji lo?" tagih Felicia melihat kan telapak tanganya yang putih.

"Pulang sekolah ya, lap. Jam segini mana ada konter yang buka, Jadi, lo ikut sama gue, pilih apa yang lo mau"

"Iya." balas Felicia tersenyum, namun terlihat sangat di paksakan.

Mata Dryan tak lepas dari dua mahluk itu, pikiran nyapun berkelana kemana kemana.

Masa iya gue cinta sama Felicia, gak mungkin.

🦄

Suasana kelas lumayan tenang daripada biasanya. Felicia duduk di kursinya dengan tenang, tapi, ketenanganya hilang saat melihat Sisil mengambil tas nya.

Rafel Where stories live. Discover now