BAB 11 : BERKENALAN

18 3 0
                                    

“Aduh, gue gak harus ganti buat malem ini, ‘kan?”

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

“Aduh, gue gak harus ganti buat malem ini, ‘kan?”

“Wah kurang ajar. Lo kira gue semiskin apa? Santai aja lah, kan gue yang ngajak lo.”

Banda benar-benar kehilangan fokusnya kala satu notifikasi itu muncul di layar kuncinya. Celotehan wanodya yang namanya ada di hati pun tidak dihiraukan, pikirannya mulai berkecamuk, mengapa gadis aneh itu mengirimnya pesan? Terlebih lagi, dari mana Naira mendapatkan nomornya? Saking besarnya rasa jijik terhadapnya, pemuda itu sampai tidak mengetahui bahwa namanya sudah menetap di log kontak Naira sejak lama.

Dan sudah dua menit sejak dialog malam harinya di depan kediaman Nami bersama sang pemilik. Sebab setelah esofagusnya menerima semua suapan dari makanan beralaskan piring putih, Ubanda Kayana memilih mengajak Nami angkat kaki dari restoran itu. Sudah larut malam, katanya. Lampu merah menjadi pemandangan Banda kali ini, setidaknya jalanan Yogyakarta memberinya waktu untuk merenung sejenak. Kepul asap serta klakson bersautan di sekelilingnya pun tidak dihiraukan.

Naira, apa kau sungguh-sungguh telah jatuh ke dalam palung kepercayaan pada pemuda ini? Tidakkah kau sadar ada mimpi buruk paling seram di dasarnya? Tidakkah kau sadar ada ruangan paling gelap dan senyap kala kau sampai di sana? Jika iya, bisakah kau sebutkan bagian mana dari Ubanda Kayana yang membuatmu menjatuhkan kepercayaan padanya?

“Lo? Kapan gue curhat ke lo?”

Seolah terdapat siratan kata yang memaksa Banda menguak semua kegelapan dalam hidupnya; seolah serangkaian kalimat emosional bernama curahan hati itu bisa membuatnya tetap baik-baik saja; seolah—

“Lo udah tau alasannya, Banda, dan itu juga alasan kenapa lo dateng ke sini.”

—seolah terungkapnya sisi lain dari wanodya itu bisa membuatnya mengungkap sisi pahit dalam hidupnya juga.

Kendati setelah semua yang terjadi, ada banyak pula yang masih tidak ia sadari, ada banyak yang belum Banda mengerti, serta ada banyak yang belum Banda pahami.

Pandangannya terhadap Naira nyaris sembilan puluh persen salah, tetapi ada sepuluh persen lagi yang nyaris benar. Sebab memang begitu cara semesta bekerja, ada yang diperlihatkan, juga ada yang tidak sengaja tersembunyikan lantas terungkap pada hari yang tak pernah dibayangkan.

“MAS, JALAN, MAS!”

Ya, dan terlalu memaksa untuk memahami pun tak juga membawanya pada sisi yang tak sengaja tersembunyikan itu.

***

Banda, ini Naira

Dapet nomer gue dari mana?

Udah dari lama

Kebiasaan, jawaban gak nyambung sama pertanyaan
Mau apa ngechat gue?

Mau kenalan

***

Lihatlah gadis ini, untuk apa berkenalan lagi jika mereka berdua sudah saling mengenal satu sama lain? Namun tampaknya Banda salah memahami maksud dari kenalan yang dimaksud Naira. Ia membalas pesan itu setelah tubuh letihnya dapat menyentuh surga kasur bau apek tapi nyaman miliknya. Hingga selang beberapa menit, gadis itu kembali menambahkan.

BandaNeiraHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin