PROLOG

160 19 9
                                    

"Tapi, Ban, lo kenapa masih mau temenan sama gue?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tapi, Ban, lo kenapa masih mau temenan sama gue?"

Banda menoleh ke arah perempuan berambut panjang tersebut, kesiur angin di Banda Neira menerpa wajah dua insan yang bersebelahan menatap cakrawala. "Sahabat, suka, sayang, sama temenan itu beda tipis, Nei," jawab Banda.

"Maksudnya, lo suka sama gue?" tanya gadis itu.

Satu kalimat menyebalkan itu lagi-lagi keluar dari mulutnya, seakan hal tersebut menjadi sesuatu yang normal dalam artian, tidak terlalu penting.

"Ya enggak juga." Spontan kedua alis Naira bertaut tidak mengerti. Kode-kode apalagi yang keluar dari mulut laki-laki ini.

"Apa yang lo cari sekarang, Nei?" tanya Banda.

Lipatan di kening Naira semakin terlihat tatkala mendengar pertanyaan ambigu dari Banda. "Gudeg," jawab Naira tanpa dosa. Apa yang Banda harapkan? Memang itu yang tengah Naira cari kali ini.

Rupanya jawaban dari Naira tidak sesuai dengan apa yang Banda harapkan. "Ckk! Yang lebih berharga dari itu," geramnya. Lagi-lagi Naira tidak pernah serius dalam berbicara, yang ada di pikirannya hanyalah bakwan dan bakwan.

"Hah? Apaan sih, Ban?" Namun tiba-tiba tepat setelah Naira menyelesaikan perkataannya, kesiur angin dari arah utara kembali menerpa mereka berdua, menderu lebih kencang.

Naira dapat merasakan hawa dingin di perutnya yang tidak tertutupi sehelai kain sebab menggunakan baju crop.

Naira baru menyadari sesuatu, ia melirik ke arah rambutnya yang berwarna merah muda cerah-secerah masa depannya bersama Park Chanyeol. Kedua netranya kembali tergerak melirik ke arah rok pendek di atas lutut yang ia gunakan, terasa dingin tatkala angin menembus ruang di antara kedua kakinya. Beserta sebuah headphone bertelinga kucing yang selalu mengalung di lehernya ke mana pun ia pergi.

Sebuah sentuhan ia rasakan di pundaknya, Naira mendongak dan mendapati Banda dengan senyum merekah menatap ke arahnya. "Gue bakal bantu lo buat nyari hal itu."

BandaNeira

Menjadi diri sendiri terkadang lebih baik daripada berpura-pura untuk disukai. Perihal jati diri yang menghilang membuat emosi berkombinasi menimbun afeksi.

Selamat datang (kembali)
Kabutsenja_

BandaNeiraWhere stories live. Discover now