37. apel

1.3K 57 10
                                    

Sudah satu Minggu saja setelah acara 4 bulanan diadakan, Mahesa bangun mendahului Nae, ia pun menciumi wajah istrinya hingga ke leher, sekarang bau tubuh Nae sudah menjadi candunya selama ini. karena menurut Mahesa baunya seperti kopi, dan ia sangat suka kopi.

Nae belum merasa terganggu dengan tingkah Mahesa, pria itu kemudian memeluk tubuh istrinya. Dan menaikkan baju Nae sampai menampakkan perut mulus itu dengan jelas.

Sekarang sudah mulai terlihat besar, tidak seperti semula yang tadinya rata, Mahesa menempelkan telinganya di perut Nae ia mencoba berinteraksi dengan bayinya.

Dan benar saja, Mahesa mendengar sesuatu, detak jantung. Itu benar-benar ada, Mahesa bisa merasakannya, ia sungguh senang kemudian menggelitik perut Nae dan ikut tertawa.

Setelah itu ia berulah lagi dengan menciumi perut itu sembari berkata "kapan keluar iniiii, heumm, tayanggna papa, iya??" Ucapnya dengan nada dibuat seperti bayi.

Setelah berkata seperti itu, perut Nae sedikit bergoyang-goyang dengan sendirinya, membuat Mahesa terkekeh karena berhasil berinteraksi langsung dengan anaknya.

"Jagoan siapa ini, cewe apa cowo si kamu heumm??"

*Emmuah

*Emmuah

Kembali ia ciumi perut itu sembari terus terkekeh dan menjalankan jari-jarinya di atas perut Nae seakan-akan itu adalah manusia buatan yang sedang berjalan diatasnya.

Hal itu membuat Nae merasa terganggu, ia menggeliatkan badannya, Mahesa yang melihat itupun langsung memperhatikan Nae dengan berbaring di sampingnya.

Wajahnya tepat di samping wajah Nae, Nae pun sampai bisa merasakan deru nafas Mahesa yang panas menerpa wajahnya.

Perempuan itu membuka matanya dan ia bisa langsung melihat wajah suaminya yang tampan sudah berada di depannya.

Nae sudah sering melihat wajah Mahesa dari dekat, namun ia tetap jatuh ke pesona pria tampan itu, sungguh tuhan menciptakan Mahesa dengan pahatan wajah yang sempurna.

"Yang!" Panggil Nae

"Heum?"

"Mau apel tetangga" ucap Nae dengan matanya yang menampilkan puppy eyes, ada-ada saja padahal ia baru saja bangun dari tidurnya.

Demi tuhan, ini masih pagi, tapi sudah siang, karena jam 8 "emang ada yang punya pohon apel disini?" Tanya Mahesa karena ia pun belum pernah melihatnya.

"Kemaren dek Kesya tetangga depan rumah itu makan apel di depan, aku ga di kasih." ujar Nae seperti anak kecil membuat Mahesa gemas.

"Yaudah nanti kita beli"

"Ga mau Hes, maunya minta dia" rengek Nae mengerucutkan bibirnya.

"Lah apa bedanya?" Bingung Mahesa.

"Ya ga tau, tapi aku pengennya punya dia."

Mahesa hanya bisa mengusap jidatnya dan menghela nafas, ternyata Nae juga sudah mulai ngidam, Alhamdulillah dirinya (Mahesa) sudah berhenti ngidam.

Jujur, itu merepotkan dirinya sendiri saat ngidam, tapi karena ia tau rasanya ngidam itu bagaimana jika tidak keturutan, jadilah Mahesa rela melakukan apa saja demi istri dan bayinya.

"Aku mandi dulu tapi"

"Aku udah nahan dari kemaren lho!" Ucap Nae dengan aslinya yang menukik tajam [😡].

Pria itu menelan ludahnya sulit "yaudah ayo kesana." ucap Mahesa mengusap rambut istrinya sembari tersenyum pasrah.

Nae tersenyum kegirangan, kemudian keduanya beranjak dari tempat tidur. Nae Mahesa gendong saat menuruni tangga, bukan kemauan istrinya tapi emang Mahesa sendiri yang mau menggendongnya.

MAHESA || [ M - N ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang