14. engagement

2.2K 79 1
                                    

|| 19.26 taman kota

"kamu belum ngerasa nyaman ya sama aku?"

Tanya Mahesa sendu sembari menghembuskan nafasnya pelan, mengigit kecil bibir bawahnya, tanpa menoleh kepada yang di tanyai.

"Gua juga ga tau perasaan gua gimana Hes, gua bingung, gua mau nolak semuanya tapi udah telat" jawab Nae menundukkan kepalanya

Saat ini mereka berdua berada di taman yang sama saat mereka bertemu pertama kali, atau bahkan pertemuan ke dua kali karena mereka sudah kenal dari kecil namun terpisah.

"Jadi kamu nyesel?" Tanyanya sekali lagi

"Penyesalan?..... ada sedikit, semuanya udah terjadi kan?!, bentar lagi kita nikah" Nae menghembuskan nafasnya pelan masih menunduk

"Aku ga mau Na, saat kita nikah nanti cuma aku yang ngerasa bahagia" Mahesa menoleh ke arah Nae "harusnya moment pernikahan menjadi moment bahagia untuk keduanya"

"Aku ga mau kamu terpaksa Na, waktu itu emang aku seneng banget karena bisa di jodohin sama kamu...., tapi setelah dipikir-pikir... kalo kaya gini caranya aku egois namanya" Mahesa menunduk

"Kalo kamu memang terpaksa, aku bakal bilang sama papa buat batalin per-" ucap Mahesa terpotong oleh Nae

"Hesa" panggil Nae memotong ucapan Mahesa sembari menggenggam punggung tangan lelaki di sampingnya

"Mungkin ini udah jalannya..... aku iklhas" Nae mengeratkan genggamannya "ayo kita jalani bareng-bareng, aku juga bakal belajar nerima kamu" sambung Nae tersenyum meyakinkan

"Kamu yakin?" Mahesa menatap dalam manik kecoklatan gadis di depannya

"Aku belum yakin 100%, tapi kalo kita jalanin bareng-bareng semuanya pasti bisa di laluin ko, aku bakal belajar berusaha membuka hati buat kamu, kamu harus percaya itu"

Nae sudah pasrah dengan keadaan, mungkin ini memang jalan takdirnya, jika ia memang berjodoh dengan Mahesa, walaupun ia membatalkan perjodohannya pun mereka tetap akan dipertemukan kembali dengan jalan yang lain.

Mahesa langsung memeluk tubuh gadisnya menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Nae, tanpa terasa ia menitikan air matanya di leher seputih susu itu.

Sang empunya pun langsung membalas pelukan hangat itu sembari mengusap punggung Mahesa menggunakan tangan kecilnya, ia pun ikut menitikan air matanya disana.

Disaksikan cahaya rembulan yang menyinari dua insan yang sedang meyakinkan satu sama lain, dengan hati yang tulus.

Mahesa melepaskan pelukannya lalu menangkup kedua pipi Nae "aku janji sama kamu Nae, dengan disaksikan rembulan, aku bersumpah pada alam semesta ini aku akan bahagiain kamu bagaimana pun caranya, dan kamu akan menjadi cinta terakhirku, percaya sama aku, okey?" Nae hanya tersenyum masih ada setitik air mata di sudut matanya

"kamu bersedia menjadi yang terakhir untukku?" Mahesa berjongkok di depan Nae, sembari mengeluarkan sebuah kotak, lalu membukanya di hadapan gadisnya.

"Hesa....," Nae sedikit melebarkan pandangannya "aku.... bersedia"Nae tersenyum mengangguk

Mendengar jawaban itu, Mahesa langsung membopong tubuh kecil Nae membawanya ke udara, menjadikan posisi Nae lebih tinggi darinya, lalu mengecup bibir tipis Nae dengan lembut.

Mendengar jawaban itu, Mahesa langsung membopong tubuh kecil Nae membawanya ke udara, menjadikan posisi Nae lebih tinggi darinya, lalu mengecup bibir tipis Nae dengan lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MAHESA || [ M - N ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang