31. part terakhir??

1.7K 70 3
                                    

"ASSALAMUALAIKUM"

Demi apapun gadis itu telah berteriak beberapa kali di depan sebuah pintu berwarna hitam dengan gagang pintu berwarna emas di kedua belah sisinya.

Ia juga sudah mencet bel berkali-kali dan menelepon pemilik rumah namun tidak ada satupun tanda-tanda pintu akan terbuka.

Bahkan dari pos satpam sudah memanggil melalui telepon yang tersedia di pos namun tidak dijawab oleh sang penghuni rumah.

"Jangan-jangan lagi pada reproduksi ni" pikir Berryl

"Coba deh pencet bel nya lagi" kata Dama yang menyender di tembok

Berryl memencet bel rumah Nae beserta Mahesa sekali lagi memastikan apakah mereka berdua akan membukakan pintu untuk teman-temannya yang sudah menunggu di luar .

Sementara di dalam, Mahesa yang mendengar bel berbunyi dan juga pemberitahuan dari pos satpam bahwa ada teman-temannya datang langsung mengambil sebuah baju lebih tepatnya jubah sekenanya dan melemparkannya ke arah Nae yang hanya mengenakan tank top juga hotpants di ruang tamu.

Nae yang bingung di lempari baju hanya mengabaikan saja.

"Yang di pake, temen-temen dateng"

"Ha?" Dirinya yang sadar akan busananya langsung memakai pakaian tadi yang di lempar Mahesa.

Mahesa mengambil remote control pintu rumahnya agar segera terbuka otomatis.

"Ini kalo sekali lagi gua pencet bel kagak di buka, fiks kita bakar ni rumah"

Saat Berryl hendak memencet bel rumah itu sekali lagi, tiba-tiba pintu terbuka lebar menampakkan isi rumah yang sangat mewah namun elegan.

Anehnya tidak ada siapapun yang menyambut kedatangan mereka, beberapa detik kemudian Mahesa datang dengan langkah yang santai.

"Wah-wah gila si lu, ngapain aja bro sohibnya dateng bukannya di sambut" omel Regas langsung menerobos masuk ke dalam rumah tanpa disuruh.

"Sorry bro, Mabar tadi"

"Sorry-sorry pala lo kelap kelip, kita disini udah kek orang minta sumbangan, minggir lo" Berryl ikut mengomel mengikuti Regas yang sudah masuk terlebih dahulu.

Di ikuti dengan teman-temannya yang lain di belakang ikut masuk setelah dipersilahkan dan juga melakukan jabat tangan ala-ala geng mereka.

Jendra dan Eisha lantas tersenyum lalu ikut masuk ke dalam setelahnya Mahesa menutup pintu kembali.

Pantas saja ia tidak mendengar bel berbunyi karena sedang asyik bermain game, sedangkan Nae juga sama ia sedang mendengarkan musik melalui earphone jadilah ikut tidak dengar.

Sesampainya di dalam mereka semua langsung di giring Mahesa menuju ruang tamu yang maha luas ini dengan interior yang mewah serta terdapat satu layar televisi datar hampir seperti bioskop.

Tentunya disitu juga disediakan PS, selain bermain di ruangan khusus gamenya, Mahesa juga menyediakan di ruang tamu agar tidak bosan saja.

"Buset ni rumah tinggi amat dah" kata Regas

"Gila Hes, bener-bener Sultan lu, dapet semua ini dari mane?" Tanya Eja polos

"Pastinya ngepet" ceplos Dama kemudian yang lain terkekeh tidak termasuk Mahesa.

"Anak gue mana?" Tanya Berryl suaranya sudah menggema di seluruh ruangan mencari-cari keberadaan Nae.

"Emakkkk~"

"ASTAGHFIRULLAH, ANAK GUEE DI KARUNGIN" dengan refleks ia menoleh ke arah bias suara dan menemukan sesosok karung berwarna pink berdiri di atas sofa, terlihat seperti orang-orangan sawah.

MAHESA || [ M - N ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang