25. Ada Apa?

23.8K 3.7K 148
                                    

“Eh, kalian udah dateng ternyata!”

Di sela-sela kebingungan Kanya, Bunda Vanya datang dari belakang dan tampak sangat gembira. Matanya berbinar-binar penuh rasa antusias.

Kanya bolak-balik menatap Bundanya dan juga tamu-tamunya itu. Matanya mengerjap. Sama sekali tidak paham situasi ini.

Namun, ketika menyadari ekspresi Karel yang nampak sedang menahan tawa, Kanya tersadar bahwa dirinya masih menggunakan piyama. Belum mandi pula.

Kanya sontak memalingkan wajahnya, membiarkan rambutnya yang tergerai dengan berantakan menutup wajahnya.

Anyingg, ngapain sih mereka di sini?! batin Kanya terus merutuki dirinya sendiri.

“Loh, Kanya kamu masih belum mandi?” Pertanyaan Bunda Vanya memperparah suasana.

Kanya menatap Bundanya itu tidak percaya. Seolah mengatakan ‘ngapain Bunda ngomong begitu keras-keras?!’. Namun, Bunda Vanya hanya mengedikkan bahunya tidak paham.

“Pfftt.”

“Gapapa, Nya. Lu belum mandi pun udah cantik,” gumam Rafka, sambil cengar-cengir.

Kanya mendelik, menatap mereka yang tidak tahan untuk menertawakannya. Semuanya, kecuali Aubrey. Dan.. sepertinya Draka.

Ketika tatapannya bertemu dengan Draka, Kanya merasa malu semalu-malunya. Berbeda dengan mereka yang tertawa, Draka dengan wajah datarnya justru menatapnya dengan intens.

Kanya menyilangkan kedua tangannya di depan dada, kemudian ia berlari terbirit-birit menuju kamarnya.

“KAREL, AWAS AJA LO!”

Suara Kanya yang menggelegar membuat semuanya tertawa, kecuali Karel yang justru merasakan tanda bahaya.

“Kok gua?”

Bunda Vanya hanya terkekeh melihat tingkah putrinya itu.

“Yuk masuk dulu!” serunya antusias. Ketika beberapa hari yang lalu Karel meminta izin padanya berkunjung ke rumah membawa beberapa teman untuk kerja kelompok, ia sangat senang.

Akhirnya rumah kedatangan teman-teman anaknya, selain Vanessa dan Sophie. Sebelumnya, Kanya tidak pernah mengundang temannya yang lain selain dua gadis itu.

“Makasih Tante!” Rafka berujar riang. Sementara yang lain menatapnya sambil menggeleng-gelengkan kepala.

“Makasih, Tante.” Nalen tersenyum manis kepada Bunda Vanya. Yang mana membuat yang lainnya menatapnya jijik.

Dua orang ini ngapain ikut sih?

“Siapa yang ngajak mereka?” tanya Aubrey kesal. Dua orang yang dimaksud hanya mengalihkan pandangan, pura-pura tidak dengar.

“Gabut katanya,” jawab Andrew, disertai anggukan Nalen dan Rafka.

“Gua kan udah ngasih kunci apartemen gua ke kalian,” desah Draka.

“Bosen gua di apartemen Draka. Gua juga kan pengen lihat rumahnya Kanya,” jelas Rafka sambil menyunggingkan senyumnya, tak merasa bersalah sama sekali.

“Terus lu?” tanya Draka pada Nalen, matanya memicing memberikan tatapan menyelidik.

“Gua-“

“Dia mah pengen lihat Aubrey,” gumam Rafka, memotong ucapan Nalen. Semua pasang mata refleks menatap ke arahnya.

Aubrey yang mendengar namanya disebut hanya terdiam. Semenjak kejadian sepulang dari pesta kemarin dengan Nalen, dia tidak tahu bagaimana harus menghadapinya.

EXTRA'S HELP #TRANSMIGRASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang