7. Dimulai

40.3K 5.5K 114
                                    

Beberapa saat sebelumnya, tepat ketika Draka membaringkan tubuh Kanya di ranjang UKS. Karel tiba-tiba datang.

"Eitss, mau ngapain bro?" Andrew mencegat Karel, dengan menahan bahunya.

"Minggir, gua mau lihat Kanya."

"Gak usah dulu, mending kita keluar. Jangan rame-rame di UKS," saran Elliot, dia lebih dulu keluar disusul oleh Rafka dan Nalen.

"Tolong periksa Kanya ya. Kalau perlu ke rumah sakit bilang aja!" ujar Rafka pada seorang gadis yang sedang menjadi Petugas UKS alias PMR hari ini. Gadis itu hanya mengangguk kaku.

"Draka! Kita kabarin temennya Kanya dulu." Nalen melambaikan tangannya, tangan satunya ia gunakan untuk menarik kerah Rafka agar mengikutinya.

Sementara Andrew masih mencegat Karel agar dia tidak mendekati Kanya, ketika masih ada Draka.

"Gua bilang minggir, anjing!"

"Wesss, jangan kasar lah brader. Emangnya lu mau apa sih sama Kanya?" tanya Andrew, mengernyit penasaran.

Karel menatap Andrew dengan tajam.
"Bukan urusan lu."

"Ya gimana ya, Rel. Barusan aja lo kasar ke dia. Mana mungkin gua sebagai cowok jantan ngebiarin lu deketin dia begitu aja," balas Andrew sambil nyengir ganteng.

"Jadi mending kita keluar, tunggu Kanya diperiksa dulu. Sambil ngeteh gimana?"

Kening Karel berkerut. Ditatapnya Kanya yang terbaring lemah di UKS ditemani Draka yang sedang menatapnya dengan tajam.

"Terus kenapa Draka masih di sini?" tanya Karel.

"Hah? Harus ada satu orang yang nemenin Kanya lah," balas Andrew, kemudian berbisik. "Mending ambil jalan damai, Draka lagi gak ramah."

Seolah tidak mendengar peringatan Andrew, Karel malah berkata.

"Kenapa harus dia yang nemenin Kanya? Gua lebih berhak." Karel menyingkirkan tangan Andrew dari pundaknya.

"Bercanda lu, bro? Punya hubungan apa lu sama Kanya?" tanya Andrew remeh. Percaya tidak percaya, Andrew ini sengaja memancing emosi Karel sedikit demi sedikit untuk mendapatkan informasi.

Ya, Andrew memang terbilang cukup pintar untuk ukuran pria yang suka ngalus sana-sini.

Sementara Karel tidak bisa mengeluarkan kata-kata. Dirinya mengingat perintah yang diberikan sang Ayah padanya beberapa tahun lalu.

"Jangan ada yang tahu Kanya kembaran kamu, sebelum dia kembali ke rumah ini."

Karel berdecih. Dia tidak menyukai perintah itu sama sekali. Pria yang mengaku sebagai Ayah Karel dan Kanya itu terlalu percaya diri Kanya akan kembali ke rumahnya, setelah semua yang ia lakukan.

Bahkan ia rela menunda perceraiannya dengan sang istri demi menunggu Kanya kembali ke sisinya. Karena itulah Kanya masih menyandang nama Gustava.

Karena namanya itu juga, Kanya hanya ingin selalu berada dalam bayangan.

"Dia kembaran gua. Puas?"

Andrew dan Draka terkejut. Mereka setengah percaya setengah tidak. Bagaimana pun juga nama belakang Kanya dan Karel sama, itu artinya Kanya juga bagian dari keluarga Gustava.

Tapi mereka sama sekali tidak mirip.

"Serius lu?" Andrew tertawa hambar. Dirinya bingung ingin bereaksi seperti apa.

"Minggir!"

Suara pintu terbuka, diikuti dengan kemunculan Elliot dan Mahendra secara tiba-tiba.

EXTRA'S HELP #TRANSMIGRASIWhere stories live. Discover now