✙ SILENT MIDNIGHT ✙ : EPISODE 2

290 35 0
                                    

"Sh*t, kita kehabisan rumah sakit!" gerutu sopir itu yang sudah turun menanyakan ruang untuk menangani Reich, sambil menendang ban mobilnya.

"Anak itu bagaimana?!"

"Persetan, aku tidak tahu."

Seseorang tiba-tiba muncul, memecahkan keributan masal di gerbang besar rumah sakit.

"Kalian tenanglah, saya akan membantu kalian tapi tenang dan mengantri, orang yang benar-benar hampir mati terlebih dahulu, dan saya tidak akan menangani orang yang sudah mati." Seorang malaikat turun tangan menuju ke lapangan, dia berteriak kencang mengalahkan deruan dan seruan orang-orang yang sedang mengadu.

Disanalah, tepat di luar gerbang rumah sakit semua korban berjejeran menunggu giliran untuk dia obati.

Mendengar itu, Soviet langsung berlari menuju arah pria paruh baya yang sedang merapihkan semua barang bawaannya-- dia harus mengambil start pertama agar temannya bisa diobati.

"Pak, aku mohon, selamatkanlah temanku lebih dulu!" seru Soviet sambil membungkukkan badannya.

Pria paruh baya itu menatap Soviet-- dan menghembuskan nafas pelan.

"Nak, banyak sekali orang yang membutuhkan bantuan, aku harap kau mau bersabar menunggu."

"T-tapi temanku sedang sekarat-- aku mohon."

"---"

Karena tidak ada respon dari sang lawan bicara, kini Soviet bertekad untuk membantu dokter yang ada di hadapannya ini

"Kalau begitu, ijinkan aku untuk membantumu!"

"--Huh, kenapa? Itu tidak akan membuat temanmu diobati lebih dulu, Nak."

"Tidak, aku ingin membantumu agar proses pengobatan orang-orang ini segera terselesaikan, dengan begitu temanku bisa tertolong."

Pria paruh baya itu terlihat diam sebentar, dia sedang memikirkan kedepannya. Tak lama setelah itu dua mengangguk membiarkan Soviet ikut membantu.

"Aku tidak bisa memberikanmu bayaran," ucapnya kepada Soviet yang sedang menatapnya mantap. Mau bagaimana pun juga dia tidak bisa menolak-- karena anak kecil di hadapannya menatap seolah dia tidak ingin menerima penolakan.

"Tak apa, asalkan kau menyelamatkan temanku."

Baiklah, Pria paruh baya itu mengangguk setuju, Soviet langsung menerima perintah agar para korban di evakuasi dengan aman dan rapi, sehingga pengobatan berjalan dengan cepat. Dia juga di perintahkan untuk blacklist orang-orang yang sudah mati.

Reich berada di urutan ke sepuluh, itu cukup-- dari puluhan orang yang menjajar panjang.

Mereka disibukkan oleh tugasnya masing-masing, lalu anak perempuan yang umurnya sama dengan Soviet datang, perempuan berambut merah panjang, luka perban di kepalanya, kakinya, dan tangannya, dia datang menemui Pria paruh baya itu untuk menawarkan diri seperti Soviet tadi.

"Aku tahu sedikit-sedikit tentang medis, biarkan aku membantumu, Tuan."

"Nak, kau baru saja diobati, mana mungkin aku tega menyuruhmu seperti itu."

"Apakah aku hanya akan diam melihat saja, sementara orang-orang disini dilanda ketakutan akan dirinya atau kerabatnya mati?"

"Hidupku di dunia tidak sia-sia."

"Mengorbankan nyawa, demi nyawa orang lain itu tidaklah buruk."

Uh-- ucapan anak berumur dua belas tahun sudah sedewasa ini. Apa yang dia harapkan? Baiklah perempuan itu juga di terima olehnya.

"Namamu?"

"China. "

"Hm, baiklah-- Nak, kamu bantu gadis kecil ini!" seru pria paruh baya itu mencoba mengalahkan suara keributan yang luar biasa dahsyatnya.

Soviet mendongak menatap orang yang memanggilnya, setelah genap tercerna dia beralih menatap perempuan yang sangat cantik dengan rambut berwarna full merah dihiasi oleh bintang-bintang di sisi kirinya, membuat Soviet sedikit terdiam terpana sekejap.

"A-ah ya."

Dia berjalan mendekati perempuan itu, setelah bersalaman dan memperkenalkan diri, perempuan itu memimpin jalan dan mengambil alih sisi kiri antrian pasien yang sama sekali belum disentuh oleh sang dokter.

Luka yang mereka dapati sangat beragam, mulai dari patah tulang, kehilangan beberapa bagian tubuhnya, luka ringan seperti tergores dan lebam tubuh, luka sobekan kulit yang cukup dalam, hampir semua jenis luka ada di sini, termasuk luka bakar.

China, perempuan itu mulai mengobati seorang gadis yang lebih tua dari dirinya terlebih dahulu, dia melewati beberapa pasien-- entah apa yang di pikiran oleh China, tapi sebenarnya dia tahu bahwa perempuan yang mengalami patah tulang kaki ini adalah seorang dokter juga, jadi dia bisa membantu guna mempercepat waktu.

Bayangkan saja berpuluhan orang korban hanya di tangani oleh tiga orang saja-- itu pun dua diantaranya seorang rookie, dan diantara puluhan korban itu ada yang mengalami pendarahan, apa yang harus mereka lakukan? Jadi memperbanyak personil setidaknya bisa cepat menyelamatkan orang yang masih hidup.

Dan benar saja perempuan itu adalah seorang dokter walaupun hanya dokter magang. Dia juga ikut bergabung memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang disana-- setidaknya hanya memberikan penanganan pertama itu akan mempengaruhi hasil akhir.

"Tolong ambilkan kain kasa dengan plasternya." China terus menyuruh Soviet untuk mengambilkan ini itu, walaupun begitu dia tidak terlihat keberatan.

"Kau ikut membantu karena ada keluargamu yang harus di berikan penanganan juga?" tanya Soviet memecahkan keheningan. China menatap Soviet setelah menutup luka pasien dihadapannya.

"Tidak, aku hanya ingin membantu saja." China menghembuskan nafas pelan, "Kondisi orangtuaku sekarang, aku malah belum mengetahuinya."

Ah ternyata nasibnya sama dengan Soviet.

"Lalu, alasanmu membantu karena itu?" China bertanya balik kepada Soviet.

"Eh?" Dia terkejut, pasalnya kenapa perempuan di hadapannya ini bisa menebak tujuan Soviet.

"Mudah saja, karena kau bertanya yang tidak masuk akal. Kau tahu, ada banyak sekali alasan yang membuatmu tergugah untuk melakukan hal ini, tapi kau pada saat itu bilang kau juga--- itu lebih dari cukup untuk mengetahui motifmu."

"Ah seperti itu ternyata."

"Ya, aku memang membantunya agar temanku bisa diselamatkan."

"Hm, lalu dimana temanmu itu?" tanya China.

"Apakah dia sudah mendapatkan penanganan?" lanjutnya.

Soviet menggelengkan kepalanya, menatap tanah dengan rasa khawatir.

"Sayangnya belum."

"Hey, apa yang kau lakukan, kenapa tidak bilang dari tadi?! Ayo ketempat temanmu, aku akan membantumu untuk menyelamatkannya," ucap China yang berhasil membuat Soviet terkejut. Dia menarik lengannya secara sepihak, perempuan berambut full merah dengan bintang menghiasi rambut kirinya ini akan menjadi salah satu karakter pembantu yang akan berada di samping pemeran utama dari awal, hingga akhir.






TBC

N : Tidak ada maksud untuk menyinggung siapapun.

Fiksi semata.

✙ SILENT MIDNIGHT ✙ [revisi]Where stories live. Discover now