12. Soal Kepulangan Kinan

118 24 1
                                    

Kinan langsung menghadap mama Jeany dan meminta izin untuk pulang, dia mau pulang, persetan dengan Jeff yang satu harian ini akan berada di rumah. Dia tidak peduli, pokoknya mau menghindar dari Jeff sekarang ini. Udah kesiram air panah sih semalam, tapi sepertinya Jeff tidak ada kapoknya, Kinan masih takut padanya. Mending tinggal di rumah tantenya sih dan harus ngurus sepupu, daripada di sini dan ternyata nanti dia harus terpaksa nikah muda, ya mending kerepotan sedikit.

"Emangnya Mama udah pulang Nan?" tanya Mama Jeany.

"Belum Tan, tapi kayaknya Kinan mau di rumah aja, soalnya rumah juga kan ditinggal gitu aja, sayang pasti kotor banget." Padahal dia sendiri juga tidak serajin itu untuk membersihkan rumah, tapi ya membuat alasan dulu, bagaimana caranya keluar dari sana. Pokoknya untuk saat ini tidak mau berhubungan dengan Jeff dalam urusan apa pun.

"Gitu ya, kalau misal emang nggak berani di rumah, balik sini aja ya." Wina menepuk bahu Kinan, dia juga tidak mungkin menahan sahabat anaknya itu.

Sementara Jeany yang berdiri tak jauh dari sana, menyadarkan tubuhnya ke pintu dapur, menatap curiga Kinan, apa yang terjadi hingga sahabatnya itu memutuskan untuk pulang? Padahal Kinan sangat menyukai Jeff dan selalu ingin melihat Jeff dalam keadaan apa pun. Sekarang ini adalah kesempatan emas untuknya melihat Jeff dalam keadaan apa pun karena memang abang Jeany itu sedang libur.

"Iya Tan, makasih ya Tan." Kinan sudah menyiapkan kopernya, jadi sebenarnya sekarang dia hanya tinggal beranjak dari rumah itu.

"Mau diantar sama Bang Jeff? Kebetulan dia lagi nggak kerja." Mama Jeany memberikan penawaran dan tentu saja penawaran itu langsung ditolak mentah-mentah oleh Kinan, karena bahkan keluarnya dia dari rumah keluarga Jeany disebabkan oleh Jeff, bagaimana mungkin dia mau diantar cowok itu?

"Nggak Tan." Kinan tertawa kikuk setelahnya. "Kinan naik taksi aja, entar ngerepotin."

"Nggak ngerepotin kok, lagian bang Jeff emang lagi di rumah terus ini."

"Nggak Tan, enggak! Makasih!" Kinan bersikeras kemudian langsung menarik kopernya.

"Dari pada pulang sendiri!"

"Udah pesen taksi online Tan!" Kinan memilih untuk tak berbalik, berjalan cepat keluar dari rumah Jeany.

Jeany tidak mengantarnya sampai ke depan, karena terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri soal ada apa sebenarnya dengan Kinan? Apa yang terjadi padanya sampai memutuskan untuk pulang begini?

***

Jeany menghadap Jeff yang bersantai di halaman belakang, pria itu tengah bermain game dari ponselnya. Jeff melirik Jeany sedikit saat merasa ada seseorang yang mendudukkan diri di hadapannya.

"Abang apain Kinan?" tanya Jeany tanpa basa-basi, karena kentara sekali kalau Kinan tengah menghindari Jeff.

Jeff hanya melirik sekilas sebelum akhirnya kembali fokus dengan permainannya, dia sendiri pun merasa tidak melakukan apa pun, apa yang bisa dia jelaskan?

Jeany kemudian menarik ponsel Jeff, beruntung abangnya itu tidak marah. "Apa?" tanya Jeff.

"Abang apain Kinan sampai dia pulang?" tanya Jeany.

"Dia masuk ke kamar Abang!" Jeff juga kesal jadinya, Kinan masuk ke kamarnya, tapi kenapa dia yang disudutkan seperti ini?

"Terus?" tanya Jeany, bukankah Jeff sudah tahu kalau Kinan tergila-gila padanya? Seharusnya dia sudah paham kalau Kinan akan selalu penasaran dengan apa pun soal hidup Jeff.

"Ya Abang deketin, terus tanya mau jadi murahan? Sekali-sekali dia itu harus dikasih pelajaran, karena gimanapun, privasi abang udah mulai terganggu sama keberadaannya." Jeff mengatakan yang sejujurnya karena menurutnya dia berhak atas hidupnya dan Kinan tidak bisa seenaknya, apalagi dia sebenarnya sudah baik mendapat tumpangan di rumah Jeff, paling tidak seharusnya dia menghargai privasi orang lain yang tinggal di rumah itu.

Jeany menghela napasnya, dari penjelasan sederhana Jeff saja dia yakin kalau semuanya tidak sesederhana itu, pasti ada banyak hal yang dia tidak tahu.

"Sekarang dia pulang!"

"Ya bagus dong, hidup gue jadi aman tentram!" Jeff merentangkan tangannya, malah kalau Kinan tetap berada di rumahnya, dia semakin tidak mengerti harus bersikap bagaimana.

Jeany menghela napas. "Itu artinya dia jadi takut sama lo Bang!"

"Ya terus gue harus apa?! Gue nggak mau sama dia, jadi ya udah!" Jeff juga bersikeras, maksud Jeff bagus Kinan keluar dari rumahnya, karena Jeff adalah manusia paling tidak bisa berurusan dengan perasaan orang lain terhadapnya, Jeff enggan tanggung jawab atas perasaan Kinan, jadi lebih baik Kinan pulang dan menuntaskan segala perasaan itu, daripada terus berada di sana memupuk harapan besar untuk Jeff, sementara Jeff tidak mau membalas perasaan itu. Lebih-lebih lagi menurut Jeff privasinya sudah diobrak-abrik, itu sama sekali tidak benar.

Jeany menatap abangnya tidak suka, menyebabkan sekali! Mentang-mentang punya wajah tampan jadi bertindak sesukanya!

"Abang punya pacar! Jadi ya temenmu itu cuma buang-buang waktu kalau ngejar Abang!"

***

Tentu saja Jeany tidak bisa tenang, apalagi malam ini, malam ini Kinan akan tidur sendirian di rumahnya. Jeany langsung menghubungi nomor sahabatnya itu, paling tidak dia harus memastikan kalau Kinan benar baik-baik saja.

"Hallo."

"Lo beneran berani di rumah?" Jeany langsung memberikan pertanyaan itu begitu mereka tersambung.

"Berani?"

"Pembantu ada?"

"Nggak ada orang sama sekali, soalnya emang diliburin semua sama mama." Kinan menjelaskan dengan santai, sementara Jeany yang mendengarnya agak panik.

Jeany menghela napas. "Kalau lo nggak berani, mending balik ke rumah gue sekarang dah, atau gue yang ke sana?" Jeany akhirnya memberikan penawaran, mama Kinan menitipkan anaknya ke Jeany, jadi Jeany merasa bertanggung jawab atasnya.

"Nggak usah, entar lo kenapa-napa lagi."

"Gue tau alasan lo balik ke rumah, karena Jeff kan? Lo percaya dia secabul itu? Nggak Nan! Dia cuma ngerjain lo!" Jeany meyakinkan, soalnya abangnya itu cupu, pacaran jarang, ya walau tetap laki-laki, tapi Jeff sebenarnya tidak begitu.

Kinan diam.

"Lo takut sama dia? Lo sosor juga dia bakal mundur kok!" Jeany menjelaskan dengan menggebu-gebu, masalahnya Kinan terlalu cepat mengambil kesimpulan padahal Jeff sama sekali tidak semengerikan itu.

"Udahlah, gue mau di rumah aja sekarang. Bentar lagi juga bokap nyokap gue pulang."

"Jadi, lo mau nyerah sama Bang Jeff?" tanya Jeany, agak aneh sosok seambis Kinan menyerah begitu saja dengan apa yang benar-benar dia inginkan.

"Emangnya lo mau kalau kakak ipar lo gue?" Kinan bertanya balik, pasalnya kelihatannya Jeany dan keluarga sudah sangat akrab dengan pacar Jeff.

"Ya... Ya paling nggak lo jangan nyerah."

"Gue masih suka sama abang lo kok. Mana mungkin nggak suka, dia gantengnya masih nggak ada ahlak gitu."

"Lah terus?"

"Untuk sekarang istirahat dulu, suka sama cowok cuek tuh bikin perasaan capek sendiri. Jadi kayaknya gue rehat dulu, ngasih jeda dulu buat diri gue sendiri. Nanti baru berjuang lagi."

***

Selamat puasa semuanyaaaa!

Jangan lupa dukung terus couple banyak masalah ini ya wkwkwkw

I Wanna Be Your BooWhere stories live. Discover now