9. Bocil

76 21 5
                                    

Ternyata ada beberapa bintang tamu yang di undang ke kafe tersebut. Sejauh ini Jeff menikmati apa yang disuguhkan di sana. Sesekali Jeff meletakkan ponsel nya kemudian ikut melantunkan sebuah lagu, menikmati suasana kafe yang ramai, bukan hanya mereka, beberapa orang di sana juga ikut bersenandung. Menarik sekali karena baru kali ini Kinan melihat Jeff seperti sosok yang berbeda. Pria itu tampan, lebih dari itu semua, dia tidak mudah menjadi seorang pembenci.

"Nggak akan ada yang berubah hanya karena lo mandangin wajah gue begitu." Jeff mengatakan itu tanpa mengalihkan pandangannya dari panggung yang sekarang diisi oleh stand up komedian. Malam ini yang spesial adalah itu, penampilan dari beberapa stand up komedian komunitas kecil.

Kinan terkekeh, sangat tidak mungkin jika Jeff tidak sadar. Jeff pasti sadar karena jelas sekali Kinan memotret wajah Jeff beberapa kali.

"Itu namanya obsesi."

"Tapi aku sama sekali nggak akan mencoba datang ke dukun buat guna-guna kamu."

Jeff tertawa mendengar itu, ada yang lebih lucu dari stand up komedi yang tengah tampil malam ini, gadis di hadapannya.

"Aku jarang banget tau suka sama orang."

"Gue udah mau nikah." Meski belum ada persiapan, tapi sekarang setidaknya itulah yang Jeff pikiran. Perihal pernikahan, perihal hubungan yang serius.

"Aku selesai setahun setengah lagi." Ya siapa tahu saja Jeff ada niatan untuk menunggunya, Kinan bahkan siap menikah setelah lulus SMA.

Jeff menghela napas, poin yang dia maksud sebenarnya adalah memangnya Kinan mau dengan seseorang yang sudah sangat dewasa sepertinya? Kinan memiliki banyak kesempatan untuk memiliki cowok lain yang mungkin seusianya atau paling tidak sesosok yang masih bisa dia ajak untuk main-main. Sementara Jeff yang sudah memikirkan pernikahan tentu saja tidak memiliki waktu untuk kisah semacam itu. Mereka berada di dunia yang berbeda, itulah sebenarnya yang ingin Jeff sadarkan dari sosok Kinan.

"Aku nggak akan memaksa kamu untuk memenuhi keinginanku, tapi aku senang sekarang punya seseorang yang aku suka banget."

Jeff menelan ludahnya sendiri, sudah tak tertolong ternyata. Sudah lumrah untuk Jeff disukai seseorang, tapi tak menyangka kalau ada yang sebegininya.

"Perasaanku ke kamu, biarlah menjadi urusanku. Jikapun nanti akhirnya kamu sama orang lain, aku hanya akan menyembuhkan perasaanku sendirian." Kinan menjelaskan itu, karena memang Jeff tidak harus bertanggung jawab soal apa pun yang ada di perasaan Kinan.

Stand up komedian yang ada di panggung mulai menyapa-nyapa penonton.

"Di tongkrongan itu selalu ada macam-macam orang, yang udah pasti ada adalah orang pacaran. Pacaran kak?" Dia bertanya pada Kinan.

"Iya!"

"Nggak!"

"Waduh!"

***

Kinan tidak bete sepanjang perjalanan, hal itu malah terjadi pada Jeff. Sekarang semua orang di kafe menganggapnya sebagai cowok jahat karena Kinan mengakuinya sebagai pacar, tapi dia malah tidak. Sesekali Kinan melirik Jeff, kemudian tersenyum tidak jelas. Pasti Jeff sedang merasa sangat bersalah dan Kinan hanya harus mempersiapkan diri untuk Jeff meresmikan hubungan mereka.

"Kalau ngomong itu jangan suka sembarangan!" Itu adalah peringatan dari Jeff karena sungguh dia malu membawa Kinan hari ini.

"Emangnya kenapa?" tanya Kinan, dia tidak benar-benar polos, kalau kelihatan polos maka itu hanya sebuah kepura-puraan.

"Ya orang-orang jadi salah sangka!"

"Apa salahnya sih jadi pacar aku? Kalau beneran kan aku juga nggak jelek-jelek banget!"

"Bukan masalah nggak jelek-jelek banget, gue itu udah punya pacar!" Padahal Jeff nongkrong untuk menenangkan pikirannya yang tidak tenang belakangan ini, tapi malah bebannya bertambah karena nongkrong bersama Kinan. Dia seharusnya sadar sejak awal bahwa saran dari Jeany soal Kinan adalah sebuah kesesatan yang nyata.

"Dan gue udah harus berada di hubungan yang serius sama pacar gue. Bulan sama bocil kayak lo!" Jeff kelihatan murka, tapi Kinan sama sekali tidak takut, justru menurutnya menarik seluruh kemarahan Jeff, dia mau dimarahi setiap hari asal Jeff jadi berbicara panjang lebar dengannya. Kinan selalu menantikan hari di mana mereka bisa mengobrol.

Kinan menoleh menatap Jeff. "Bocil? Bocil-bocil gini juga bisa bikin bocil!"

Jeff sedikit membelalakkan matanya, bukan itu poin yang dia maksud, maksudnya adalah Kinan harus sadar diri bahwa Jeff bukan sosok yang bisa dia gapai lagi.

"Kenapa?" Kinan bertanya karena Jeff tak kunjung mengeluarkan suara. "Mau bukti?" tanya Kinan menantang, semakin lebar saja bulatan mata Jeff, sebenarnya Kinan sadar atau tidak sekarang dia berbicara dengan siapa?

"Itu cuma obsesi, kalau gue jelek juga lo nggak bakal suka."

"Ya salah siapa?" tanya Kinan.

"Menurut lo salah gue karena terlahir ganteng?" tanya Jeff balik, dia tidak pernah minta wajah seperti ini, Tuhan memberinya dengan suka rela.

"Iya!"

Jeff mengerutkan keningnya, ah rasanya dia bisa gila kalau terus-terusan menanggapi omongan Kinan.

"Udah ganteng, nggak bisa dimiliki. Ngerepotin perasaan orang!"

***

Kinan masuk ke kamar Jeany, kamar yang akan menjadi tempatnya menginap selama di rumah Jeany.

"Seneng, 'kan, lo?" tanya Jeany, dia masih terhubung via telepon dengan pacarnya.

Tanpa menjawab Kinan merebahkan dirinya ke atas kasur, lebih dari sekedar senang, dia bahagia. Karena akhirnya memiliki banyak foto Jeff.

"Lo lihat apa yang gue dapet!" Kinan kemudian  menunjukkan layar ponselnya yang terdapat beberapa foto Jeff dengan berbagai ekspresi.

"Gila! Mau buat apa sih?" tanya Jeany tak habis pikir. Dia juga bucin, tapi sungguh tidak sampai membuatnya sebegitu terobsesinya.

"Mau buat referensi untuk bikin anak!"

Jeany semakin heran ketika mendengar jawaban itu, padahal seingatnya dia berteman dengan seorang manusia waras saat pertama kali masuk SMA, bukan dengan manusia tidak jelas seperti ini.

"Ya kalau mau bikin anak secakep bang Jeff, seharusnya benihnya juga cakep dong!"

"Ya makanya usaha lainnya adalah pelet."

Jeany kemudian membelalakkan matanya, jangan sampai abangnya itu mengalami yang aneh-aneh hanya karena Kinan. Karena Obsesi Kinan atas dirinya.

"Wah gila sih, lo jangan aneh-aneh sama abang gue!"

"Canda! Gue cuma mau berdoa sama Tuhan, kalau punya anak nanti mirip bang Jeff."

"Ya jangan gitu juga doanya!" Jeany malah marah, padahal Kinan sudah berusaha melakukan hal yang postif, dia sudah membuat keputusan untuk mendoakannya saja.

"Kenapa?"

"Ya takutnya lo malah jodoh sama bapak gue! Entar malah ngelahirin adek gue lagi! Yang mirip sama bang Jeff!"

Sekarang Kinan yang melongo, bisa-bisanya sahabat gilanya itu berpikiran sejauh itu?

"Kok...?"

Ini yang aneh sebenarnya siapa?

"Ya kalau mau mirip bang Jeff ya benihnha bokap gue."

Kinan memutar bola matanya malas, terserah sajalah!

***

Sebenarnya aku sendiripun sebagai penulis sangat merasa kalau kelakuan Kinan ini sangat ajaib wkwkwkw

I Wanna Be Your BooWhere stories live. Discover now