3. Adu Mulut

104 22 2
                                    

"Gue suka sama abang lo!" Sangat terang-terangan sekali. Masih pagi dan Kinan sudah membahas soal perasaannya. Mereka bahkan baru bertemu, itu kontan membuat Jeany memutar bola matanya malas, asal tahu saja bahwa yang menyukai Jeff bukan hanya Kinan, bahkan dari dulu sering kali Jeany menerima pesan cinta untuk abangnya itu. Cukup mengganggu dan dia harap Kinan tidak sama dengan para wanita lain.

"Itu cuma karena abang gue ganteng, belum aja lo lihat yang buruk-buruk dari dia. Jangan suka sembarangan menyimpulkan perasaan."

Bukan Jeany tidak setuju, hanya saja yang Kinan lihat memang kesempurnaan Jeff. Dia belum melihat bagaimana Jeff yang sebenarnya, terlalu cepat menyimpulkan rasa juga memungkinkan sebuah kecewa dan patah hati yang cepat juga. Memang begitu risiko mencintai, akan menjadi yang paling kecewa jika ternyata cinta itu tidak berbalas.

"Dia itu sempurna, gue nggak yakin kalau ada yang jelek dari dirinya." Kinan tampak menerawang, kalau diingat-ingat di matanya memang tidak ada cacat Jeff, dia tampak sempurna, apalagi jika sedang mengenakan seragam kerjanya. Damage-nya benar-benar tidak ada otak.

Jeany menggeleng, siap jatuh cinta artinya harus siap dengan segala kejelekan orang itu dan memang Kinan tidak seharusnya menampik hal tersebut, Jeff tampak sempurna justru karena Kinan belum terlalu mengenalnya lebih dalam. "Lo cuma lagi jatuh cinta."

"Ya, 'kan, emang iya?" Jadi menurut Jeany apa? Kinan hanya sedang tidak waras begitu?

"Iya maksudnya dia jadi kelihatan sempurna banget di mata lo. Tapi lo harus sadar beberapa orang pasti mengecewakan, apalagi kalau lo menaruh harap yang besar."

Kinan menelan ludahnya sendiri, wajah sahabatnya itu sangat serius, apa itu artinya dia sudah mendapat restu?

"Abang gue juga manusia biasa, beberapa dalam dirinya nggak terlihat begitu bagus. Kalau mau suka sama dia ya siapkan hati lo buat kecewa."

"Iya."

Jeany menatap tidak suka ke arah Kinan, hanya itu tanggapannya? Tau gitu Jeany tidak mau repot-repot memikirkan kalimat-kalimat untuk menyadarkannya.

"Lo restuin?" tanya Kinan.

"Dia punya pacar!" Jeany memilih kembali sibuk dengan alat tulisnya, memikirkan soal percintaan yang dijalani Kinan, dia enggan pusing sepagi ini.

"Sebelum janur kuning melengkung..."

"Coba aja tikung, pacarnya residen anak. Mereka kayaknya udah mulai membicarakan soal pernikahan."

Kinan yang sejatinya adalah sebuah kentang tertampar mendengar itu. Dokter residen anak, artinya sosok yang sudah jauh lebih dewasa dari mereka. Apa dirinya yang masih tujuh belas tahun nan unyu-unyu ini bisa berhasil melawannya?

"Ya udah sih yang penting yakin dulu, lagian jodoh pasti nemu jalan tengah." Oke, sekarang percaya diri dulu, urusan jadi atau tidak, itu urusan Tuhan, mereka tidak boleh mendahului takdir Tuhan.

***

Sepertinya Kinan memang sudah tidak bisa diselamatkan. Sejak sepuluh menit lalu, bahkan kini jam istirahat pertama nyaris berakhir. Dia masih saja mengirim foto-foto Jeff yang ada di ponsel milik Jeany. Tidak tahu apakah itu cinta atau obesesi, Jeany juga heran melihatnya. Diajak mengobrol juga sama sekali tidak nyambung, padahal Jeany sudah membicarakan banyak hal sebelumnya.

"Lo dengerin gue nggak sih?" tanya Jeany.

Kinan masih diam dan itu sangat menyebalkan, Jeany hanya memiliki satu sahabat dan dia selalu butuh Kinan untuk mendengarkan curhatannya karena kalau bukan Kinan, siapa lagi?

Jeany langsung merampas ponselnya dari Kinan. Sudah cukup semua foto Jeff berpindah ke ponselnya, Jeff bisa marah besar jika tahu Jeany membiarkan sahabatnya memiliki banyak foto dirinya.

"Apaan sih?!"

"Mau buat apa sih foto-foto abang gue? Mau main dukun lo ya?" tanya Jeany, soalnya ada pepatah mengatakan, cinta ditolak, dukun bertindak. Kinan memang belum mendapat penolakan langsung dari Jeff, tapi dari Jeany sudah, dengan mengatakan bahwa pacar Jeff adalah seorang dokter dan itu membuat Kinan merasa kalah telak.

"Apaan sih! Orang mau diedit, biar lucu!"  Mereka memang sering nyolot-nyolotan, tapi selalu kembali baik dan berteman, mungkin sebal-sebalan dan kesal-kesalan adalah bumbu dalam hubungan persahabatan mereka. Sejauh apa pun keduanya bertengkar, tapi pada akhirnya kembali berdamai lagi.

"Gue, 'kan, lagi curhat, dengerin dong!" Jeany agak kesal. Selama ini dia selalu menjadi pendengar yang baik untuk bualan-bualan omong kosong Kinan, tapi kenapa Kinan tidak mau melakukan hal yang sama? Padahal curhatan Jeany bisa dibilang cukup penting mengingat ini soal hubungan Jeany dan pacarnya ke depannya.

"Soal cowok lo lagi? Udah basi, 'kan, udah gue bilang. Putusin aja kalau lo ngerasa nggak dihargai, banyak yang mau sama lo Jeany!" Tidak kalah dari Jeff, wajah Jeany juga sebenarnya sangat cantik, wajahnya agak ke bule-bulean, tapi masih kelihatan asianya, jadi perpaduan nya sempurna. Apalagi Jeany sering kali menjadi pusat perhatian karena kulit putih bersihnya, berbeda dengan Kinan yang kuning langsat khas Indonesia.

Jeany mengangguk, memangnya dia akan curhat soal siapa lagi? Tentu saja pacarnya. Dia sedang ada masalah, Valdi banyak kali menghabiskan waktu dengan teman-temannya, bukannya Jeany posesif, tapi sekarang ini rasanya cowok itu seolah tidak punya waktu untuknya.

"Tapi gue bingung, kasih gue saran dong."

"Putus!"

Hubungan yang sejak awal tidak direstui sahabat akan berakhir seperti ini. Tidak akan mudah dijalani dan memang Kinan pasti akan bangga jika Jeany putus.

Jeany mengaduk makanannya sendiri, andai mengutarakan kata selesai semudah itu.

"Lo cinta sama Bang Jeff?" tanya Jeany.

Kinan mengangguk, tentu saja. Dia bahkan mengumpulkan foto-foto Jeff karena memang itu adalah bentuk kesenangan untuknya. Jeff mungkin tidak tahu, tapi dia bisa membahagiakan Kinan walau tidak melakukan apa pun.

"Gue juga gitu ke Valdi."

Kinan menaikkan sebelah sudut bibirnya, Jeff itu keren. Memiliki karir yang bagus, pokoknya semua hal yang ada dalam diri Jeff itu sangat-sangat luar biasa. Berbeda dengan Valdi, dia bahkan terlihat jomplang ketika bermain futsal dengan teman-temannya, Kinan juga tidak mengerti apa yang Jeany lihat dari cowok cungkring tersebut.

"Valdi nggak ngehargain lo!"

"Emang Bang Jeff ngehargain lo? Lo bahkan samar di matanya Kinan! Sadar!"

Kinan menelan ludahnya sendiri, benar juga sih. Tapi tidak seharusnya Jeany segamblang itu.

"Ya udah sih gue cinta aja. Perasaan gue bukan urusan lo!" Kinan masih tidak mau kalah. Dia cinta Jeff tanpa alasan dan tidak ada yang berhak melarang itu termasuk Jeany, karena dia akan mengusahakan semuanya sendirian.

"Ya udah gue juga!"

"Nggak usah curhat ke gue kalau gitu!" Makin nyolot makin puas.

"Lo juga nggak usah kepoin HP gue kalau gitu!"

***

Update teroosss

Biar mantab!

Senang kan kelen?

Jangan vote & comment lah. Jan sampe cerita ini hilang begitu aja!

I Wanna Be Your BooDove le storie prendono vita. Scoprilo ora