Pandangan mereka langsung di kejutkan dengan adanya Farhan yang berdiri bersandar di tembok dengan kepala yang tertunduk.

"Lo?" beo Pangeran.

Kedua tangan Samudra mengepal kuat saat melihat lelaki itu. "Bangsat!" umpatnya.

Sebelum melangkah, Rizky menahan tubuh Samudra agar tidak membuat keributan di Rumah Sakit. Hal itu di bantu oleh Gerald. "Sul, jangan buat keributan. Ini Rumah Sakit, lo bisa ganggu pasien yang lain," peringat Gerald.

"Dia bajingan, Rald. Dia tangan kanan Junior. Minggir!" Samudra tetap kekeuh minta di lepaskan. Namun, Rizky dan Gerald masih berusaha menahan lelaki itu.

Rizky mendorong pelan tubuh Samudra menjauh karena Samudra terus kekeuh ingin menjangkau Farhan. "Lo tenang,"

"Ky," panggil Farhan yang kemudian ia mendekat. "Lepasin aja," ujar Farhan.

Rizky menatap Farhan, tatapan itu di balas anggukan kecil oleh Farhan. Semua orang yang ada di sana benar-benar tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Rizky melepas dan membiarkan Samudra menghampiri Farhan dengan emosi yang menggebu.

BUGH!

Samudra melayangkan satu tinjuan yang keras tepat di rahang Farhan. Farhan memilih diam dan ia sama sekali tidak niatan untuk membalas, karena ia mengerti arti tatapan Samudra yang penuh dengan kebencian. Samudra melayangkan satu tinjuan lagi tepat di sudut bibir kanan Farhan hingga berdarah. Sempat bingung mengapa lelaki itu tidak membalas pukulannya. Saat Samudra hendak melakukan hal yang sama lagi, Rio maju dan menarik mundur Samudra menjauh dari Farhan.

Rio menatap Farhan dingin. "Boleh kasih penjelasan sebenarnya lo itu siapa?"

Farhan mengusap ujung bibirnya yang berdarah seraya meringis. "Gue akan kasih penjelasan," ujarnya.

Tatapan Farhan beralih menatap Alanna. Alanna menggelengkan kepala pertanda tidak mengizinkan. Tapi, Farhan tetap akan menjelaskan ini semua kepada mereka agar tidak timbul kesalahpahaman dan juga kebencian.

"Gue saudara kandung Alanna," ungkapnya.

Semua orang yang mendengarnya di sana membelalakkan mata tidak percaya, kecuali Arsen dan Rizky. Alanna memejamkan mata dalam-dalam.

Jihan menatap Alanna meminta penjelasan. "Na, ini nggak mungkin, kan?"

Alanna diam tak menjawab. Bukannya ia tidak ingin mengakui, tapi ia ingin Farhan sendiri yang menjelaskan semuanya. Saat Farhan hendak melanjutkan penjelasannya, Rizky langsung menyahut.

"Dia yang banyak membantu kita dengan mengirimkan segala bukti melalui Alanna. Dan dia juga yang menyelamatkan Samuel dari siksaan Junior dan membantu Samuel bertahan hidup sampai sekarang," perjelas Rizky.

Penjelasan singkat Rizky sepertinya masih belum bisa mereka terima. Geri yang tadinya diam, ia mencoba mengamati Farhan mulai dari ujung rambut hingga kaki. Ia sedikit mendekat namun masih ada sedikit jarak mengamati mata, alis, dan juga postur tubuh lelaki itu. Jika di ingat-ingat kembali, apa yang ada di Farhan sama persis seperti orang yang menolong adiknya pada saat itu. Badan yang berotot, tinggi badan yang mirip seperti Arsen, matanya yang berwarna coklat tua, dan juga alis yang lumayan tebal.

Geri membuka suara. "Kalian inget ciri-ciri orang yang menyelamatkan Ghea waktu itu?" tanyanya. Beberapa di antara mereka mengangguk. Geri menunjuk Farhan seraya berkata. "Dia orang yang sama."

Mendengar ucapan Geri, mereka semakin di buat terkejut dua kali lipat.

"Jadi dia?" tanya Pangeran menunjuk Farhan tidak percaya. "Hah? Jadi elo?"

ARSENIOWhere stories live. Discover now