70. Terungkap

28.4K 3.1K 1.2K
                                    

Ramaikan lagi 1k vote + 1k komen untuk detik-detik menuju ending🎉

•••

Keadaan markas Ascencio di malam hari ini sangat ramai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keadaan markas Ascencio di malam hari ini sangat ramai. Area parkir markas telah di penuhi dengan motor anggota Ascencio dan juga Alenoz. Malam ini dua kubu mengadakan rapat tertutup pembedahan kasus yang sebenarnya yang sudah hampir satu bulan lebih tertunda. Rapat malam ini di bantu dengan hadirnya 3 gadis yang telah di resmikan menjadi anggota baru Alenoz.

Masing-masing membawa barang yang sudah mereka temukan. Banyak sekali barang asing yang mereka temukan di sana. Di letakkannya barang-barang itu di atas meja, di data, dan di susun sesuai urutan lokasi berdasarkan map yang Alanna gambar berbulan-bulan lalu.

Semua barang sudah di data rapi oleh Samudra. Sebelum rapat di mulai, Samudra memastikan kembali satu per satu data yang di catatnya itu lengkap.

"Aman?" tanya Panji.

Samudra mengacungkan jempol. "Aman. Tinggal Arsen doang, belum dateng?"

Panji menggeleng. "Bentar lagi mungkin. Di grup bilangnya izin telat,"

"Tumben? Gue ngiranya tadi sama Alanna, ternyata Alanna bawa motor," ucap Samudra heran.

Panji mengendikkan bahu. "Udah biarin aja. Kalo bukan urusan penting, Arsen nggak bakal telat juga kali,"

Sementara Alenoz, Alanna yang berposisi sebagai ketua itu tengah duduk bersama Rizky dan Gentha. Membicarakan perihal barang sekaligus beberapa kejanggalan yang pernah Alanna bahas saat di sekolah bersama inti Ascencio saat itu.

Tampang wajah Rizky dan Gentha menggambarkan bahwa mereka semakin yakin, semakin lama masalah mencari keadilan ini seperti bermain teka-teki yang jawabannya sama sekali sulit untuk di tebak. Bahkan, menuduh secara sepihak saja tidak mungkin. Segala bukti yang mereka dapatkan itu pun masih banyak yang tidak akurat dan patut di curigai.

"Kemungkinan besar hasil lacakan kita secara diam-diam kemarin termasuk sia-sia," ujar Rizky.

Gentha mengangguk setuju. "Ini bukan sembarang adu domba sih, Na. Coba lo putar lagi kasusnya, ada banyak hal yang kita semua nggak tau seluk beluk dan ujung kasus ini itu dari siapa,"

Rizky mengalihkan pandangan menatap Alanna. "Soal peri kecil, Arsen tau?"

Alanna menggeleng pelan. "Nggak mungkin kan, Ky, gue punya kakak? Tapi, almarhumah Mama bilang kalo gue itu anak tunggal,"

"Udah coba tanya Om Armando?" tanya Rizky lagi.

"Setelah rapat ini selesai. Kalopun gue nggak dapet jawaban dari Papa, setidaknya gue bisa dapet petunjuk dari foto kecil itu. Dan gue yakin ini semua ada kaitannya dengan keluarga gue."

Gentha mengusap dagu menggunakan dua jarinya pertanda berpikir. "Sebelum tanya Om Armando, lo coba cek Kartu Keluarga lo dulu. Siapa tau ada nama lain di sana, kalo bukan nama lain bisa jadi itu pemalsuan atau duplikat dan yang asli bener-bener di sembunyikan."

ARSENIOOn viuen les histories. Descobreix ara