Bab 4 Menjalani hari

35.2K 1.8K 34
                                    

Kini yang Ara lakukan hanya berdiam. Hanya raganya yang diam sementara jiwanya berkecamuk. Ara menatap kosong ke depan. Setelah berhasil melarikan diri dari mansion milik Javas, Ara mengurung diri di kamarnya. Enggan menjawab setiap panggilan pelayan yang sengaja Cana sediakan untuk putrinya.

Mata sembabnya melirik sebuah pigura di nakas. Sebuah gambar menunjukkan betapa bahagia terlihat dari senyum merekah dari sepasang ibu dan anak. Ara menghela nfas lirih. Entah apa yang terjadi setelah kepergiannya. Entah apa yang terjadi pada kehidupannya setelah ini. Ara tak tahu dan mencoba tidak memperdulikannya.

Ara bangun dari duduknya menuju ranjang empuk miliknya. Tanpa mengganti pakaian, Ara merebahkan tubuhnya yang terasa remuk. Perlahan matanya memejam dengan nafas teratur.

📖

Setelah kepergian Ara, dengan keadaan cemas Direnc mencoba menyusul langkah putrinya, namun dicegah oleh Javas. Javas lebih memilih mengerahkan beberapa bawahannya untuk mengikuti cucunya, mengamankan dari hal hal yang dapat membuat dia terluka. Dan memastikan jika cucunya berada di tempat yang aman.

Salah satu orang suruhan Javas memaparkan jika Ara telah sampai di rumah miliknya dengan selamat tanpa luka. Direnc akhirnya dapat bernafas lega, ia takut jika putrinya akan melakukan sesuatu yang dapat menyakiti diri sendiri nantinya.

Dan kali ini, Direnc harus memberikan penjelasan pada putranya yang menatapnya menuntut. Lia yang duduk disampinh suaminya, dengan sabaf mengelus bahu suaminya berniat menguatkan.

"Jadi?" tanya seorang lelaki memecah keheningan, hang tak laim putra ketiga Direnc, Gilbara Sevilen Abizard.

"Seperti yang kalian tahu, Ayah tidak menutupi apapun tentang kejadiannya." ucap Direnc tegas dan tenang.

"Bunda tau tentang ini?" tanya Aslan Erdana Abizard, putrake kedua Direnc.

"Bunda sudah tahu dari lama. Dan ini juga bukan sepenuhnya salah ayah kalian juga, bang."jawab Naerlia sambil memberikan pengertian pada putranya.

Mereka sudah dewasa ia yakin putranya pasti bisa membedakan mana yang baik dan buruknya. Tidak menampik jika dirinya pernah merasa kecewa pada suaminya, tapi seiring berjalannya waktu ia mulai menerima semua yang terjadi. Dia juga tak pernah menyalahkan atas kehadiran Ara, karena sesungguhnya ini semua bukan kesalahannya melainkan orang-orang yang berbuat keji itu.

"Berarti Ara adek kita dong?" celetuk Iel, membuat semua orang menoleh padanya.

Cana tersenyum sedih mendengar perkataan Iel barusan.

"Tante gak akan maksa kalian untuk menerima Alara sebagai adek kalian . Apalagi tante gak tahu apa Alara bisa menerima kita sebagai keluarganya setelah kejadian ini." jawab Cana dengan senyum kecut membuat semua tertegun.

"Tante meninggalkan Ara sendiri selama 2 tahun lamanya, tanpa pamit padanya pasti Ara sangat kecewa akan hal itu." sambung Cana. Aydan mengelus pelan bahu sang istri untuk menenangkannya.

"Jangan sedih lagi, ma. Ara memang kecewa, tapi Avan yakin pasti rasa kecewa itu akan kalah dengan perasaan sayang pada bundanya."ucap Avan pada Mamanya.

Dia adalah Anak Aydan dan anak tiri Cana. Cavan Dallas, yang juga sangat menyayangi Cana walaupun Cana bukan ibu kandungnya, menganggap Cana layaknya ibu kandungnya.

"Apa yang kita lakukan setelah ini?" tanya kakek Marzuq pada Opa Javas.

"Entahlah, aku berpikir untuk membawa cucu perempuanku ke mansion ku." ucap Javas membuat keluarga Abizard terutama Direnc menegang.

"Dia cucuku."

"Dia putriku."

Ucapan lantang Marzuq dan Direnc bersamaan membuat semua orang kaget.

ALARAYNA [ Tahap Revisi ]Where stories live. Discover now