Episode tiga satu

6K 254 106
                                    

Theo memarkirkan kendaraannya tepat di bibir pantai. Lelaki bertubuh tinggi itu mencoba menarik napas dalam, dan mengeluarkannya perlahan. Berulang kali Theo mengatur napasnya agar pikirannya jernih tapi kenyataannya pikirannya terus saja terpusat pada Nadira. Theo mencoba mengingat kembali perkataan Aksa saat di bar.

"Argh ....! Sial! apa mungkin aku benar-benar sudah jatuh cinta dengan wanita yang Aksa juga mencintainnya!"

Theo menyilangkan kedua tangannya di atas stir mobil dan menempatkan kepala di atasnya. Mencoba memejamkan matanya untuk beberapa saat, lalu berpaling ke arah pantai yang berombak tenang dengan tatapan kosong setelahnya.

Entah kenapa saat itu pikirannya kembali terpusat ke masa beberapa tahun silam. Masa Di mana persahabatan Theo dan Aksa masih sangat dekat bahkan kedekatan mereka seperti sulit untuk dipisahkan. Mereka mengikat janji untuk selalu berteman sampai tua nanti.

Seorang gadis cantik melambaikan tangan dengan senyuman terindahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang gadis cantik melambaikan tangan dengan senyuman terindahnya. Wanita itu merekam kedatangan dua lelaki tampan yang sedang melangkah menghampirinya.

Aksa tersenyum bahagia melebihi senyuman gadis itu. Begitu juga Theo yang tak kalah bahagia saat mendekat ke arahnya

ANASHA MAURIN. Nama gadis cantik dengan sapaan Ana itu kini sedang merayakan hari kelahirannnya ke 21. Dan dua lelaki tampan itu sudah siap dengan kado di tangannya masing-masing.

"Jadi tahun ini hanya kita bertiga lagi?" tanya Aksa yang di jawab anggukan singkat Ana.

Pasalanya tiga tahun terakhir mereka selalu merayakan ulang tahun Ana bertiga. Tanpa perayaan, atau pesta mewah. Padahal Ana terlahir dari keluarga yang kaya raya. Tapi orang tuanya terlalu sibuk dengan bisnis masing-masing tanpa memperhatikan anaknya. Ana juga bukan wanita yang mudah bergaul dengan siapapun. Jadi dia memilih untuk merayakannya bertiga. Hanya Dia, Aksa dan Darius.

"Bukankah bertiga lebih baik. Kita bisa bersenang-senang meskipun hanya bertiga," sambung Theo yang membuat Ana tersenyum saat menatapnnya.

"Baiklah, Tuan putri yang paling cantik. Ini kado untuk putri dari kekasih yang selalu mencintaimu, selamanya ...." kata Aksa dengan kaki dan punggung yang sedikit di tekuk.

Bak seorang tuan putri.
Aksa begitu pandai memanjakan dan merayu kekasihnya. Dengan perasaan bahagia, Ana akhirnya mengambil kado tersebut.

"Terimakasih ...!"

Ana menatap kado berukuran kecil itu seraya bertanya isinya pada Aksa. Namun, Aksa seakan enggan menjawabnya dan menyuruh Ana untuk membukannya sendiri.

Wanita cantik itu pun, akhirnya membuka perlahan kado tersebut.

Wanita cantik itu pun, akhirnya membuka perlahan kado tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SHE IS MY WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang