Episode tiga puluh

4.1K 244 77
                                    

BACA PERLAHAN JANGAN SAMPE DI SKIP
MOHON MAAF BARU BISA UP. AUTHOR SIBUK SAMA DUNIA NYATA.
PELUK CIUM DAN RINDU BUAT KALIAN DARI AUTHOR ABAL-ABAL INI
🤍🤍🤍🤍

2 BAB UNTUK KALIAN SEMUA. JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN YANG BNYAK DI SETIAP ALENIANNYA.

🌬🌬🌬🌬

Satu jam sebelum kedatangan Nadira ke rumah sakit. Nyonya Sovia yang mengetahui kalau Bimbo telah menghubungi Nadira, dan Jonathan membuat wanita sepuh itu sedikit marah pada asisten yang sudah menemaninya bertahun-tahun.

Bukan karena dirinya membenci Nadira, atau tak ingin menemuinya. Melainkan Nyonya Sovia tak ingin membuat semua keluarganya cemas karena penyakitnya yang sedang mengalami penurunan.

"Tapi, Nyonya, kondisi anda saat ini ..."Bimbo dengan wajah penuh ke khawatiran.

"Umurku sudah tak muda lagi. Jadi, jangan membuat orang-orang di sekelilingku semakin khawatir karena kondisiku. Apalagi Nadira. Hidupku sudah terlalu menyulitkan dirinya," kata Nyonya Sovia mencoba melanjutkan ucapan Bimbo yang sempat terhenti.

Lelaki paruh baya itu pun, terdiam untuk sesaat, lalu meminta maaf setelahnya. Dia juga menyesalkan perbuatannya karena telah menghubungi Nadira tanpa sepengetahuan Nyonya Sovia.

Bimbo tidak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya dengan kesehatan majikannya saat itu.

Di sisi lain Jonathan terdiam di balik pintu mendengarkan percakapan nenek dan asistennya tanpa mereka ketahui.

Padahal Nyonya Sovia jelas-jelas ingin menyembunyikan rasa sakit yang dia alami dari Jonathan dan yang lainnya.

Setelah beberapa saat berdiam diri, akhirnya Jonathan masuk dengan melempar senyuman indah ke arah Neneknya. Lelaki tampan itu seolah tak tak mendengar apapun. Cucunya cukup pandai menyembunyikan perasaan dan kecemasannya.

Padahal jelas-jelas  dia juga begitu menghawatirkan kondisi wanita yang telah membesarkannya. Tapi lelaki pemilik senyuman indah itu memilih selalu tersenyum depan neneknya.

"Queenie!" sapa Jonathan yang langsung memeluk singkat Neneknya.

"Jo ..., kamu datang!" kata Queenie meraih dan mengusap lembut telapak tangan cucunya.

Jonathan mengangguk singkat membalas sentuhan lembut tangan neneknya dan mengecupnya.

Tangan yang begitu indah kini mulai mengeriput, lembut, seperti bayi.

"Hiduplah lebih lama lagi, Queeni," batin Jonathan penuh harapan.

"Aku hanya kelelahan saja. Dokter bilang kondisiku baik-baik saja. Hanya butuh banyak istirahat. Tapi Bimbo terlalu berlebihan saat melihatku tak sadarkan diri," kata Nyonya Sovia mencoba menyembunyikan kondisi kesehatannya dengan banyaknya bicara.

"Aku harap Queeni selalu sehat."

Jonathan kembali memeluk singkat neneknya penuh kehangatan.

"Dasar anak manja. Tentu saja aku akan selalu sehat. Melihat cucu kesayanganku menikah dan memiliki anak," kata Queeni penuh semangat saat melepaskan pelukannya.

Jonathan menatap lembut Nenenknya yang sedang menyatukan kedua tangannya.
"Kamu harus belajar mandiri, dan segera mencari pasangan," sambung Quenie.

"Jangan terus menatap ku seperti itu. Tatapanmu, membuatku mengantuk dan ingin segera tidur," kata Quenie yang langsung merebahkan tubuhnya perlahan.

"Sebaiknya kita tunggu di luar, Tuan Jo. Biar nyonya bisa istirahat," ajak Bimbo yang membuat Jonathan mengangguk singkat. Sampai akhirnya Nadira menghubungi dirinya setelah beberapa saat.

******

"Kamu sudah lama tidak pernah mabuk seperti ini, apakah kamu sedang ada masalah besar?" tanya Darius yang membuat lelaki setengah mabuk itu tak mengubris ucapannya sama sekali.

"Hentikan mobilnya!" pinta Aksa saat melihat Nadira yang baru keluar dari mobil milik Jonathan.

Dari kejauhan Aksa terus menatap ke arah adik, dan istrinya. Terlihat mereka sedang berbicara serius. Entah apa yang Jonathan dan Nadira bicarakan, tapi kedekatan mereka mampu membuat Aksa semakin merasa kepanasan.

Aksa mencoba membuka satu kancing baju bagian atas saat melihat Jonathan meraih sebelah tangan Nadira. Sedangkan satunya mengusap lembut rambut wanita cantik itu.

Kedua mata Aksa semakin tidak bisa berkedip, apalagi saat Jonathan mencoba memeluk istrinya tanpa ada perlawanan sedikitpun dari Nadira.

"Wanita murahan!" Batin Aksa yang seakan terbakar api cemburu.

"Apa katamu?" tanya Darius samar.

Aksa membuka pintu mobil Darius dan menutupnya kasar. Berjalan cepat menghampiri Adik dan Istrinya. Menarik Jonathan lalu memukul wajahnya.

Nadira terkejut dengan kehadiran Aksa yang tiba-tiba. Mencoba melerai pertikaian Kakak beradik itu, namun tak berhasil. Tenaga Aksa lebih kuat dari Nadira yang notabennya seorang perempuan. Apalagi saat itu Aksa benar-benar di rundung emosi.

Sekali lagi Aksa memukul bagian wajah Adiknya dengan begitu keras hingga membuat Jonathan terjatuh dan berdarah di bagian bibirnya.

Nadira mendorong Aksa sekuat tenaga dan mengampiri Jonathan yang terluka.

"Kamu terluka, Jo!" Kata Nadira mengusap darah yang keluar.

Darius juga tak tinggal diam. Dan menarik Aksa.

"Aksa! Hentikan! Apa kamu gila ...!" Lerai Darius mencoba meredan amarah sahabatnya.

Setelah beberapa detik pandangan Aksa berpindah pada istrinya yang sedang menolong Jonathan. Tapi saat itu juga Aksa menarik lengan Nadira kasar dan menyeretnya masuk.

Jonathan diam, begitu juga Darius saat melihat Aksa menarik paksa Nadira.

"Aksa sakit!" rintih Nadira mencoba melepaskan genggaman tangan Aksa karena merasa kesakitan di pergelangan tangannya.

Aksa tak menggubris sedikitpun ucapan istrinya. Bahkan saat berjalan di anak tangga Aksa terus menarik lengan istrinya dan membuat Nadira hampir terjatuh.

"Lepas Aksa ...!" Nadira mencoba membuka genggaman lelaki dingin itu paksa namun sia-sia.

Genggaman aksa terlalu kuat dan membuat wanita cantik itu tak mampu melepaskan pegangannya.

*****

SHE IS MY WIFEWhere stories live. Discover now