"hi" again.

184 31 10
                                    

"hi again, cantik."

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, dua sejoli yang sedang menikmati angin dari atas Rooftop mendengar suara bel yang begitu nyaring dari laman sekolah.

"Puas ngelamunnya?" Tanya James kala gadis di sampingnya tersadar saat mendengarkan bunyi bel yang begitu kencang.

"Hehe, maaf kak aku cuekin ya." Hujan tersadar seketika, ternyata sekitar 15 menit telah berlalu, dan ia habiskan dengan melamun.

"Gapapa, kamu manis kalo lagi happy." Jawab James kemudian, lalu sabit kecil terbentuk di sudut bibirnya.

"Mehh apa banget, gombal. EH KAK! TAS AKU?!" Nada suara Hujan naik seketika, saat mengingat tasnya masih ada di dalam kelas. Ia bahkan lupa bahwa James sudah mengingatkan bahwa temannya akan membawakan tas itu.

Tak selang berapa lama, seorang pria muncul dari balik pintu besi yang sengaja tak dikunci kembali. Membawa tas berwarna biru muda di tangan sebelah kanannya.

"Sekali aja ya, awas lo ketagihan nyuruh gue kaya gini." Ucap Pria itu sembari memberikan tas biru kepada James. James hanya membalasnya dengan kekehan kecil.

"Thank u bro. Nanti gue traktir 2 botol." Jawab James.

"Dua botol apa?" Tanya Hujan tak mengerti. James menoleh dengan cepat, mengode pria di depannya tidak membicarakan hal yang tidak-tidak karena Ia salah bicara.

"Dim, Yakult." Kode James dari samping kepada pria di depannya.

"A-anu. Yakult." Pemuda dengan nama Dimas dan headband di kepalanya itu menjawab dengan tergagap dan canggung.

"Hah, yakult? Oke." Jawab Hujan dengan nada agak bingung ditambah wajah polosnya yang membuat James gemas.

James reflek mengusak rambut gadis yang tampak mungil di sampingnya itu.

"Hadeh, ayo balik." Kata James diiringi anggukan oleh Hujan.

"Butuh Baygon, nyamuk nyamuk nyamuk ngueng." Dimas menimbrung.

***

"Ini?"

"Nope."

"Jelek."

"Jan please. Norak."

Dua orang gadis di dalam kamar sedang dilema memilih berbagai macam outfit untuk bertemu dengan mahkluk yang bernama mantan.

"Please. Kenapa jelek semua si? Kan lo yang pilihin bajunya The." Hujan berhenti menghadap gadis yang ada di depannya. Bajunya sudah berserak di lantai dengan berbagai macam warna dan bentuk.

"Gue pake baju kayak biasanya aja ya?" Bujuk Hujan dikala Ia sudah mulai lelah.

"NOPE! LO ITU HARUS PAKE SESUATU YANG MENANDAKAN UNSUR TEGAS HUJAN!" Sentak Thea tiba-tiba membuat Hujan terkejut dengan suara kerasnya. Untung saja rumahnya sedang kosong saat ini, sehingga mereka bebas berteriak disini.

"Black, and black." Hujan menyarankan dengan spontan.

"Mana?! Lo punya saran?!" Mata Thea berbinar, memancarkan sinar penasaran.

"Ada, hehe. Sebentar." Hujan berbalik badan, menuju ke lemari miliknya.

"YE, GA DARITADI KUNYUK." Kesal Thea dengan nada tinggi.

Hujan berbalik badan, membawa sebuah kotak yang dililit pita seperti sebuah kotak hadiah.

"Katanya baju? Kok bawa kado." Tanya Thea keheranan, masih tak mengerti dengan apa yang Hujan lakukan.

HUJAN | TAMAT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang