Rasa ingin menjaga

348 77 34
                                    

Play The Media 🔊

"Entah kenapa muncul rasa ingin bahagiain lo dan larang air mata itu muncul lagi kecuali untuk kebahagiaan"

Author Pov

Saber berkumpul di markas sejak jam pulang Sekolah. Mereka hanya berkumpul dan canda gurau seperti yang biasa mereka lakukan.

Nuel sejak tadi merebahkan dirinya di atas sofa berniat untuk beristirahat karena malas kembali ke rumah.

Kling, kling, kling

Semua di ruangan itu mengerutkan dahinya saat mendengar suara ponsel yang terus menerus.

"Aishh, angkat. Gua mau tidur" Nuel sewot saat berulang kali ponsel itu berbunyi namun sang pemilik tak kunjung mengangkatnya. Seluruh ruangan itu terdiam.

Nuel mengangkat badannya dan terduduk di sofa, melihat teman-temannya yang saat ini malah menatapnya.

"Angkat"

"El, itu handphone lo, wortel" Jakes menyahut membuat Nuel menutup mulutnya dan berhenti mengoceh. Ia mencari ponselnya yang terletak di sofa tempatnya tidur tadi. Nomor tak di kenal tampak tertera di sana menghubunginya.

"Angkat El, gamati-mati. Penting kali" Kata Abian yang ada di depannya, dapat melihat dengan jelas apa yang tertera pada layar.

"Males, ga tau gua ini siapa" Kata Nuel hendak mematikan ponselnya, namun Bima melarang. Memberi isyarat untuk setidaknya mengangkat, ditakutkan penting.

"Iye iye" Nuel mengangkat panggilan itu dengan setengah rasa terpaksa. Tak ada suara dari panggilan yang terhubung itu.

Siapa?-Nuel

Lumayan lama tak ada suara dari sebrang walau Nuel sudah mengeluarkan suara. Nuel hendak mematikannya, karena dikira orang iseng yang kebetulan mendapat nomornya.

Belum sempat Ia menutupnya, lama-lama keheningan itu pecah dengan suara tangis di sebrang sama. Wajah Nuel tampak kebingungan dan memberikan isyarat pada ketiga temannya yang menatapnya dari tadi.

Halo? Eehh lo kenapa nangis-Nuel

"Nangis?" Tanya Abi dengan suara yang pelan. Mewakili pertanyaan Jakes dan Bima yang tak tersampaikan. Nuel memberi isyarat untuk diam terlebih dahulu.

Mbak tenang dulu, lo salah sambung?-Nuel

T-tolongin gue hiks-Hujan

Hah? Lo kenapa?-Nuel

dan..dapet nomor gua darimana?-Nuel

g-gue Hujan, please gue cuma butuh pulang sekarang-Hujan

Nuel hening sebentar mendengar nama itu, berusaha mencerna nama yang tampak familiar baginya.

"Anjrit"

Sebut alamat lo, ah gausah. Sharelock sekarang-Nuel

Nuel mematikan ponselnya sepihak dan langsung beranjak cepat-cepat. Ia menyambar jaket dan tasnya yang ada di sofa serta kunci motor yang tergeletak di atas meja.

HUJAN | TAMAT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang