29. Bus

1.5K 172 10
                                    

"Lo sama Ryujin kenal dimana?" Tanya Seungmin saat mereka pulang. Akhirnya mereka terbebas dari ujian dan libur sampai nanti pendaftaran sekolah baru.

"Oh, itu, sering dihukum bareng." Jawab Hyunjin, tidak begitu peduli karena dia sedang fokus mencari seseorang di antara tempat duduk bus. Bus sebentar lagi jalan, tapi orang itu belum juga muncul.

"Kenapa? Lo suka?" Tanya balik Hyunjin.

"Gila aja. Enggak." Balas Seungmin.

Hyunjin menghela nafas lega saat matanya menangkap eksistensi seseorang, tapi segera membulat penuh saat matanya menangkap orang menyebalkan.

"Ryujin kan itu?" Tanya Jisung.

Ryujin dan Yeji masuk dari pintu depan. Ryujin langsung tersenyum dan menarik Yeji untuk duduk di bagian belakang. Dia menatap empat laki-laki seumurannya yang duduk.

"Berdiri, gue yang duduk!" Usirnya, dia menarik Jisung yang gampang sekali ditarik untuk berdiri.

Ryujin tidak malu lagi. Dia tersenyum ramah kepada Felix yang duduk di dekat jendela. Hyunjin mendengus sebal melihat itu.

"Lix, berdiri, lo sama duduk sama Seungmin sini." Ucap Hyunjin lalu berdiri dan menarik Felix untuk duduk di tempatnya di sebelah Seungmin.

Hyunjin mendorong agar Ryujin duduk di dekat jendela.

"Setan, lo-"

"Yeji, lo duduk sini." Potong Hyunjin saat mempersilakan Yeji duduk di samping Ryujin.

"Makasih."

Merdu sekali.

Tapi tatapan maut juga menatap Hyunjin.

"Lo!! pindah sini!!" Ucap Ryujin yang berdiri dan berbalik, menunjuk ke arah Seungmin.

"Wah sekarang udah terang-terangan ya lo. Gak usah Seung, biarin aja." Ucap Hyunjin. Seungmin mengangkat bahunya acuh, tapi tetap di tempatnya.

"Ini kenapa si?" Tanya Jisung. Yang masih belum memahami benar kode kode Hyunjin.

"Gapapa, nanti gue kasih tahu." Ucap Hyunjin.

Bus akhirnya berjalan. Yeji sejak tadi terus bertanya kepada Ryujin apakah gadis itu baik-baik saja.

"Lagian si tuan putri ngapain naik bus sih?" Tanya Hyunjin ikut menyahut.

"Suka suka gue!"

"Dih."

Ini memang kali pertama Ryujin naik bus. Yeji saja kaget. Dia bertanya berkali-kali apakah Ryujin serius.

Citttt

"Sialan!!?" Teriakan itu datang dari Ryujin yang dahinya terbentur kursi di depannya.

Bus yang tadinya melaju lumayan kencang tiba-tiba berhenti sampai suara rem terdengar. Ryujin mengusap dahinya yang terbentur, tapi dia segera berdecih saat melihat pemandangan di hadapannya. Bikin iri saja.

Pemandangan di depannya adalah tangan Hyunjin yang melindungi kepala Yeji dari benturan dengan kursi depan. Yeji tadinya sedang merapikan tali sepatunya, dia pasti akan terbentur keras tepat di kepalanya kalau tidak ada Hyunjin yang melindungi kepalanya.

"M-makasih hyunjin." Ucap Yeji segera.

"Gapapa kan? Ada yang sakit?" Tanya Hyunjin. Dia benar-benar lembut saat bertanya pada Yeji.

"Gipipi kin? Idi ying sikit?" Ulang Ryujin dengan nada menyebalkan.

"Enggak kok. Tangan lo gapapa?"

"Aman." Balas Hyunjin.

Bahunya di senggol Jisung. "Dia?" Bisiknya pelan yang diangguki Hyunjin.

"Anjir!!! Wah wah kasih tahu hyung hyung kita ah."

"Awas kalau lo ember!"

Seungmin memutar matanya sebal, dia berdiri dan menatap depan, untuk tahu penyebab kenapa bus berhenti secara tiba-tiba.

Dia menghampiri depan, samar samar terdengar penyebab bus berhenti tiba-tiba.

"Ada tiga anak sekolah yang tiba-tiba lari di depan bus."

Seungmin menggerutu tentang tidak tahu aturan jalan, tapi matanya membulat terkejut saat melihat siapa yang dimaksud.

"Pak tolong buka pintunya!" Pinta Seungmin, sopir menurut saja, berpikir mungkin Seungmin akan turun.

Tapi tidak. Dia mengajak tiga orang penyebab bus berhenti untuk masuk.

"Changbin hyung!"

Changbin segera mengajak Wooyoung dan Yeonjun naik. Wajah mereka babak belur.

"Ayo pak jalan!!" Pinta Wooyoung dengan cepat saat melihat lima orang dengan tubuh besar akan menyebrang jalan.

"Kalian kenapa???" Tanya Seungmin.

"Tolong, Pak, kita tadi dikejar mereka!"

Melihat keadaan menyedihkan tiga remaja di hadapannya, akhirnya sopir melajukan busnya. Meskipun masih kesal karena mereka bertiga membuat dia harus rem mendadak.

Seungmin mengajak mereka bertiga untuk ke belakang.

"Gila, lo kenapa bang?" Tanya Jisung.

"Babak belur semua." Gumam Hyunjin.

"Ah gila. Kita gak prediksi target." Balas Changbin.

"Ya siapa yang nyangka selingkuhan pacarnya Wooyoung anak kuliahan? Mana temen-temennya sangar lagi." Ujar Yeonjun.

Mereka bertiga akhirnya melabrak lelaki yang menjadi selingkuhan pacar Wooyoung, tapi ternyata orang itu anak kuliahan dan teman-temannya jago berkelahi. Mereka kalah telak meskipun tadinya bisa bertahan, tapi akhirnya memilih kabur.

"Udah lah Woo, relain. Ceweknya brengsek juga." Ucap Yeonjun.

"Udah gue lupain. Cuma, gila aja." Balas Wooyoung.

"Cari lain aja, contohnya, halo adek, namanya siapa?"

Hyunjin mendelik saat Yeonjun mendekati Yeji. Dia segera menutup akses Yeonjun ke arah Yeji.

"Cari lain anjir." Ucap Hyunjin.

"Dih ini siapa?" Tanya Yeonjun.

"Mereka berempat-" Changbin menunjuk Hyunjin, Jisung, Seungmin dan Felix. "Adek gue."

"Buset, saudara lo banyak banget." Ucap Wooyoung.

"Tujuh, banyak kan."

"Gilaaaaa rame banget rumah lo."

"Ya gitu."

•••

ғᴀᴍWhere stories live. Discover now