11. Pembicaraan dengan Hyunjin

1.6K 206 2
                                    

"Hyunjin, bisa ngobrol bentar gak?"

Hyunjin yang sedang mengerjakan tugas mendongak menatap Chan. Chan baru saja pulang bekerja. Hyunjin melihat siluet Minho yang langsung masuk kamar.

"Iya, kenapa hyung?"

"Di rooftop ya, berdua aja."

Hyunjin mengangguk.

"Kalian udah makan semua?" Tanya Chan kepada adiknya yang lain, mereka tersebar di ruang keluarga sekaligus ruang tamu. Mereka serempak menggeleng.

"Ahh... Oke.., Jin, entar dulu ya gue masak dulu." Ucap Chan.

Chan yang bahkan belum berganti pakaian segera ke dapur. Menyiapkan bahan bahan yang ada. Dia berencana membuat nasi goreng kimchi, dia mendapat telur yang seminggu lagi masuk kadaluarsa. Dia pernah mencoba, dan sebenarnya telurnya belum begitu buruk. Masih bagus.

Changbin belum pulang, dia mengatakan akan mengambil lembur karena besok libur. Sedangkan yang lain belajar di ruang keluarga.

Chan memotong-motong kimchi. Menyiapkan bahan dan mulai memasak. Sedikit kesulitan karena tidak terbiasa. Tidak begitu butuh waktu yang lama untuk memasak nasi goreng. Dia juga menggoreng setengah lusin telur menjadi orak arik.

"Ayo makan!" Ajak Chan.

Chan mengambil dua piring kecil. Dia menyisakan untuk Changbin. Dan Minho yang sedang dalam kondisi tidak baik. Chan meletakkan empat sendok di sekitar teflon untuk memasak. Chan menyimpan satu piring.

"Makan yang banyak ya." Pesan Chan sebelum membawa satu piring lainnya ke kamarnya dan Minho.

Chan mengetuk sebentar untuk memberitahukan kedatangannya kemudian masuk. Minho baru selesai mandi dan sedang menyisir rambutnya.

"Min, dimakan ya. Gue gak akan maksa lo lagi buat ikutin kata kak Eric." Ucap Chan.

"Lo yang buat?"

"Iya. Gak seenak lo, tapi bisa dimakan." Jawab Chan yang kemudian langsung mengambil baju ganti dan pergi ke kamar mandi.

Saat air membasahi seluruh badannya, Chan menjadi rileks. Hanya badannya. Karena pikirannya kini penuh dan rumit. Sampai-sampai Chan ingin berteriak saking banyaknya permasalahan.

Chan menyelesaikan mandinya lima belas menit kemudian. Hyunjin juga sudah selesai makan dan sedang membereskan meja makan. Chan sambil mengusap rambut dengan handuknya mendekati Hyunjin.

"Nanti aja gue aja Jin, kita ke rooftop sekarang." Ucap Chan. Dia menjemur handuknya, dan masuk ke kamar untuk sisiran.

Mereka keluar dari apartemen. Menaiki lift ke lantai teratas. Mereka sama-sama diam. Angin kencang langsung menyambut mereka.

"duduk situ aja." Ucap Chan menunjuk salah satu bangku.

"Kenapa hyung?" Tanya Hyunjin langsung.

Chan memberikan tiket dan pasport. "Mama lo nawarin lo tinggal bareng sama dia di Los Angeles. Dia nitipin ini ke sekolah. Minho tadi yang ambil, tapi dia malah gak bilang ke lo." Ucap Chan.

Hyunjin menerimanya.

"Kenapa? Kenapa Minho hyung nyembunyiin ini?" Tanya Hyunjin.

"Dia takut lo pergi. Dia gak mau lo pergi."

"Kalau Chan hyung sendiri gimana? Baiknya gue pergi atau enggak?" Tanya Hyunjin.

Chan menghela nafas. "Gue ikut keputusan lo. Hidup sama mama lo mungkin lebih baik, lo gak perlu jagain banyak adek, lo bisa beli apa aja, lo bisa makan apa aja, dan lo bisa tidur di kamar yang lebih luas. Emang agak berat, tapi kalau lo mau pergi gue sama sekali gak ngelarang."

"Kalau gue pergi... Felix siapa yang jaga? Jisung ga begitu kuat buat ngehajar banyak orang. Seungmin gak bisa berantem. Sedangkan kalian, jauh dari Felix." Gumam Hyunjin.

"Felix masih sering digangguin?" Tanya Chan cepat.

Hyunjin memberikan senyum kecil. "Enggak. Felix meskipun sering ngelarang gue buat hajar mereka, tapi dia selalu jujur kalau ada orang yang buat dia gak nyaman."

"Gak kayak abangnya yang lain." Tambahnya.

"Maksud lo?" Chan sudah bisa menduga sebenarnya.

Hyunjin mengubah posisi duduknya. "Tadinya gue mau marah sama Minho hyung, kenapa dia nyembunyiin ini. Nyokap tadi nelpon makanya gue tahu. Gue susul Minho hyung ke tempat kerjanya. Selama ini gue baru tahu, kalau Minho hyung sama kayak Felix. Minho hyung juga ketakutan. Lo tahu itu kan hyung? Gue juga lihat lo lari ke tempat kerjanya. Kenapa kalian nyembunyiin ini? Gue juga mau bantu, gue juga mau berguna sebagai adek."

Hyunjin mengeluarkan uneg-uneg yang dipendamnya sejak tadi sore. Dia terus memikirkan, tapi dia hanya kembali ke pertanyaan tentang kenapa dia tidak diberitahu. Kenapa mereka menyembunyikan ini. Hyunjin tahu hal itu menyiksa, dia melihat banyak sekali kejadian dimana Felix menangis karena sering disentuh oleh lelaki lain. Dia merasa tidak berguna sebagai adik.

"Minho... Gak mau kalian khawatir. Cuma itu. Dia gak mau kalian kepikiran. Gue juga harus nyari tahu sendiri karena dia gak pernah bilang apa pun ke gue, Jin." Jawab Chan.

"Gue cukup seneng, karena Chan hyung langsung dateng tadi. Felix, dia sering banget nangis karena hal itu. Kalau emang Minho hyung cuma percayain ini ke Chan hyung doang, gue juga. Tolong jagain Minho hyung ya. Gue juga bakal jagain Felix."

Hyunjin mengembalikan tiket dan pasport itu kepada Chan. Dia kemudian pergi kembali ke apartemen mereka. Chan menatap dua benda itu di tangannya, dia merasa sangat lega.

•••

ғᴀᴍWhere stories live. Discover now