1. Tentang Ayah, Ibu, dan Saudara

2.8K 248 2
                                    

Park Ju Han.

Laki-laki brengsek yang gemar berganti perempuan. Tercatat secara sipil memiliki 8 istri sah, hampir semuanya dinikahi secara bersamaan, atau setidaknya mereka memiliki anak dalam waktu berdekatan.

Menjadi anak Park Ju Han mungkin adalah hal terburuk yang dialami delapan anak laki-laki Ju Han.

Memiliki ayah brengsek yang tidak bertanggung jawab, ditambah juga memiliki ibu yang sama egoisnya.

Chan anak tertua, memiliki marga resmi Bang. Dia adalah anak dari istri pertama yang meninggal tepat setelah kelahiran Chan. Hal yang patut disyukuri adalah namanya tidak mengikuti marga sang ayah. Tahun ini, Chan berumur 18 tahun, dia sedang ada di tahun ketiganya SMA. Memiliki tujuh adik dari 6 ibu yang berbeda, memiliki banyak saudara jelas membuat hidupnya lebih ramai.

Seo Changbin, sering dipanggil Changbin. Anak dari istri kedua, yang pergi begitu melahirkan Changbin. Changbin sekarang ada di tahun pertamanya SMA.

Lee Minho dan Lee Felix, anak dari istri ketiga yang sejak awal tidak menginginkan anak dan hanya melahirkan untuk ditinggal kemudian. Minho sekarang ada di tahun kedua SMA, sedangkan Felix ada di tahun ketiganya SMP.

Selain Felix, ada juga Hwang Hyunjin, Kim Seungmin dan Han Jisung yang lahir bersamaan. Kegemparan yang menegangkan bagi Minho, Chan dan Changbin. Pasalnya yang tinggal secara sah dengan Ju Han adalah ibu Minho, tetapi di kelahiran Felix, sehari setelahnya ada perempuan yang datang membawa Han Jisung. Tak berapa lama kemudian, Seungmin hadir. Lalu yang terakhir bergabung adalah Hyunjin yang waktu itu sudah berumur beberapa bulan. Ibu Hyunjin yang merawat mereka semua meskipun enggan, dia hanya tidak tega meninggalkan empat bayi mungil yang baru lahir di tangan si brengsek Jun Ho. Apalagi melihat Chan yang tertua baru berumur 3 tahun. Ibu Hyunjin merawat mereka sampai Jeongin dan ibunya datang.

Yang Jeongin, anak dari istri ketujuh yang merawat mereka hingga Chan SMP kelas 3. Jeongin sekarang duduk di kelas 8. Ibunya mungkin yang merawat mereka seperti ibu pada umumnya, setidaknya mereka merasakan bagaimana dirawat seorang ibu. Ibu Jeongin meninggal kemudian.

Sejak ibu Jeongin meninggal, Ju Han kembali membawa seorang istri yang hanya tinggal selama tiga bulan karena tidak tahan serumah dengan banyak anak. Ju Han sendiri sejak dulu jarang di rumah, lebih suka menghabiskan waktu di luar sana.

Kematian Ju Han tidak begitu mengguncang mereka selain fakta bahwa mereka kini harus membiayai hidup sendiri, meski sekarang bisa menggunakan asuransi kematian Ju Han.

Apartmen tidak menjadi lebih luas dengan kepergian Ju Han, tetapi sekarang Jeongin dan Changbin bisa tidur di kamar Ju Han, sehingga Chan dan Minho mendapat kamar yang cukup untuk mereka tempati. Kemudian 00 line yang terdiri dari Hyunjin, Han, Felix dan Seungmin sejak awal menempati kamar terluas.

"Uang sekolahnya gimana hyung?" Tanya Changbin setelah kedatangan rentenir. Chan sedang melihat harta yang tersisa dari ayahnya, menghitung dan memperkirakan kebutuhan mereka.

"Hyunjin dan yang lain udah mau lulus ya, nanti mereka daftarin beasiswa untuk yang kurang mampu pas SMA. Buat Jeongin, kamu sama Minho, sementara pakai uang asuransi papa." Jawab Chan.

"Chan hyung gak lanjut kuliah?" Tanyanya lagi.

"Lanjut kok, kalau semuanya udah selesai." Balas Chan dengan senyum kecilnya. Dia melihat sertifikat tanah, hanya ini harta berharga yang tersisa selain apartemen ini.

"Harga tanah ini paling enggak 3 juta won, terus masih sisa 12 juta won dalam lima tahun..."

"Aku bantu kerja sambilan ya hyung? Minho hyung sama Chan hyung kan udah kerja sambilan juga." Tawar Changbin.

"Gimana sama ekskul kamu? Kamu suka basket kan?"

"Gak, aku masih bisa nentuin prioritas. Gak enak ngelihat kalian kerja terus setelah pulang sekolah." Balas Changbin, Chan menghela nafas, menimbang baik buruk, tapi keadaan mereka memang memaksa mereka harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan.

"Boleh. Aku ada kenalan pemilik toko, nanti coba aku tanyain ada kerjaan gak."

"Makasih hyung!"

Chan tertawa kecil melihat wajah senang Changbin. Dia kembali menatap lembaran kertas di hadapannya lalu mulai kembali menghitung. Di setiap goresan angka dia merasa ketakutan yang di sembunyikannya dengan sangat baik.

•••

ғᴀᴍजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें