19. Emosi

1.4K 172 4
                                    

"Hyunjin, Jisung sekalian aja ya?" Pinta wali kelas mereka.

Keduanya mengangguk lalu masuk ke ruang konsultasi. Wali kelas mereka, Jiseok-ssaem cukup ramah dan lumayan peduli dengan kelas tertinggalnya.

"Jadi kalian rencana lanjut ke sekolah X? Sekolah sebelah ya. Itu juga sekolah kakak kalian sekarang? Kalau boleh tahu alasannya apa ya?"

"Deket dan itu sekolah yang bisa pakai beasiswa kurang mampu." Jawab Hyunjin.

"Nilai kami juga sepertinya bisa masuk ke sana." Tambah Jisung.

Jiseok-ssaem mengangguk setuju. "Saya yakin kalian bisa masuk sana. Kalau dua saudara kalian yang di kelas A bagaimana?"

"Kesana juga, ssaem." Jawab Jisung.

"Sayang sekali, padahal mereka bisa masuk ke sekolah terbaik dengan nilai mereka."

Hanya kalimat tidak lebih dari lima detik tapi kalimat itu terus mengganggu Hyunjin dan Jisung. Bukan, bukan karena cemburu tapi karena tahu kalau Seungmin dan Felix memang seharusnya bisa ke sekolah yang lebih bagus dari sekolah tujuan mereka sekarang.

Hyunjin dan Jisung keluar setelah diberi pesan untuk meminta wali mereka datang ke rapat.

"Mereka di taman kayaknya, kesana aja yuk, masuknya juga masih lama kan." Ajak Hyunjin.

Mereka berbelok ke arah taman, rencananya ingin bergabung dengan dua saudara mereka yang lain tapi sesampainya di taman mereka justru melihat pemandangan yang bahkan tidak pernah terbayangkan akan terjadi.

Felix menonjok Seungmin.

•••

"Woah woah, Lix, tahan." Ucap Hyunjin menahan tubuh Felix yang akan maju. Jisung berdiri di depan Seungmin yang memegang bibirnya berdarah.

Ini kali pertama mereka melihat dua saudara itu berantem, bahkan Felix memukul Seungmin. Felix, Felix yang selalu tersenyum seperti matahari dan tidak pernah marah, baru saja memukul Seungmin yang bisa dibilang soulmatenya karena keduanya selalu bersama.

"Ini kenapa???" Tanya Jisung.

"Bukan apa apa." Jawab Seungmin.

Felix meringsek ingin maju lagi tapi ditahan oleh Hyunjin yang lebih kuat darinya.

"Bukan apa apa??? Lo bisa bilang gitu? Anjing emang. Lo tahu? Gue juga muak sama kelakuan lo."

Hyunjin dan Jisung saling menatap, sama sama kaget Felix mengeluarkan kata kata kasar. Ini Felix lho, Felix.

"Bicarain baik baik yuk, kita kan saudara jadi jangan beran-"

"Saudara?" potong Seungmin, tawanya keluar. Bukan tawa yang sebenarnya. Terdengar seperti sarkatik sekaligus jengah.

Hyunjin dan Jisung terdiam, baru kali ini mereka melihat Seungmin seperti ini. Bukan Seungmin yang biasanya.

"Gue muak banget sama kata itu. Kalian juga muak kan? Jujur aja, kalian juga pasti ngerasa capek dan gak adil. Jenuh harus tinggal bareng banyak orang yang serba kekurangan, iri ngelihat orang orang kenapa bisa hidup enak. Enam tahun gue terus denger kata saudara beda ibu, eneg."

"Gue juga capek lihat kalian. Gue gak tahan lihat orang yang bego yang pasrah kayak lo berdua. Padahal lo berdua bisa pinter kalau mau belajar tapi apa? Lo sibuk berantem Hyunjin, lo sibuk ngasihanin diri lo sendiri Jisung. Lo mau denger juga Lix? Pendapat gue tentang lo? Lo pinter tapi lo terlalu peduli sama orang lain yang justru ngehambat lo. Lo cantik, lo bisa manfaatin itu buat dapet simpati-"

Ucapan Seungmin terpotong karena dia mendapat satu pukulan dari Felix, lagi.

Hyunjin dan Jisung bahkan tidak berkutik saat Seungmin berbicara, tapi Felix langsung memukul Seungmin kuat sampai laki-laki itu jatuh.

ғᴀᴍWhere stories live. Discover now