26. Kekhawatiran untuk Minho

1.5K 183 6
                                    

Changbin tidak paham kenapa Chan langsung berlari ke arah Minho. Tapi dia akhirnya mengikuti Chan berlari ke lapangan.

Chan menahan nafasnya saat melihat tangan Minho yang gemetar, Minho sembunyikan tangannya di belakang punggung dan menjauh dari Alex.

Chan langsung menarik Minho ke belakang punggungnya. "H-hyung...jangan ya, jangan." Pinta Minho pelan.

Chan sebenarnya tidak rela mengabaikan Alex yang smirk dan menantang Chan. Tapi Minho melarangnya, dia juga tidak ingin mempermalukan Minho.

"Kenapa Chan?" Tanya Pak Jiyoung akhirnya mendekati mereka.

"Minho gak enak badan Pak, dia izin pulang." Ucap Chan.

"Benar Minho?" Tanya Pak Jiyoung yang dibalas anggukan Minho. Beliau sepertinya benar-benar percaya karena melihat wajah pucat Minho.

"Ya sudah, biar nanti saya uruskan surat izinnya. Penilaian hari ini ganti tugas saja ya."

Setelah mendapat izin Pak Jiyoung, Chan mengajak Minho dan Changbin pergi. Sekiranya sudah jauh dari lapangan, Chan berhenti. Dia mendapati Minho masih gemetar ketakutan.

"Bin, sweater lo siniin." Pinta Chan.

Changbin tidak banyak bertanya langsung melepas sweaternya. Chan menutupi kepala Minho dengan sweater itu.

"Better?" Tanya Chan, dia menggenggam tangan Minho yang terulur kepadanya.

"Duduk dulu. Bin, gue bisa minta tolong ambilin tas Minho di kelas gak?"

Changbin langsung berlari secepat mungkin ke kelas Minho. Chan menuntun Minho duduk di salah satu kursi, dekat deretan kelas satu. Chan mengusap tangan Minho pelan.

"Minho, lo tahu kan, lo harus coba ke psikolog?"

Chan bisa melihat gelengan Minho di balik sweater itu. "Gue sedih lihat lo selalu gini." Ucap Chan.

"Gue bentar lagi lulus. Gue takut lo diganggu Alex. Kalau lo gini di depannya dia bakal menjadi."

Chan berhenti bicara saat remasan tangan Minho di genggamannya semakin menguat. Minho masih belum siap.

Changbin datang membawa tas Minho dan sebotol minum yang dia beli di kantin.

"Udah baikan? Gue buka ya?" Pinta Chan yang dibalas anggukan Minho.

Minho tetap menunduk saat kain yang menutupinya dibuka. Dia menerima sodoran air minum dari Changbin dan meminumnya pelan.

"Jadi, siapa cowok yang harus gue hajar?" Tanya Changbin, kurang lebih sudah paham apa yang terjadi.

"Alex. Titip ya." Jawab Chan meskipun Minho menggeleng melarang.

Changbin mengangguk. "Gue bisa minta bantuan Wooyoung, pukulan dia kuat banget sampai sekarang aja gue masih nyeri."

Chan tersenyum kecil. Tapi khawatirnya masih pada Minho. Minho menahan dirinya lagi. Dia pasti kesakitan di dalam sana.

"Kita pulang dulu ya Bin. Lo nanti hati-hati pulangnya." Pamit Chan yang diangguki Changbin. "Kalian juga hati-hati." Balasnya.

Chan dan Minho berjalan menuju halte di depan sekolah. Hanya ada hening di antara mereka. Hingga saat bus datang mereka masih belum bicara.

•••

"Ada yang aneh gak si?" Tanya Jisung setelah diam beberapa saat. Dia sedang menonton televisi setelah pulang sekolah.

Hyunjin yang masih bertahan, dengan rajin, mengerjakan soal latihan mendongak menatap Jisung. Dia lalu mengedarkan sekitar. Jeongin juga sedang mengerjakan pekerjaan rumah, Felix dan Seungmin ada kelas tambahan jadi tidak di rumah, Changbin dan Chan pergi bekerja.

ғᴀᴍWhere stories live. Discover now