23 || PENGHALANG

39.5K 4.2K 39
                                    

Happy reading...

Di rumah Aileen hanya seorang diri saja, Ibunya sedang menghadiri acara Aqiqahan tetangganya dan Alden sedang mengikuti lomba karate.
Aileen yang sedang berduduk santai sambil menonton Drakor 

Tok..tok..

"Siapa sih bertamu, ganggu aja" Aileen membuka pintu mendapatkan nyonya Ningrum sedang berdiri dengan seluruh badan menggunakan setelan pakaian branded tak lupa dengan cincin yang hampir semua terisi ditangannya

Pamer kekayaan kok dirumah gue, ntar miskin nangess - Aileen

"Ada apa" ucap Aileen dingin, ia sudah tau sikap nyonya Ningrum dan masih mengingat beliau tak menyukai dirinya. Nyonya Ningrum tak menanggapi ucapan Aileen, ia masuk tanpa dipersilahkan dan duduk ditempat Aileen tadi

"Saya ingin kamu tinggalkan anak saya. Kamu dan anak saya tak sepada, kamu lihat kemarin perempuan dirumah saya dia lebih pantas daripada kamu dari segi harta dan martabat bibit bobotnya lebih jelas. Selera Arga tidak seperti kamu" mata nyonya Ningrum terus melihat penampilannya

Alah banyak cincong amat nih bu-ibu, bahas martabat kan gue jadi pengen makan martabak sama Boba kan
Aileen mengambil ponselnya dan membuka roomchat Refan dan menyuruhnya membeli martabak dekat bandara

"Ehm.." nyonya Ningrum berdehem keras saat Aileen yang sedang asik dengan ponsel genggamnya, netra Aileen menatap kearah wanita paruh baya itu dengan malas

"Maaf Nyonya anak anda yang bucin sama saya jadi jangan salahkan saya klo anak anda lebih memilih gadis kalangan bawah seperti saya"

Nyony Ningrum menatap Aileen remeh
"Pede sekali kamu ternyata. Baik tanpa basa-basi"

Gak usah basa-basi alah muka lo yang basi  

"Saya kesini tidak dengan tangan kosong, ini ada cek buat kamu, kamu bisa tulis berapa yang kamu mau" ucap nyonya Ningrum menyodorkan cek itu didepan Aileen. Aileen mengambil cek itu serta bolpoin dan mulai menulis angka nominal

Sok amat nih orang tua, kayaan calon laki gue

"Wah ternyata kamu gila harta ya, tak masalah 10 Miliar tak seberapa buat saya"

"Anda benar uang segitu tidak seberapa dengan harga diri saya, buat menjauhi anak anda. Sorry itu tidak akan pernah terjadi" Aileen merobek cek tersebut dan melemparnya didepan muka nyonya Ningrum membuatnya naik pitam

"Orang miskin seperti kamu dengan mudah saya musnahkan termasuk anak didalam kandungan kamu itu atau bahkan saya akan melakukan hal yang tidak pernah kamu pikirkan" ujar nyonya Ningrum geram sambil melirik perut rata Aileen mendengar itu Aileen memeluk perutnya

Tenang nak Mami akan jaga kamu apapun terjadi

"Apa mau Anda"

"Tinggalkan anak saya dan jangan pernah menunjukkan wajah kamu didepan Arga lagi, kalau itu terjadi Ibu, adik dan juga anak kamu itu tidak akan lama melihat dan menghirup udara lagi dan menyusul ayahmu"

Dengan kebungkaman panjang akhirnya Aileen menjawab "Baik saya tidak akan pernah mengusik keluarga Rajendran. Sekarang anda bisa keluar dari rumah saya" usir Aileen

Dengan senyum cerah nyonya Ningrum ingrum berdiri mendengar keputusan Aileen, ia berjalan dan diikuti Aileen dibelakang
"Keputusan yang sangat tepat" kata nyonya Ningrum melihat kearah Aileen

"Tapi jangan salahkan saya jika anak Anda sendiri yang mencari keberadaan saya" 
Aileen menutup pintu dengan keras

Maaf nak, Mami harus menjauhkan kamu dengan Papa dan Abang kamu

🍁🍁🍁

"Lah kok sama Mas Arga"

Aileen menatap heran pada calon suaminya yang sudah duduk manis di sofa ruang tamu

"Tadi ketemu didepan. Nih pesanan Mami" Refan meletakkan 2 jenis Martabak dan juga Boba diatas meja

Aileen mulai mencomot martabak manis didepannya dan duduk disamping Arga
"Repan kamu ambilin minum buat Papa" suruh Aileen dengan patuh Refan menurut beranjak ke dapur

"Kenapa rumah sepi?"

"Oh itu Alden lagi ikut lomba karate klo ibu lagi ke acara Aqiqahan" Arga mengangguk saja

Hingga larut malam dan ibu Ayu sudah pulang Arga dan Refan masih saja betah dirumahnya

"Pulang sana udah jam 11 malam" usir Aileen yang masih setia mengelus rambut hitam legam milik Arga dan juga Refan

"Hm" gumam Arga yang sedang tiduran di lantai dengan beralaskan karpet dan menjadikan paha Aileen bantal

"Mas Arga"

"Iya iya pulang" dengan berat hati Arga bangun
"Heh bocah bangun" Arga mengguncang kaki Refan

"Egh.."

"Pulang"

"Refan mau nginep" ujar Refan dengan khas bangun tidur

"Enak aja" Arga menarik tangan Refan hingga anak itu berdiri dengan lemas karena nyawanya belum terkumpul

Aileen mengantar mereka hingga depan rumah

"Mas pulang dulu" pamit Arga sambil mencium kening dan bibir Aileen singkat

"Sempet-sempetnya modus, belum muhrim" sinis Refan menyalimi tangan Aileen

"Hati-hati" pesan Aileen
"Eh bentar gak pada pamitan sama dedek bayi?"

Pamitan untuk terakhir kalinya - sambung Aileen dalam hati

Arga dan Refan menatap Aileen dengan kerutan di dahi mereka sebentar lalu berlutut dihadapan Aileen menyamakan tinggi perut Aileen

Arga mencium perut Aileen sebentar lalu berkata
"Papa pulang dulu"

"Abang juga baek-baek bocil"

Kedua lelaki itupun meninggalkan rumah Aileen hanya bisa menghela nafas berat tak tau harus bagaimana lagi agar keluarganya tak diusik oleh nyonya Ningrum

Keputusan berat tapi gue harus lakukan demi keselamatan ibu dan Alden - Aileen menghapus air mata yang membasahi pipinya

TBC ..

Cinta Salah SasaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang