"Maka aku juga seperti itu. Berhenti mengusikku dan juga masalah internal keluargaku. Jika masih bersikeras mengusik kami ..., kau, keluargamu, dan seluruh anggota dibawah divisimu, akan aku hancurkan," kecam Elen.
Pria itu membulatkan mata. Terkejut, itu sudah pasti. "Kau mengancamku? Jangan pikir aku akan-,"
"Putri pertamamu berada di Overlord Code, kan? Apa kau tidak takut jika aku meminta Mikey memasukan putrimu ke dalam daftar pemilik Black card? Aku bukannya ingin menakutimu. Hanya saja, aku tak suka orang lain mengusik sesuatu yang mereka sendiri tak tau akar masalahnya," ucap Elen.
"Kau bahkan mengetahui keberadaan putriku? Kau memang-,"
"Kau melakukan hal yang sama. Jika aku melakukannya, apa itu hal yang salah? Bukankah kita sama, aku hanya ingin kebebasan. Kau tau pasti keinginanku itu," ucap Elen, penuh ketenangan.
"Aku mengerti. Walau begitu, musuhmu bukanlah aku atau divisi yang lain. Melainkan seseorang dalam keluargamu."
"Kau tidak perlu mengatakan apa pun, karena aku sudah tidak peduli. Aku sudah memulai kehidupanku yang baru, sejak pertama kali aku melangkah keluar dari sel tahananku. Jadi provokasi yang ingin kau lakukan percuma saja," jelas Elen.
Seseorang tersebut segera keluar dan meninggalkan Elen. Namun ia terkejut saat melihat, siapa yang sedang berkunjung.
"Eh, Tuan Mikey?" Elen berbalik saat mendengar nama tersebut.
"Keluarkan dia dari sini," ucap Mikey.
"Tapi ...."
"Aku datang sebagai perwakilan keluarga Kyrielight Forger. Bukan sebagai pimpinan Overlord Code," tegas Mikey.
"Ba-baik."
Elen segera keluar dari sel tersebut dan mengikuti langkah Mikey. Mereka berdua segera keluar dari gedung tersebut. Elen sesekali melirik ke arah Mikey. Apa lagi ini? Setiap menit rasanya menyebalkan. Sudahlah, kuladeni saja dia.
"Kau tau dari mana, jika aku berada di sini?" tanya Elen.
"Akan aku katakan di dalam mobil," ucap Mikey. Mikey membawa Elen pergi, entah ke mana. Namun Elen terlihat tak senang akan hal itu. Sesekali Mikey melirik, mencoba untuk mengatakan sesuatu. Namun rasanya ia sedikit kesulitan.
"Yuji menghubungiku sebelum kakek. Dia terdengar sangat mencemaskanmu," ucap Mikey.
Yuji? Elen mengukir senyum tipis. "Hah, apa dia masih peduli padaku?" tanya Elen.
"Tentu saja, sepertinya dia selalu mengawasimu."
Elen menganggukkan kepalanya, kemudian memikirkan sesuatu. Yuji? Benarkah begitu? "Berhenti di sini," ucap Elen.
"Tidak, aku ingin kau temani aku sejenak. Aku ingin kencan denganmu."
"Kencan?" Elen bertanya. Jelas ia sedikit bingung dengan maksud perkataan Mikey. Mikey tersenyum hingga tiba-tiba saja tertawa. Membuat Elen terheran-heran dengan tingkah Mikey.
"Kau serius? Astaga, aku pikir adikku telah dewasa," ucap Mikey.
"Kita cuman beda 2 tahun kan?"
"Hmm, oh iya. Sepertinya Chloe sedikit merindukanmu. Temui dia sesekali, jangan buat dia kesal," ucap Mikey.
"Apa-, apa aku boleh bertanya sesuatu?" Mikey melirik ke arah Elen sembari tersenyum hangat.
"Tentu."
"Apa mama menyebut namaku saat-, saat ia akan pergi?" tanya Elen. Mikey terdiam seribu bahasa, entah kenapa ia tak bisa mengatakan apa pun. Entah kenapa pertanyaan itu sulit untuk ia jawab. "Tidak ya. Tidak masalah," ucap Elen dengan ekspresi masam.
"Dia-, dia mungkin memikirkanmu. Tapi ia tak mengatakan apa pun. Dia hanya menatap fotomu saja."
Elen menatap Mikey. Mungkin terjadi sesuatu pada keluarganya yang tidak ia ketahui. Utamanya, mengenai kematian kakek dan ibunya. Ingatan samar-samar tentang keluarganya pun sulit untuk ia ingat dan pastikan. "Aku mengerti. Oh iya, aku cukup lapar setelah menjalankan misi. Kau harus mentraktirku apa pun yang aku inginkan," ucap Elen.
Dia tiba-tiba mengubah ekspresinya. Dan mengubah alur pembicaraan kami. Seolah-olah ia tak ingin tau, apa yang telah terjadi. Ataukah ia sebenarnya penasaran? Namun ia mencoba mencari tau sendiri. Pikir Mikey.
"Baiklah, pesan apa pun yang kau inginkan. Apa pun itu."
"Hmm! Kau akan menyesalinya," canda Elen.
"Ahahaha, aku tak akan menyesalinya. Selama kau yang memintanya."
"Lihat saja nanti."
Mikey menggelengkan kepalanya pelan. Ia merasa cukup lucu melihat tingkah Elen. Tentu saja, ini hal yang sulit untuk ia ungkapkan. Perasaan senang memenuhi dirinya sesaat, setelah melihat Elen yang terlihat mulai ceria. Namun siapa yang bisa menebak isi hati Elen? Hari ini atau mungkin hari-hari yang akan datang. Ia akan terlihat berbeda. Entah ia hanya berpura-pura atau memang ia sedang berusaha berbaur dan mencoba menjadi seperti orang lain.
Elen yang tumbuh tanpa berbicara dan berbaur dengan dunia luar. Terus hidup dalam dunia yang sunyi. Tak akan pernah tau seperti apa dunia luar dari dunia tempat ia tinggal. Mungkin seperti itulah kehidupan Elen sebelumnya. Terlihat pandai berbaur, menilai dan peka dengan orang lain disekitarnya, hanyalah suatu tindakan kewaspadaan yang ia lakukan dari kejam, dan buasnya dunia luar.
Elen menatap keluar jendela. Mencoba menikmati suasana dikota tersebut. Namun sebenarnya ia sedang merasa takut, dan hanya berusaha menutupinya.
Benar-benar berbeda, dan terlihat indah. Tapi dunia seperti ini hanyalah hutan liar bagi orang sepertiku. Kenapa? Kenapa aku tak pernah bisa menghilangkan rasa takutku? Padahal aku harus bisa memulai kehidupan baruku dari hal-hal sekecil ini.
Elen hanya akan menganggap dunia luar layaknya hutan liar tak berpenghuni, dan jika pun terhuni. Hanya akan ada mahkluk buas di dalamnya yang akan terus mengancam dirinya. Pola pikir seperti itu, ia dapatkan dari kehidupan dimasa lalunya. Ingatan yang ia kenang pun, begitu menyakitkan.
YOU ARE READING
Bad & Crazy School (Terbit)
Mystery / ThrillerOLD VERSION!! CERITA INI ADALAH CERITA SURVIVAL, DAN SUDAH BERISI SEASON 1, 2 DAN 3 [High School Of The Elite] Eleanor, seorang anak dari tahanan khusus yang memiliki masa lalu kelam akan kekalahannya dalam uji coba pelatihan wajib milter. Setelah m...
• • • - -/• • • • -
Start from the beginning
