• • • - -/• • • • -

5.2K 906 4
                                        

"Kebebasan tidak layak dimiliki jika itu tidak termasuk kebebasan untuk melakukan kesalahan."

- Mahatma Gandhi -

××××××××××

Vettel menghampiri Michael yang sedang menutup mata seolah sedang tertidur. Tentu saja, ia akan membahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Elen, setelah melihat kejadian tadi. Apalagi keduanya terkenal sering acuh dan tak ingin mencampuri urusan orang lain. namun kali ini kedunya cukup tertarik dengan hal seperti itu sejak kedatangan Elen.

"Kau menyadarinya?" tanya Vettel.

"Hmm."

"Setelah misi ini, semuanya akan kembali seperti semula. Aku tidak ingin berada di bawah kepimpinan anggota Black Uniform, bahkan di bawah kepimpinan Eren sekali pun," ucap Vettel.

Michael membuka matanya perlahan. Menatap ke luar jendela. "Berapa banyak anggota Red Uniform yang tersisa?" gumam Michael.

"Entahlah, aku belum memeriksanya," ucap Vettel. Menghela nafas pelan.

"Elen di bawah kembali. Otomatis poin miliknya akan ditangguhkan sementara."

"Karena itu, aku yakin Eren akan memikirkan cara lain. Mengetahui kemampuan Elen, akan membuatnya menjadikan Elen bagian dari Pion miliknya. Ditambah lagi, poin milik Vito mungkin berada ditangan Elen," jelas Vettel.

"Aku tidak bisa mengatakan jika Eren bisa mengendalikan Elen, begitu pun sebaliknya. Di sekolah ini, Eren dan Kireilah yang paling menyimpang. Staf guru juga tak akan tinggal diam. Lagi pula, aku tak yakin, jika Eren atau pun Kirei menyadari pergerakan Elen. Kau mengerti maksudku kan?" ucap Michael.

"Maksudmu, Elen akan-,"

"Pertama kali melihatnya, aku menyadari jika ia tak ingin bermain. Tetapi aturan dan situasi memaksanya untuk ikut bermain. Kali ini mungkin belum terlihat. Dan hanya beberapa yang menyadari pergerakannya. Walau begitu, ia akan menjadi salah satu anggota pendukung Red Uniform yang akan sulit dikendalikan oleh siapa pun, termasuk Kirei dan Eren sekaligus. Apalagi ia pasti sudah mendapat peringatan dari pria tua itu," jelas Michael.

"Hah ..., jika kau mengatakannya, itu pasti akan terjadi. Tebakanmu tak pernah melesat. Lagi pula, kita sudah menduganya sejak awal," ucap Vettel.

"Apa kalian membahas Elen?" tanya Ziko yang baru saja tiba. Namun ekspresi Michael dan Vito berubah.

"Hmm."

"Poin Vito mungkin berada ditangan Elen, itu mungkin alasan Eren mengawasinya, kan?" ucap Ziko.

"Ya, tapi entah kenapa aku merasa poin Vito tak berada ditangan Elen," sambung Michael seolah menyembunyikan sesuatu dari Ziko.

"Kenapa? Terakhir kali Vito menemui Elen, kan?" tanya Ziko.

"Ya, tetapi Elen sepertinya tak suka bermain dengan mudah. Ia tak akan ingin menerima poin Vito semudah itu. Tanggung jawab memegang kendali atas poin orang lain itu ..., lebih menyusahkan," sambung Michael.

Itu kau. Mungkin saja Elen berbeda. Ziko menggelengkan kepala pelan. "Jadi, maksudmu? Elen berusaha mempermainkan Eren? Walau ia tau, itu mustahil?" sambung Ziko.

"Bukan mustahil, tetapi peluangnya sangat sedikit. Itulah kenapa, aku ingin kita mendukung Elen. Bukan hanya karena ia anggota Red Uniform, tapi aku hanya tak ingin berhubungan dengan anggota Black Uniform. Jika tak bisa bersaing, setidaknya kita terlihat akur," sambung Vettel.

"Tetapi bermain dengan Elen sangatlah sulit. Pergerakannya cukup sulit untuk dimengerti dan ditebak. Selain itu, Elen tak selemah itu. Melihat ia memberi bantuan di lokasi semalam," sambung Ziko.

Bad & Crazy School (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang