• • - - -/• • • • -

5.6K 972 17
                                        

Apapun yang kalian putuskan untuk kalian lakukan saat ini dan kedepannya, kalian tak perlu mengingatku ataupun memaafkanku.

- B&C [Novito] -

××××××××

Pukul 00:00

Waktu menunjukkan pukul 00:00. Terdengar suara sirine dari arah pulau tersebut. Mendengar suara sirine itu, semua siswa segera bersiap dengan perlengkapan masing-masing. Bergegas menuju ke garasi kapal, dan mulai menyalakan mesin kendaraan mereka. Namun kali ini, para siswa bergabung dengan regu tim masing-masing. Tentu saja, dengan informasi terbaru dari Eren, mengenai situasi dan apa yang harus mereka lakukan sesuai tugas pertim regu. Semakin lama, suara sirine terdengar semakin keras. Menandakan jika mereka telah dekat dengan pulau itu. Situasi semakin menegang, kala suara sirine terdengar lebih keras, dan semakin keras. Waktu mulai menghitung mundur. Fokus kini tertuju ke arah pintu garasi kapal.

[3 ... 2 ... 1 ...]

Pintu garasi kapal pesiar terbuka. Eren segera melaju keluar, serta diikuti oleh seluruh siswa. Bergegas melaju kencang masuk ke dalam pulau. Tepatnya, mereka harus melewati hutan menuju ke bukit, karena kota tersebut dikelilingi oleh bukit. Waktu mereka telah dimulai, hanya punya waktu 29 jam sebelum matahari terbit, dan misi mereka, harus telah diselesaikan. Semua siswa harus menerima, jika mereka telah kalah dari Sistem, dan akan dieliminasi atau di drop out dari Rl school, sebelum bertemu dengan Lord Sistem atau tangan kanan utama Sistem.

Setibanya di atas bukit, mereka semua menatap ke dalam kota yang berada di bawah bukit. Kota tersebut benar-benar telah terbengkalai. Diantara para siswa, ada yang mulai merasa takut kala menatap kota yang terasa mencekam.

"Benar-benar gelap. Penerangannya juga sangat minim," ucap Leon.

"Tunggu!" ucap Kirei. Kirei melepas kancing blazer yang dikenakannya, lalu menarik dasinya, agar sedikit longgar.

"Apa yang akan kau lakukan?" tanya Ziko. Semua siswa menatap ke arah Kirei, termasuk Elen. Elen menatap Kirei sejenak, kemudian menatap Eren. Sementara Vettel dan Michael, tengah mengawasi Elen. Laura pun tak kalah. Ia menatap Eren lalu menatap Elen. Laura melirik ke arah kota, cukup serius.

"Kita tak bisa mengerjakan misi dalam keadaan seperti ini. Aku akan mengecek ke bawah," ucap Kirei.

"Kalau begitu, aku akan siapkan tim pertama," sambung Eren.

Elen berjalan sedikit maju, dan memperhatikan dengan teliti kota tersebut. Tanpa perintah dari siapa pun, ia mengangkat sniper miliknya, lalu berjalan mundur tanpa disadari oleh anggota lain selain Laura. Kirei menaiki sebuah motor, dan melaju turun ke kota sendiri. Ia ingin mengecek sesuatu yang mungkin hanya akan ia temukan di bawah sana. Baru saja melewati pintu gerbang, ia seketika melihat pergerakan sesuatu. Namun sangat sulit memastikan apa pun disekitarnya dalam penerangan yang begitu minim. Kirei terus melajukan motornya. Akan tetapi, sedikit lebih pelan dari sebelumnya. Ia tak akan bisa masuk sampai ke sektor pertama, tanpa izin dari Eren. Terlebih lagi, sektor pertama adalah bagian tugas untuk tim pertama. Kirei hanya ingin menemukan sesuatu yang terhubung dengan Sistem di kota tersebut. "Di sana rupanya," gumam Kirei.

Kirei melihat sebuah rumah yang memiliki penerangan berbeda dengan yang lainnya. Ia pun mendekat ke rumah itu. Setibanya di depan rumah itu, Kirei bergegas masuk ke dalam. Baru saja membuka pintu, sebuah kapak tiba-tiba terlempar kearahnya, entah dari mana asalnya. Dengan cepat ia memiringkan kepalanya. Jika tidak, kapak tersebut sudah pasti membelah kepalanya. Kirei terdiam sejenak sembari mengelus kepala. Tentu saja ia pasti sedikit terkejut dengan kejadian barusan. "Cih, menyebalkan!" Kirei mendengus kesal. Kirei berjalan mendekati sebuah kotak yang di dalamnya tampak berbentuk seperti lemari (bufet) telepon, di dalamnya terdapat sebuah meja touchscreen. Dilihatnya, terdapat satu soal yang tertulis di meja tersebut. Soal itu sangatlah singkat. "Hah, dia tak akan mempermudah misi ini."

Bad & Crazy School (Terbit)Where stories live. Discover now