21. Heartsick

6 3 0
                                    

Nenekku sekarang berdiri dan jalan area lapang dalam gudang yang sebelahnya kosong. Awalnya Yoon tidak percaya kalau para reflections yang berwajah tua ini punya kekuatan Dreamer. Nenek pasti akan pamer.

"Iya, nenek, aku tidak percaya."

"Kalau begitu,"
Nenek membuka matanya, pupil kanannya ada lingkar biru yang menyala.

"Perhatikan ini. Putri Dewi, ijinkan saya menggunakan rotmulaag."

"Diijinkan."

Ucap Minju santai. Nenek menghadap bagian lapang. Menarik napas dalam-dalam lalu berteriak,

"YOL!"

BHUWZH!

Semburan bola api muncul dari mulut nenekku sampai menerangi hampir seisi gudang ini. Ku tengok Yoon, dagunya seakan mau copot saking terpukaunya, begitupula Hyunjin.

"Hei, hei, Yoojung, kalau pamer kekuatan jangan pakai api dong, bisa-bisa rumahku terbakar."
Tegur Minhee tua.

"Tempat begini kamu sebut rumah? Ku ratakan dengan tanah saja sekalian, hahaha!"
Jawab nenek menyebalkan.

"W-wah! Ja-jadi, kekuatan itu nyata?!"

"Tentu saja, anak muda."
Terus Sangyeon.

"Kalau begitu, Pak Minhee juga punya?!"

"Bukan cuma aku yang punya,"
Giliran Minhee jawab. Ia jeda kalimatnya sejenak. Nenek kemudian duduk di tengah sofa di samping Sangyeon. Sedangkan Minhee berdiri penuh wibawa di balik mereka. Mata kanan mereka menyala sesuai kekuatan dan Minhee melanjutkan,

"Tapi kami semua."

Terpampang jelas tiga reflection yang wajahnya tua. Itu terlihat sangat keren menurutku! Nenek pernah cerita kalau para reflections dulu sangat akrab, dan kini mereka berkumpul lagi kecuali Chuu.

"Sebelum itu,"
Minju bangkit dari tempat duduknya. Mendekatiku lebih dulu.

"Aku akan memberikan kalian perlindungan. Yuri, ulurkan tanganmu."

"Yang mana?"

"Terserah."

Aku berikan tangan kanan. Di punggung tangan, Minju seperti menulis. Cahaya ungu muncul di punggung tanganku, bentuknya seperti Y tapi bagian garis tengah sedikit muncul (ᛉ). Saat ku lihat wajahnya, mata kanannya ada lingkar ungu. Usai padaku, Minju juga memberikan pada yang lainnya, termasuk Hyunjin, Jeno, dan Yoon.

"Sepertinya aku pernah lihat."
Ujar nenek sambil tangannya di beri tulisan lambang yang sama denganku.

"Tentu saja kamu tahu, Yoojung, nenekku yang mengajarkan ini."

"Oh, benar! Bella pernah memberiku ini."
Seru nenek. Ini simbol apa lagi? Apa ini termasuk bahasa dunia mimpi?

"Simbol ini bernama Algiz, Putri Dewi sebelumnya mengajarkan ini padaku. Simbol ini berarti perlindungan."

Tutur Minju santai sembari duduk. Simbol ini masih menyala ungu di tangan kita semua. Apa memang terus begini?

"Algiz."

Simbol ini menghilang saat Minju mengucapkan itu.

"Apa ini termasuk bahasa dunia mimpi? Aku tidak mengerti artinya."
Pertanyaan Jaemin sama sepertiku, mungkin kita semua.

Hyeongjun, The Dream Corrupter [Book 4] ✓Where stories live. Discover now