15. Curse Never Die

3 3 3
                                    

"Dua anak dalam ramalan?"

Tanya Chuu saat aku menanyakan apa yang telah ku dengar di Namukum bersama Yena tadi. Chuu membersihkan pakaian merahnya sambil melangkah ke dalam kastil. Diikuti aku dan Yena. Sesaat gerbang kastil tertutup, Chuu balik badan, menghadap kami yang babak belur.

"Aku tahu soal itu, hanya saja aku tidak mengerti siapa dan maksudnya. Tapi, darimana kamu tahu itu, Hyeongjun?"

"Saat aku dan Yena kembali dari Surearium, kami teleportasi di dekat Namukum. Semua reflection ada disana, Putri Dewi dan si kembar merawat Yuri."

"Huh, jadi perempuan pendek itu dirawat mereka. Lalu, apa yang kamu dengar?"

"Para reflection berbicara tentang 'dua anak dalam ramalan' dan menganggap Yuri salah satu dari itu, tapi mereka juga tidak tahu maksud ramalan itu."

"Wah, wah, mereka bernostalgia rupanya. Aku ingat ramalan itu. Yang memberitahu dulu adalah Sang Pelari Mimpi sebelum kalian lahir, namanya Kim Chaewon, kami sering memanggilnya Nek Chaewon. Dia Dreamer spesial diantara Dreamer lain, dia bisa meramal masa depan. Suatu ketika saat aku seumuran kalian, Nek Chaewon sedang sekarat. Aku dan para reflection sekarang menungguinya. Sebelum mati, dia memberikan pandangan masa depan untuk terakhir kali, yaitu tentang dua anak yang mengacaukan dunia mimpi. Lalu, dia meninggal, dan kami menyebutnya dengan 'dua anak dalam ramalan'."

"Hmm, jadi kalau misalnya Yuri benar-benar anak dalam ramalan, lalu siapa satunya?"

"Itu masih menjadi misteri, Hyeongjun."

"Oh, Chuu, apa kau tahu tentang orang bertopeng putih di hutan Pando?"

Pertanyaan Yena membuat Chuu menyerngitkan dahi. Memang terdengar tak masuk akal, tapi aku sudah dua kali bertemu orang itu.

"Orang bertopeng putih? Tidak ada di dunia mimpi yang menggunakan topeng putih."
Tuturnya membalas Yena.

"Ada! Aku dan Yena melihatnya jalan di tengah hutan Pando. Dia tidak tahu kami karena jubah hitam."

"Seumur hidupku jadi Dreamer, aku tidak pernah dengar atau lihat orang bertopeng putih. Kalian pasti kelelahan dan berhalusinasi."

Hm, bisa jadi. Namun, aku dan Yena benar-benar melihat orang itu di hutan Pando tadi. Biarlah, mungkin memang halusinasi kita.

"Omong-omong, aku dengar jurang ini di segel, Chuu?!"

"Oh, kamu tahu, Hyeongjun?"

"Tentu saja! Aku sempat memikirkan gimana cara kita kembali ke Absinthe, eh ternyata berhasil."

"Khu khu, apa kau lupa kalau Pelari Mimpi adalah ciptaan kita? Bahkan aku saja bisa melenyapkan segel itu."

Benar juga ya, aku hampir lupa soal itu. Kalau begitu, kekuatan Yuri setara denganku? Chuu kemudian menanyakan soal keberhasilanku di Rahseluv. Aku bilang kalau berhasil dan Yena memberikan 5 bulu emas pada Chuu. Dia langsung bahagia memegang bulu itu. Kemudian mengajak kami ke pintu kanan serong, dimana tempat ini ada dua peti yang terbuat dari es.

"Lihat ini."
Chuu jalan ke peti es sebelah kanan. Aku melihat jasad laki-laki tegap yang ku hajar tadi di Rahseluv.

 Aku melihat jasad laki-laki tegap yang ku hajar tadi di Rahseluv

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Hyeongjun, The Dream Corrupter [Book 4] ✓Where stories live. Discover now