5. Luck

6 3 2
                                    

"Chuu, ku rasa aku bertemu dengan seorang Dreamer, dia adalah teman sekelasku."

Aku langsung memberitahu Chuu setelah masuk dalam dunia mimpi. Ia berdiri dari singgahsana hitam, lalu jalan cepat padaku. Ia nampak begitu penasaran.

"Teman sekelasmu?! Kalau begitu, putaran Dreamer masih belum berakhir, siapa dia?"

"Namanya Jo Yuri. Aku tidak yakin benar apa tidak, tapi aku mendengar dia bertanya soal Draveler pada Putri Dewi, kebetulan juga Putri Dewi sekarang adalah teman sekelasku, Kim Minju namanya."

"Ooh, betapa menariknya ini. Kalau begitu, cari tahu si Yuri ini Dreamer apa, Hyeongjun. Cari tahu seluk beluk kekuatan apa yang dia miliki."

Aku tidak begitu akrab dengan Yuri. Dia gadis yang nampak tangguh walau pendek dan manis begitu. Aku takut untuk mendekatinya, aku tidak bagus memulai topik pembicaraan pada perempuan yang aku sukai. Lagipula, bagaimana bisa aku langsung tanya ke Yuri tentang Dreamer. Dia pasti curiga dan mendapati kalau aku juga seorang Dreamer. Oh, aku ada ide. Aku akan gunakan Yena untuk mencaritahu tentang Yuri karena mereka bersahabat. Menggunakan kemampuan mengendalikan bumi 2 detik pasti berfungsi pada Yena.

***

Tapi, mungkin aku harus menunggu Senin tiba untuk melakukan hal itu. Sabtu jurusanku libur, jadi apa boleh buat, kemampuan itu pula hanya bisa dilakukan di dunia nyata. Terlebih lagi, aku tidak tahu dimana Yena tinggal.

Siang tiba, Mama menyuruhku beli minyak goreng untuk stok. Ayah juga sudah pergi dari rumah, tentunya aku sendirian sekarang. Tapi, tiap hari Sabtu Mama selalu pulang cepat, tuan rumah di tempat Mama kerja memperbolehkan pembantu yang tidak tinggal untuk pulang awal.

Aku mulai jalan turun dari apartemen. Jalanan di Jalan Besar ke Tujuh tak terlalu ramai hari ini, padahal weekend. Lagipula suasananya cerah dan cukup menyengat kulit. Baru puluhan langkah menuju mart, aku bertemu Yena. Sebuah keberuntungan bagiku!


"Hai, Yena! Mau kemana?"
Panggilku ceria.

"Oh? Hyeongjun! Aku mau beli keik keju nih, kamu sendiri mau kemana?"

"Aku mau ke mart, beli minyak goreng sama kebutuhan lain."

"Oalah, mart situ?"

"Iya."

"Kalau begitu, aku duluan ya, Hyeongjun. Daah!"

Ini kesempatanku. Sebelum Yena pergi, aku mengaktifkan kekuatan mimpi. Aku mengerti bagaimana menggunakan kemampuan ini tanpa diberitahu Chuu, semua detilnya ada dalam mahkota hitam.

"Yena."
Ku panggil lagi, Yena menoleh.

"Ya?"
Ia menoleh, aku langsung menatap matanya dalam-dalam. Yena langsung tersentak dan pandangannya kosong.

"Yena, beritahu aku informasi tentang Yuri mengenai kekuatan mimpi."

Sahabat Yuri ini menjawab dengan tatapan kosong.

"Yuri bisa masuk ke mimpi orang lain dengan menaruh helai rambut orang lain di kepalanya."

"Sudah ku duga dia adalah Dreamer. Kalau begitu,"
Aku mulai kemampuan mengendalikan bumi selamat 2 detik.

"Tiap kali aku mengaktifkan kekuatan dan menatap matamu, beritahu aku seluruh informasi tentang Yuri."

"Baik."

Aku langsung menonaktifkan kekuatan. Yena celingak-celinguk kebingungan, dia tidak ingat apa yang aku lakukan tadi. Ini bagus, aku sudah menanam pemicu pada Yena. Dengan begini, aku bisa mencaritahu Dreamer apa Yuri.

Hyeongjun, The Dream Corrupter [Book 4] ✓Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin