20. Dream of The Dreamers

5 3 0
                                    

#####

"KYAAAAAA!!"

Aku dan perempuan bernama Jayoon teriak dengan kencang saat kami lihat ada mayat menggantung di dahan besar Namukum dunia nyata. Minju kemudian berkata,

"K-kalau begitu, Sang Perusak Mimpi yang sebenarnya dan yang gantung diri itu adalah Hyeongjun!"

"HAH?!"

Aku dan Jaemin terkejut dengan ucapan Minju. Dibarengi itu, semua mundur dan menatap teman sekelasku yang menggantung di atas kami. Sungguh pilu dan... menakutkan kalau melihat ada mayat begitu.

"Tapi, Yena-"

"Yena adalah Sang Perusak Mimpi sementara. Hyeongjun menjelaskan semuanya disini, Jaemin."
Tutur Minju dengan menodong kertas yang ia bawa.

"Jadi, yang di atas itu teman kalian?"
Tanya Minhee berwajah tua untuk memastikan.

"Benar. Padahal dia sangat ceria, tapi kenapa dia bisa begini."

"Semua orang punya sisi gelap, Yuri. Yang penting, apa kamu serius kalau Hyeongjun itu Sang Perusak Mimpi, Minju?"
Potong Jaemin.

"Serius! Aku baca lagi ya,"
Minju membuka lipatan kertas tadi.

"Aku adalah Dreamer, Sang Perusak Mimpi yang sebenarnya. Namaku adalah Song Hyeongjun. Aku harap yang menemukan kertas ini adalah seorang Dreamer."

"Maaf memotong, tapi kalian bahas apa sih? Apa itu Dreamer? Perusak Mimpi? A-aku gak ngerti apa-apa."

Perempuan muda nan menjulang memang bingung dengan pembahasan kita. Secara, dia bukanlah orang yang mengerti soal dunia mimpi. Akan susah menjelaskan semuanya, lagian Jaemin kenapa sih bawa cewek tinggi berponi ini, bukannya diusir malah diajak.

"Aku akan jelaskan nanti, Yoon. Kamu kalau tidak paham diam saja dulu."
Balas Jaemin dengan ketus.

"Kalau begitu, a-apa yang harus kita lakukan padanya? Darahnya terus menetes."

"Kami juga bingung, nak. Kalau kita memegang mayat, pasti sidik jari kita akan menempel dan mungkin akan merusak hasil otopsi."
Balas Minhee pada Yoon.

"Kalian tahu,"
Sangyeon menambahi sambil menatap mayat Hyeongjun.

"Yang lebih herannya kenapa tak ada bau? Padahal kalau dilihat dari kulitnya yang memucat, ini sudah lebih dari satu hari."

"Iiiuuuww, menjijikkan."

Yoon mundur empat langkah menjauhi kami.

"Apa mayat Hyeongjun dibiarkan begitu saja? Kenapa tidak kita turunkan lalu telepon ambulan?"

"Yuri, aku mengerti perasaanmu, tapi rumah sakit sudah banyak pasien yang terkena air laut hitam."

"Lalu kita disini diam saja dan membiarkannya membusuk gitu, Minhee?"

"Iya, mungkin itu cara yang terbaik sekarang."

"Lagipula,"
Jaemin menengahi sekarang. Ia menunjukkan pistol yang di tengah ada tabungnya.

"Ini sedikit aneh. Kenapa Hyeongjun punya pistol yang dimiliki anak buah Ayahku? Darimana dia mendapatkan ini?"

"Apa Hyeongjun pernah ke rumahmu, Jaemin?"
Tanya kak Hangyul.

"Tidak pernah. Atau mungkin dia kenal seseorang di rumahku ya?"

Di tengah ucapan Jaemin, tiba-tiba ponsel pintarnya bunyi. Dia bilang dari ayahnya. Jaemin menjawab panggilan dan sedikit menjauh dari kami. Yoon membuntuti Jaemin.

Hyeongjun, The Dream Corrupter [Book 4] ✓Where stories live. Discover now