3. Sudden Fever Phase: Absinthe

9 3 2
                                    

Kenapa Jiwoo melepasku ya? Apa karena aku cuma jadi beban baginya? Apa gara-gara aku dia jadi terluka? Aku masih terjun bebas dalam lubang kegelapan ini. Bahkan, disini aku ingat banyak kenangan pahit. Mulai dari teman-teman SMA yang merundungku, kejadian sial yang menimpaku, sampai ingatan ketika ayah memukuli Mama. Apa ini hukumanku karena tidak bisa melindungi Mama? Karena tidak berani? Karena jadi seorang pengecut? Ku tutup mata sejenak, membiarkan semua memori pahit terputar dalam pikiran.

BRUG!

Oh, aku sudah mendarat. Yang ku lihat adalah langit-langit merah dengan petir yang sesekali menyambar. Lantainya keras dan hitam mengkilat, bahkan aku bisa melihat pantulan tubuhku meski samar. Tempat ini sungguh luas namun sepi.

"Aku dimana?"
Gumamku sembari bangkit.

Di belakangku ada pintu merah besar dari kastil hitam-merah yang menjulang. Saat ku dekati, gerbang merah tersebut terbuka ke kanan dan kiri. Karena penasaran, aku masuk saja ke dalam.

Bangunan ini megah. Dinding seberang gerbang ada singgahsana, di atasnya ada gambar segitiga terbalik dengan wajik di tengah. Sebelah kanan dan kiri ada pintu besar penuh rantai yang hadapnya menyerong. Tepat di tengah ruang, seseorang feminin berambut panjang dengan pakaian serba merah menatap singgahsana tersebut. Dia menoleh ketika aku dekati. Lalu membalik seluruh badannya.

"Jiwoo?!"

"Selamat datang, Hyeongjun."

"Kenapa kau melepasku tadi, Jiwoo?! Kenapa?!"

"Ah, itu, maafkan aku sebelumnya, itu bagian dari fasenya."

"Fasenya? Kamu bicara apa? Apa kamu tau ini dimana?"

"Pakai ini,"
Jiwoo menyodorkanku sebuah mahkota hitam.

"Maka kamu akan tahu semuanya."

"Kenapa?"

"Percayalah padaku."

Aku terima mahkota itu. Perlahan ku pasang di kepalaku, mencoba yakin bahwa aku akan baik-baik saja.

CRATS!

"UAGH!"

Tepat setelah ku pakai mahkota hitam, kepalaku sakit dan ingatanku dipenuhi dengan gambaran-gambaran yang nyata. Gambaran yang ku lihat adalah perempuan muda bernama Heejin, ia membawa kapak perak dan ditelan pohon beringin raksasa, kemudian gambaran ini beralih ke hamparan pasir luas nan gelap serta pohon-pohon yang lambat laun tumbuh, dua kastil yang saling berhadapan, yaitu hitam dan putih, kastil putih melayang di langit, sedangkan kastil hitam tenggelam ke tanah. Tempat tadi adalah dunia mimpi, kemudian muncul dinding yang membatasi dunia mimpi dengan kehampaan.

Tak selesai sampai situ, gambaran tadi beralih pada orang-orang terpilih untuk mewarisi kekuatan yang dimiliki Heejin tadi, kemudian ia dipanggil Dewi Kelinci karena alasan tertentu. Pemilik kekuatan ini disebut Dreamer, lalu ada reflection juga. Kekuatan-kekuatan tersebut ada Perusak Mimpi, Penangkap Mimpi, dan Penakdir Mimpi. Lalu muncul perempuan terpilih oleh Dewi Kelinci yang disebut Putri Dewi, gambaran ini menunjukkan seluruh Putri Dewi dari generasi ke generasi. Selanjutnya wujud asli si kembar, hewan-hewan di dunia mimpi, tujuan asli Dewi Kelinci sehingga Perusak Mimpi membuat Sang Pelari Mimpi, kemudian para Dreamer sekarang yaitu Jiwoo, Sangyeon, Minhee, dan Yoojung.

Hyeongjun, The Dream Corrupter [Book 4] ✓Where stories live. Discover now