10. Remorse

3 3 1
                                    

Saat kuliah keesokan harinya. Yena dan aku bersikap biasa saja. Apalagi terhadap Yuri. Untung Yena mengenakan jubah hitam yang diberi Chuu. Jadi, Minju juga tidak tahu siapa Yena sebenarnya.

Kuliah Selasa ini sedikit berbeda. Aku tidak berangkat ke kampus dari rumah, melainkan dari tempat Chuu tinggal. Tentunya aku belum mandi. Aku berencana untuk mandi di kampus saja.

Saat istirahat hendak pergantian mata kuliah, aku gunakan kesempatan ini ke kamar mandi belakang. Melewati kantin, ada Yuri dan Yena duduk di area luar kantin. Yuri memanggilku.

"Hyeongjun~"

"Oh, hai, Yuri dan Yena!"

Jawabku melambai tangan pelan. Yuri melihatku sejenak. Mungkin dia bisa lihat lebam di pipi kananku. Bagaimana tidak, lebam ini ku dapatkan dari ayah yang tadi malam menghajarku habis-habisan.

"Hyeongjun, ayo gabung sini."
Ajak Yuri.

"Thanks, Yuri. Tapi, aku mau ke kamar mandi dulu. Daah!"

Bukannya aku tidak mau. Tapi, aku belum mandi, hehe. Mana mau aku bau di depan gadis yang ku sukai.

***

Sepulang dari kampus, aku langsung kembali ke apartemen. Di luar dugaanku, ternyata Mama ada di dalam. Ku kira masuk kerja. Sayang sekali, Mama jalannya sudah terseok-seok. Terlihat jelas ada bekas pukulan serta bekas ungu di kaki Mama. Ini salahku. Jelas salahku. Kalau saja aku tidak menerima narkoba yang diberikan San, pasti Mama tidak akan dihajar ayah.

Tapi, Mama adalah perempuan kuat. Dia masih tersenyum padaku seakan tak ada apa-apa. Aku minta maaf, namun Mama bilang bukan salahku. Rasa sesal dalam hatiku meluap. Aku aktifkan kekuatan mimpi dan dengan kemampuan mengendalikan bumi selama 2 detik, aku buat kota Seoul sepi. Agar perasaanku bisa dirasakan oleh semua manusia di kota ini.

Sedikit cukup lama, aku merasakan hawa kekuatan Dreamer dekat area aku tinggal, bukan, tapi dekat area kampus. Aku harus melihatnya, mumpung Mama sudah tidur duluan. Aku keluar rumah dan mencari sumber kekuatan.

Oh, Chuu sedang menghadapi Yuri dan dua pria tua. Mereka adalah reflection dari Penangkap Mimpi dan Penakdir Mimpi. Chuu berhasil merobohkan dua pria tua, lalu Yuri diikat dengan akar yang muncul dari tanah. Saat Chuu hampir melakukan sesuatu pada Yuri, muncul seseorang lagi dengan motor putih besar. Dia adalah Jaemin! Mereka adu rotmulaag. Aku akan memutar dan berdiri di belakang Chuu.

"Dah!" (Dorong)

Tepat saat aku hampir sampai, tubuh Chuu terhempas kena ucapan bahasa dunia mimpi. Sebelum membentur dinding, aku nyalakan kekuatan.

"Feim!" (Pudar)
Ucapku menunjuk Chuu.

BRUGH!

Memang Chuu membentur dinding, hanya saja dia tak akan merasa sakit. Dia pura-pura pingsan, menunggu yang lain pergi dari sini. Beberapa saat kemudian, Chuu bangkit dan membersihkan diri.

"Anak-anak brengsek! Lihat saja kalian nanti."

"Kamu tidak apa-apa, Chuu?"

"Hyeongjun, besok kamu atau Yena pergi ke Putri Dewi dan ambil buku yang sering dibawanya! Oh, tidak, kalau bisa bawakan halaman yang berkaitan tentang kebangkitan kita!"

"Baik, Chuu. Akan ku beritahu Yena besok."

"Pulanglah, aku sedang tidak mau diganggu!"

Hyeongjun, The Dream Corrupter [Book 4] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang