16 || Sirkuit

13.8K 1.2K 3.1K
                                    

Kalau linknya gak bisa dibuka, dan suruh masukin pw terus, tandanya kalian gak baca cara buka linknya.

Hapus spasi dulu sebelum masukin pw.

.
.

Spam komen yuk!

Jangan lupa Vote juga, makasih 😍

Part ini panjang juga, lebih panjang dari kemarin 😭

.
.
.

"Yorka! Shan mana?" Tanya Diana saat Yorka baru saja tiba di rumah pukul 9 malam seorang diri.

Yorka terdiam sejenak, nampaknya Shan tidak pulang, dan ia tidak tahu di mana Shan berada.

"Biasa, di rumah Yoan. Tugas makin hari makin gak ngotak! Kayak anak kuliahan aja," sahut Yorka sambil mendumal.

Diana pun menghela nafasnya, "kenapa Shan gak kamu jemput di rumah Yoan?"

"Dia suka marah, Biarin aja. Mungkin nginep."

"Gak apa-apa kalau beneran ngerjain tugas, asal jangan banyak main," ujar Diana seraya membuatkan minuman untuk Yorka, sementara Yorka duduk di salah satu kursi meja makan.

"Ma, Shan anak pungut bukan sih?"

"Sembarangan kalau ngomong!"

"Abis mama lebih sayang aku dari pada Shan."

"Enggak gitu, Yorka. Mama sering marahin Shan karena mama sayang, kadang mama cape sama tingkahnya, tapi untung akhir-akhir ini dia enggak bikin masalah lagi," ucap Diana berusaha untuk menjelaskan.

Yorka tak menyahut lagi, ia kembali terdiam dan memikirkan di mana Shan berada, tak mungkin Shan bersama Killian, mengingat keduanya bertengkar karana kejadian semalam.

"Ma, sebenarnya aku berantem sama Shan, Shan jadi gak mau pulang," gumam Yorka yang membuat Diana kesal.

"Kali ini karena apa?"

"Tadi pagi telat sampe di sekolah gara-gara Shan kelmaaan dandan, dia enggak mau disalahin, terus kita berantem."

"Cuma masalah spele, kenapa harus kalian gede-gedein?! Sekarang jemput Shan di rumahnya Yoan!"

"Gak, dia gak akan mau pulang, Biarin aja dia di sana, temen-temennnya Shan gak nakal kok."

"Tapi besok kamu harus ajak Shan pulang!"

"Iya, Ma.."

**

Ddrtt
Ddrrtt

Killian yang duduk di pinggiran kasur meraih ponselnya di atas meja, ia berdecak sebal setelah tahu Yorka yang menghubunginya, namun ia tetap menjawab panggilan tersebut.

"Hm."

"Shan sama lo?"

Killian melirik Shan yang tengah terlelap di atas kasur dengan posisi meringkuk, "gak."

"Jangan bohong, anjng!"

"Gak ada, bngst! Di rumah cowoknya kali," setelah mengatakan itu Killian memutuskan sambungannya, dan tepat saat itu Shan membuka matanya tanpa mengubah posisinya.

Shan bertemu tatap dengan mata tajam Killian, kemudian ia berusaha untuk mengubah posisinya, namun ia meringis kesakitan dan mengurungkan niatnya.

"Gue harus pulang," ujar Shan dengan suara serak.

"Enggak."

"Kenapa?"

"Karena gue gak pengen lo pulang."

LOVE SHIT || Toxic Relationship + Jeno ✔️Where stories live. Discover now