Mengalihkan pembicaraan eh?

Mungkin bukan waktunya Auristela membongkar hubungan dua orang sahabatnya itu dengan Intan. Pura-pura gak tau, padahal paling tau. Bukankah hal yang seru?

Melihat mereka yang berlagak paling pintar membodohi tanpa sadar dirinya sendiri sedang dibodohi.

"Gak usah bahas Zico, dia jahat! Selama ini dia ternyata mainin gue aja," ucap Auristela dengan nada dia buat sedih.

Wajah Dinda dan Alisha pun terlihat sangat kaget, mereka berdua menutup mulut dengan tangan.

"Yang sabar ya Auris, mungkin Zico emang bukan jodoh lo," ucap Alisha merasa prihatin.

Dalam hati Auristela berdecih, dia yakin dalam hati mereka berdua bersorak gembira bahkan dirinya yakin mengejek dirinya.

"Gue kurang apa sih buat Zico, semua udah gue lakuin tapi Zico gak pernah lirik gue," Auristela mengatakannya dengan air mata yang menetes membuat Dinda dan Alisha merasa simpati.

"Gak usah nangis Ris, mendingan sekarang kita have fun aja! Kita bolos sekolah terus borong belanjaan di mall!" ucap Dinda dengan semangat.

Alisha langsung setuju, dia menganggukkan kepalanya. "Iyaa, mending kita have fun aja! Kita perawatan sekalian perbaiki penampilan lo, biar lebih cantik. Gue yakin Zico pasti langsung ngelirik ke arah lo."

Dan biarin gue yang bayarin? Ogah.

Dia sudah tahu bagaimana liciknya dua orang di depannya ini. Lagaknya menghibur dirinya padahal aslinya mereka hanya ingin perawatan dan belanja gratis karena mereka akan banyak alasan dan ujung-ujungnya mereka menyuruhnya membayar semua tagihan mereka.

"Tapi gue belum dikasih uang sama Papa, pinjem duit kalian dulu gimana?" Tanya Auristela membuat Dinda dan Alisha saling tatap.

"Kayaknya gak jadi aja deh, gue lupa ada ulangan harian hari ini," ucap Alisha diangguki oleh Dinda, mereka berdua sekelas dengan Intan.

Sudah Auristela duga, mereka pasti mencari alasan. Mereka saja tak mau mengeluarkan uang apalagi meminjami uang.

Di kehidupannya yang dulu, Auristela sangat boros karena dia akan belanja sesukanya apalagi harus membayar belanjaan kedua sahabatnya. Dan seperti biasanya dia akan dimarahi oleh sang Papa.

"Yah kok gitu! Ya udah deh gapapa, terpaksa deh gue masuk hari ini," ucap Auristela pura-pura kesal.

"Iya sorry ya Ris! Besok-besok kalo udah dikirim uang sama Papa lo, kita pasti hang out kok! Kita pergi dulu ya," ucap Dinda pamit diikuti oleh Alisha.

Auristela menatap kepergian kedua 'sahabatnya' itu dengan pandangan datar.

"Tunggu aja pembalasan gue sama kalian," ucap Auristela menyerupai bisikan yang hanya bisa dia dengar.

***

Intan menatap kasian ke arah Zico yang kesakitan di atas ranjang UKS, meski sudah diobati tetap saja dirinya kasian dengan pria di depannya itu.

"Kamu kenapa bilang kalo kamu sama Auris gak pernah pacaran?" Tanya Intan dengan hati-hati mengingat kelakukan Zico tadi pagi.

"Itu kenyataannya, dia cuma benalu yang selalu gangguin aku, Tan! Aku gak suka, aku cuma cinta sama kamu," balas Zico sambil menatap serius ke arah Intan.

Intan yang mendengarnya tentu merasa senang melihat Zico lebih memilihnya ketimbang Auristela.

"Gimana sama Auris?" Tanya Intan.

Zico yang mendengar nama itu lagi merasa muak, "Bisa gak sih kamu gak mikirin dia terus? Udah cukup kamu minta kita backstreet selama ini, aku udah gak tahan! Auris pantes buat dapetin semua itu."

"Tapi Auris cinta sama kamu Zico, aku gak mau nyakitin sepupu aku," ucap Intan dengan penuh pura-pura merasa khawatir pada Auristela.

Zico yang mendengar nama Auristela disebut merasa emosi, "Bisa gak sih kamu gak mikirin Auris? Dia aja selalu berlaku buruk sama kamu, Tan! Kamu terlalu baik sampe gak liat gimana sifat sepupu kamu itu!"

"Tapi-"

"Gak ada tapi-tapian! Udah stop ngomongin dia bikin aku emosi aja," ucap Zico sambil membaringkan tubuhnya di ranjang UKS.

Intan yang melihat hal itu menghela napas, dia tak mengira kejadian tadi akan terjadi.

"Okay, kalo gitu aku pergi ya!" pamit Intan sambil mengecup bibir Zico sekilas.

Intan berjalan keluar dari UKS seraya masih memikirkan apa yang terjadi tadi. Dia pikir akan lama menyembunyikan hubungannya dengan Zico.

Mengingat kembali reaksi Auristela membuat hatinya puas.

Dia tak sabar melihat Auristela patah hati melihat dirinya punya hubungan dengan Zico, perlahan-lahan satu persatu apa yang diinginkan Auristela akan menjadi miliknya.

Lo bakal hancur sehancur-hancurnya , Ris.

Tanpa diketahui oleh Intan, Auristela yang sekarang berbeda dengan Auristela yang dulu.

°

°

°

°

°
Bersambung

Kayaknya Auristela gak butuh sahabat deh, apalagi kayak Dinda sama Alisha🖕

Jangan lupa vote dan komen yaa, sama masukin cerita ini di reading list kalian biar banyak yang baca hehehe

Sekian dulu yaa

Spam next di sini kalo mau lanjut

Sampai jumpa di part selanjutnya

Bye

~09 Maret 2022

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 09, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Become Antagonist CoupleWhere stories live. Discover now