21

5.8K 822 123
                                    

SELAMAT MEMBACA🫂

Savira langsung membuka mata dan menatap sekeliling. Ternyat dirinya di kamar apartemen Edgar, dan tidak pindah dimensi lagi.

Savira pun beranjak dan mengambil gelas yang berisi air bening. Dan memegang dadanya yang terasa berdenyut nyeri.

Setelah itu tanganya naik ke arah leher dan mendapatkan sebuah kalung. Savira pun langsung berlari ke arah lemari Edgar yang ada sebuah cermin, ia pun melihat kalung dengan rantai kecil dan terdapat liontin berwarna ungu di kelilingi oleh batang bunga berwarna kecoklatan. Yang membuatnya menjadi elegan.

Tapi siapa yang memberikan kalung langka ini, tidak mungkin Edgar kan? Tapi bisa jadi dia sih. Bodo amat yang penting kalunganya sudah terpaksa cantik di lehernya berarti itu milik dirinya.

"Cantik banget" ucap Savira dengan mengusap-usap liontin berwarna ungu itu.

"Kira-kira dari siapa ya nih kalung?" tanyanya pada diri sendiri mengenai hadirnya kalung itu secara tiba-tiba.

"Itu dari saya tuan" ucap Warrick di dalam pikiran Savira.

"Dari lo?" tanya Savira memastikan bener tidak ucapan Warrick atau sistem ciko tersebut.

"Iya tuan, itu sebagai pelindung Anda di dunia ini. Ketika di luar jangkauan Kallos, dan sedang terjadi sesuatu." Jelasnya Warrick.

Savira pun menunduk dan mengangkat liontin itu agar dapat ia liat lebih jelas. Liontin ini pelindungnya, sampai ia bisa menyelesaikan misi sesungguhnya untuk segera bisa pergi dari novel ini.

Tapi kalau ia pergi, ia tidak dapat melihat Edgar lagi selamanya. Dan ia hanya bisa melihat itu di novel yang ia baca dulu.

Ahhh. Ia jadi bingung untuk pergi atau tidak dari dunia ini. Disini dia ada Edgar yang selalu menemaninya, tapi di sana ia selalu di tinggal sendiri di rumah.

"Kenapa lo?" tanya Edgar yang melihat wajah murung Savira di depan cermin, dan memegang sebuh kalung.

Kalung? Dari mana Savira mendapatkan kalung itu? Atau dia dapat dari laki-laki lain? Tapi di lihat dari tatapnya, Savira sangat menyayangi kalung itu.

Savira pun melihat Edgar  yang sedang bersandar di depan pintu kamarnya.

"Lo nggak liat gua lagi ngaca, menganggumi kecantikan gua" ucapnya berbohong, tidak mungkin Savira akan berucap bahwa dirinya sedang memikirkan misi yang akan ia jalani kedepannya.

"Siap yang bilang lo cantik, itu pasti boong orangnya" ledek Edgar dan berjalan ke arah Savira.

"Halah, gua jelek gini. Kalo jalan sama cowo lain, lo udah ketar ketir" sinis Savira dan menatap Edgar dengan tajam, sedang kan Edgar hanya membalasnya dengan cengengesan.

"Lo, kalo di mata orang lain harus jelek Sap."Savira mendengar itu langsung mengerutkan alis, dan menatap wajah Edgar dengan bingung.

"Maksut lo, gua harus jelek trus gitu?" tanya Savira, ya nggak mungkin dong Savira harus tampil jelek trus setiap hari.

"Biar di mata gua aja, lo selalu cantiknya" ucap Edgar dengan senyum manis di wajahnya.

White Cat!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang