19

6.7K 1K 171
                                    

SELAMAT MEMBACA🫂

Setelah perkelahian, Savira pun langsung ditarik Edgar ke belakang sekolah. Tempat yang memang jarang di lewati oleh para warga sekolah.

Belakang Sekolah atau lebih sering di sebut taman keramat. Banyak yang mengatakan bahwa tempat itu di huni oleh makhluk tak kasat mata, di tambah adanya pohon beringin besar berada di tengah-tengah taman.

Makanya, banyak murid di SMA SATYA yang tidak ingin lewat di sana, takut nanti pas mereka lewat di hadang oleh setan tak berkepala, kan panik.

Ya, itu hanya omong kosong belakang. Orang yang tidak pernah lewat tempat itu, padahal aslinya taman keramat ini indah banyak bunganya dan ada sebuah pintu yang langsung tembus ke jalan raya. Cocok untuk para murid yang sering berbolos.

Bug

Punggung Savira yang menghantam tembok.

"Uhhh, sial. Di kira kagak sakit apa." batin Savira.

Savira pun mengelus-elus punggungnya yang mungkin sedikit memar. Memang antagonis kalo sedang marah pasti melampiasakannya ke fisik.

Sedangkan sang pelaku yang membuat punggung Savira sakit hanya menatap datar dan menyorot dengan tajam.

Edgar pun mengurung tubuh Savira di tengah-tengah, dan mengangkat dagu Savira agar menatap mata bak elang yang siap memangsa Predatornya.

"JADI INI ALESAN SEBENERNYA LO KABUR DARI GUA HA?!" bentak Edgar, dengan wajah yang mengerasa dan tangan yang mengepal di sisi kepala Savira.

Savira yang melihat kemurkaan Edgar secara langsung, takut. Apa ini yang di maksud jangan membuat sang antagonis marah. Kalo iya, sungguh ini menakutkan sekali.

"N-nggak, gua nggak sengaj--" belum sempat ucapanya, menyelesaikan ucapannya Edgar lebih dahulu memotong.

"Nggak sengaja apa ha? Nggak sengaja ketemu di jalan trus lo di aja bareng gitu? Iya gitu? Ha?!" potong Edgar.

Pertanyaan Edgar pun hanya dapat anggukan dari Savira. Edgar pun memejamkan mata sejenak untuk meredamkan emosinya yang masih berkobar.

Edgar pun menaruh kepalanya di atas pundak Savira, dan menghirup wangi vanila yang mampu menenangkan pikirannya.

"Lo tau nggak. Gua udah panik nyariin lo tadi pagi, takut lo di culik. Atau terjadi hal-hal aneh pas kabur Sap. Tapi, nyatanya lo malah boncengan berdua sama si Angkasa." lirih Edgar. Savira merasakan hembus di lehernya ketika Edgar berbicara sedikit merinding.

"Miris banget Sap. Gua baru pertama suka sama cewe, tapi cewenya malah suka sama orang lain. Lucu ya." lanjut Edgar dengan sedikit nada putus asa di dalamnya. Ia baru saja jatuh hati oleh perempuan yang aneh dan unik, tapi apa. Dia langsung di jatuhkan gitu saja, tanpa di bantu untuk berdiri lagi.

"Maaf" Savira sedikit menyesal dengan tidakan kaburnya dan berakhir seperti ini.

"Lo milik gua Sap. Cuman milik Edgar, gak boleh ada yang lain" tungkas Edgar. Sambil mengangkat kepalanya dan menyorot mata Savira dengan tegas, namun ada sorot kehangatan. Dan nada bicara yang tidak boleh di bantahkan dan penuh penekan.

Savira pun menggelengkan kepalanya keras, sambil menangkup wajah Edgar, dan mengelus-elus alis tebal Edgar yang rapi.

"I'm mine not yours" sambil tersenyum kecil yang terkesan mengejek di mata Edgar.

Edgar langsung merengkuh tubuh kecil Savira ke dalam dekapanya.
"Gak, lo milik gua. Semua di tubuh lo, milik gua. Titik gak pakek koma."

"Punya apa lo, ngeklaim gua sebagai punya lo?" Edgar yang mendengar itu tersenyum miring. Hey!, di punya segalanya. Dia anak tunggal kaya raya asal kalian tau. Mau minta apa saja bakal ia kabulkan, dalam kedipan mata.

White Cat!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang