20

6.6K 830 155
                                    

SELAMAT MEMBACA 🫂

"Tuan"

"Tuan"

"Tuan...."

Suara itu. Suara yang telah lama tidak di dengar oleh Savira. Suara sistem ciko, entah kemana si bocah kampret itu menghilang dari pikiran Savira.

Savira rasa. Ia seperti tertidur di tempat yang begitu luas, dengan rumput yang bergoyang kesana kemari karena hembus angin.

Langit cerah dengan sinar matahari yang tertutup oleh awan, seakan Savira merasakan ini seperti di surga.

Tapi.

Tunggu.

Apakah surga juga ada pangeran tampan yang sedang menatap orang lain tidur?

Savira tersadar pun melototkan kaget, melihat laki-laki yang sedang menatap dirinya dengan tatapan polos.

Ia langsung berdiri dan menatap sekelilingnya kaget.

"I-ini dimana?!" pekik Savira. Melihat dirinya yang tiba-tiba saudah pidah dimensi lagi. Kenapa setiap dirinya tidur ia harus pindah alam trus. Apa Tuhan tidak mengijinkan ia tinggal tetap gitu.

Memang tadi sehabis sekolah seperti biasa. Savira akan langsung tidur tanpa mengganti seragam sekolahnya.

Kalo seperti ini apakah ia tidak usah tidur agar tidak pidah dimensi.

Sedangkan laki-laki itu hanya menatap polos Savira yang sedang mencak-mencak tidak jelas.

"Hai tuan" sapa laki-laki itu, dengan melambaikan tangannya ke udara, dan tersenyum lebar sampai melihat taring kecil di giginya.

Savira melihat laki-laki yang menatapnya dengan polos dan berkata 'tuan'. Ia tau sih dia itu majikan, tapi tidak usah cowok ganteng ini juga menyebutnya tuan, atau memang karna ia terkenal sampai ke alam lain ya.

"Ganteng, kok kamu bisa di sini?" sejujurnya pertanyaan itu harusnya di tunjukkan oleh dirinya sendiri. Sambil berjongkok di depan laki-laki bersurai keemasan tersebut.

"Makasih loh tuan, saya udah di bilang ganteng" balas laki-laki itu dengan pedenya, dan menyisirkan rambutnya ke belakang. Dan menggoyangkan telinga kucing yang ada di atas kepalanya.

"Bentar-bentar. Suara lo kek kagak asing, tapi siapa ya?" sambil memiringkan kepala, apakah sebelumnya ia pernah bertemu dengan laki-laki di hadapnya? Tapi suaranya tidak asing di telinganya.

"Tuan, beneran lupa sama saya?" ucapnya dengan lesuh, dan jari telunjuknya yang mengorek-ngorek tanah. Savira yang melihat laki-laki bersedih itu tidak tega, aduh sungguh lemah dirinya melihat orang ganteng sedih.

"Emang lo siapa sih? Kita pernah ketemu sebelumnya? Suara lo kek nggak asing di telinga gua." terang Savira. Sambil memainkan kuping laki-laki di sampingnya yang mirip dengan kuping kucing tersebut. Lucu, pikir Savira. Kuping manusia mah di samping kepala, lah ini malah di atas.

"Ihhh, saya ini ciko tuan" rajuk Sistem Ciko, dan mengerucutkan bibirnya lucu.

Ha? Apa tadi? Ciko? Tidak salahkah Savira mendengar, ciko bentukannya tidak seperti ini dia agak burik sih dan tidak putih bersih, seperti laki-laki yang mengaku dirinya itu sistemnya Ciko.

"C-ciko? Lo beneran ciko?! Kok lo jadi ganteng sih!" seru Savira. Dengan terkaget-kaget, siapa yang tidak kaget melihat sosok yang selama ini selalu berada di sisi kita. Tiba-tiba glow up tapi tidak mengajak-ajak.

White Cat!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang